UEFA Soroti Transfer Lampard
A
A
A
NYON - Manchester City kembali berhadapan dengan otoritas sepak bola Eropa atau UEFA terkait aktifitasnya di bursa transfer. Kali ini, status pemainnya Frank Lampard yang sedang ditelusuri sebab dianggap ada kejanggalan.
Lampard resmi berkostum City hingga akhir musim 2014-2015 setelah dipinjam dari New York City, klub MLS yang satu afiliasi dengan jawara Liga Premier Inggris musim lalu itu. Hal itu yang jadi polemik sebab sebelumnya eks pemain Chelsea hanya pinjamkan selama enam bulan ke City yang berarti pada Januari ini, Lampard mesti balik ke Amerika.
UEFA kini menyoroti transfer membingungkan Lampard itu. Pasalnya, City yang menjalani hukuman Financial Fair Play (FFP) disebut sengaja membentuk induk perusahaan guna mengurangi beban penggelontoran dana pembelian pemain. Singkat kata, dengan adanya beberapa klub yang tergabung satu grup perusahaan, maka pemain bisa berpindah klub tanpa mengeluarkan biaya.
Dilansir dailymail, Minggu (11/1/2015), UEFA dikabarkan mempertanyakan apakah pemilik City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan sengaja membentuk perusahaan Abu Dhabi United Group agar bisa menghindari dari aturan FFP. Kendati demikian, juru bicara City mengaku tak keberatan jika memang tim besutan Manuel Pellegrini itu diperiksa.
"Pemeriksaan struktur dan anak perusahaan klub adalah bagian yang terjadwal dan rutin dari proses pemantauan UEFA," tuturnya.
Musim lalu, City didakwa melanggar aturan FFP dan didenda sebesar GBP16 Juta atau setara dengan Rp305,3 Miliar. Selain itu, mereka juga mesti memangkas gaji pemain bintangnya dan pengurangan skuad Liga Champions musim ini.
Lampard resmi berkostum City hingga akhir musim 2014-2015 setelah dipinjam dari New York City, klub MLS yang satu afiliasi dengan jawara Liga Premier Inggris musim lalu itu. Hal itu yang jadi polemik sebab sebelumnya eks pemain Chelsea hanya pinjamkan selama enam bulan ke City yang berarti pada Januari ini, Lampard mesti balik ke Amerika.
UEFA kini menyoroti transfer membingungkan Lampard itu. Pasalnya, City yang menjalani hukuman Financial Fair Play (FFP) disebut sengaja membentuk induk perusahaan guna mengurangi beban penggelontoran dana pembelian pemain. Singkat kata, dengan adanya beberapa klub yang tergabung satu grup perusahaan, maka pemain bisa berpindah klub tanpa mengeluarkan biaya.
Dilansir dailymail, Minggu (11/1/2015), UEFA dikabarkan mempertanyakan apakah pemilik City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan sengaja membentuk perusahaan Abu Dhabi United Group agar bisa menghindari dari aturan FFP. Kendati demikian, juru bicara City mengaku tak keberatan jika memang tim besutan Manuel Pellegrini itu diperiksa.
"Pemeriksaan struktur dan anak perusahaan klub adalah bagian yang terjadwal dan rutin dari proses pemantauan UEFA," tuturnya.
Musim lalu, City didakwa melanggar aturan FFP dan didenda sebesar GBP16 Juta atau setara dengan Rp305,3 Miliar. Selain itu, mereka juga mesti memangkas gaji pemain bintangnya dan pengurangan skuad Liga Champions musim ini.
(bbk)