FIA Tuding Jules Bianchi Abaikan Keselamatan
A
A
A
PARIS - Federasi Automotif Internasional (FIA) menuding jika kecelakaan maut yang dialami Jules Bianchi disebabkan keteledoran si pembalap. Otoritas tertinggi Formula 1 itu menuding Bianchi mengabaikan faktor keselamatan.
Pernyataan ini merupakan hasil penyelidikan atas kecelakaan maut yang dialami pembalap Marussia di Sirkuit Suzuka, Jepang pada 5 Oktober lalu. "Bianchi tidak memperlambat laju mobilnya untuk menghindari di titik yang sama ketika mobil Adrian Sutil tengah diangkat crane," bunyi pernyataan FIA dilansir reuters, Kamis (4/12).
Akibat kecelakaan tersebut hingga kini Bianchi masih dalam kondisi koma meski sudah berada di Prancis. Ini adalah nahas kedua setelah insiden pertama yang dialami mendiang Ayrton Senna pada 1994 lalu.
"Mobil Bianchi menabrak crane dengan kecepatan 126 kilometer per jam dan pelayaan di sirkuit termasuk medis dipastikan tidak bersalah setelah melakukan pekerjaannya dengan benar," tambah pernyataan itu lagi.
Dalam laporannya FIA juga menyebutkan prosedur keselamatan dan medis telah dilakukan dengan baik, terbukti dengan cepatnya penanganan yang dilakukan terhadap pembalap asal Prancis tersebut. Usai kecelakaan maut tersebut banyak beredar kabar jika Bianchi melakukan kesalahan dengan tidak memperlambat laju kendaraanya setelah dikibarkan bendera. Hal ini memicu kemarahan dari tim Marussia.
"Kalau pengemudi menaati aturan soal bendera kuning, maka kecelakaan bisa dihindari. Bianchi kehilangan kendali setelah mobilnya slip dan keluar lintasan. Dan di waktu yang sama crane ada di depannya saat mengangkat mobil milik Sutil."
Pernyataan ini merupakan hasil penyelidikan atas kecelakaan maut yang dialami pembalap Marussia di Sirkuit Suzuka, Jepang pada 5 Oktober lalu. "Bianchi tidak memperlambat laju mobilnya untuk menghindari di titik yang sama ketika mobil Adrian Sutil tengah diangkat crane," bunyi pernyataan FIA dilansir reuters, Kamis (4/12).
Akibat kecelakaan tersebut hingga kini Bianchi masih dalam kondisi koma meski sudah berada di Prancis. Ini adalah nahas kedua setelah insiden pertama yang dialami mendiang Ayrton Senna pada 1994 lalu.
"Mobil Bianchi menabrak crane dengan kecepatan 126 kilometer per jam dan pelayaan di sirkuit termasuk medis dipastikan tidak bersalah setelah melakukan pekerjaannya dengan benar," tambah pernyataan itu lagi.
Dalam laporannya FIA juga menyebutkan prosedur keselamatan dan medis telah dilakukan dengan baik, terbukti dengan cepatnya penanganan yang dilakukan terhadap pembalap asal Prancis tersebut. Usai kecelakaan maut tersebut banyak beredar kabar jika Bianchi melakukan kesalahan dengan tidak memperlambat laju kendaraanya setelah dikibarkan bendera. Hal ini memicu kemarahan dari tim Marussia.
"Kalau pengemudi menaati aturan soal bendera kuning, maka kecelakaan bisa dihindari. Bianchi kehilangan kendali setelah mobilnya slip dan keluar lintasan. Dan di waktu yang sama crane ada di depannya saat mengangkat mobil milik Sutil."
(bbk)