Setelah Murray, Golovkin Siap Ladeni Cotto-Canelo
A
A
A
STUTTGART - Gennady Golovkin membutuhkan waktu tidak lebih dari seminggu ketika menentukan lawan yang akan dihadapinya berikutnya. Juara dunia tinju kelas menengah versi IBO/WBA Super/interim WBC itu langsung menerima duel kontra Martin Murray, setelah mereka mengalahkan lawannya masing-masing.
Golovkin hanya membutuhkan waktu dua ronde untuk merobohkan Marco Antonio Rubio di Carson, California, Amerika, Serikat, 19 Oktober lalu. Seminggu kemudian, giliran Murray mengalahkan Domenico Spada. Seusai kemenangan Murray, Golovkin langsung mengangguk setuju untuk dipertemukan dengan petinju berkebangsaan Inggris tersebut.
Promotor Golovkin, Tom Loeffler memiliki pandangan bahwa dengan mengalahkan Rubio, maka petinju berpaspor Kazakhstan itu berdiri sebagai penantang wajib untuk pemegang mahkota WBC, yang kini digenggam Miguel Cotto. Sementara, Cotto sendiri dijadwalkan untuk bertarung mempertahankan gelar melawan Saul "Canelo" Alvarez pada Mei tahun depan.
"Memerangi Rubio adalah keputusan strategis untuk Gennady, yang sekarang menjadi penantang wajib untuk pemenang Canelo-Cotto," tandas Loeffler, seperti dikutip LA Times.
"Sulit untuk memprediksi apa yang akan mereka lakukan, tapi itu tugas saya untuk menciptakan peluang buat Gennady. Canelo menerima hampir setiap tantangan, sehingga itu bisa terjadi. Dengan Cotto, sulit untuk diprediksi. Saya tahu mereka berdua prajurit," sambungnya.
Namun sebelum jauh ke sana, Golovkin, yang belum pernah tersentuh kekalahan dalam 31 duel tinju profesionalnya, terlebih dahulu melewati hadangan Murray di Monte Carlo, Monaco, 22 Februari mendatang.
"Kurang dari tujuh hari setelah dia mengalahkan Rubio, kami mengumumkan pertarungan berikutnya," ucap Loeffler. "Itulah yang diinginkan Gennady, untuk tetap aktif."
"Murray adalah petinju kelas menengah yang paling menarik yang tersedia, lawan dengan rating tertinggi, pilihan strategis setelah Gennady keluar bersih dari pertarungannya," pungkasnya.
Golovkin hanya membutuhkan waktu dua ronde untuk merobohkan Marco Antonio Rubio di Carson, California, Amerika, Serikat, 19 Oktober lalu. Seminggu kemudian, giliran Murray mengalahkan Domenico Spada. Seusai kemenangan Murray, Golovkin langsung mengangguk setuju untuk dipertemukan dengan petinju berkebangsaan Inggris tersebut.
Promotor Golovkin, Tom Loeffler memiliki pandangan bahwa dengan mengalahkan Rubio, maka petinju berpaspor Kazakhstan itu berdiri sebagai penantang wajib untuk pemegang mahkota WBC, yang kini digenggam Miguel Cotto. Sementara, Cotto sendiri dijadwalkan untuk bertarung mempertahankan gelar melawan Saul "Canelo" Alvarez pada Mei tahun depan.
"Memerangi Rubio adalah keputusan strategis untuk Gennady, yang sekarang menjadi penantang wajib untuk pemenang Canelo-Cotto," tandas Loeffler, seperti dikutip LA Times.
"Sulit untuk memprediksi apa yang akan mereka lakukan, tapi itu tugas saya untuk menciptakan peluang buat Gennady. Canelo menerima hampir setiap tantangan, sehingga itu bisa terjadi. Dengan Cotto, sulit untuk diprediksi. Saya tahu mereka berdua prajurit," sambungnya.
Namun sebelum jauh ke sana, Golovkin, yang belum pernah tersentuh kekalahan dalam 31 duel tinju profesionalnya, terlebih dahulu melewati hadangan Murray di Monte Carlo, Monaco, 22 Februari mendatang.
"Kurang dari tujuh hari setelah dia mengalahkan Rubio, kami mengumumkan pertarungan berikutnya," ucap Loeffler. "Itulah yang diinginkan Gennady, untuk tetap aktif."
"Murray adalah petinju kelas menengah yang paling menarik yang tersedia, lawan dengan rating tertinggi, pilihan strategis setelah Gennady keluar bersih dari pertarungannya," pungkasnya.
(nug)