Arungi Kompetisi 2015, PSIM Butuh Rp4 Miliar
A
A
A
YOGYAKARTA - PSIM Yogyakarta akhirnya memastikan butuh dana Rp4 miliar untuk mengarungi Divisi Utama (DU) 2015. Jumlah tersebut adalah yang masuk dalam rancangan perhitungan rencana anggaran belanja (RAB) PSIM di musim kali ini.
Dari perhitungan yang dilakukan, pengeluaran terbanyak adalah untuk komponen gaji dan akomodasi pertandingan. "Anggaran (kebutuhan) sekitar Rp4 M. Gaji dan akomodasi pertandingan paling banyak menyita RAB (rencana anggaran belanja)," tandas Perwakilan PSIM Jarot Sri Kastowo yang berangkat ke Jakarta untuk mengikuti proses verifikasi ke PT Liga Indonesia.
Perhitungan anggaran yang diserahkan ke PT Liga menurut lelaki yang musim lalu menjadi Direktur Operasional PT Putra Insan Mandiri (PIM) yang menaungi PSIM tersebut, hanya untuk menjalani kompetisi dengan lawan klub yang berhomebase di Jawa. Dengan demikian jika dalam pembagian grup Laskar Mataram bergabung dengan klub dari luar Jawa maka kebutuhan anggaran akan lebih besar lagi.
Selain itu, asumsi yang diambil untuk menghitung kebutuhan pendanaan adalah, pada pembagian grup nanti PSIM berada dalam grup yang berisi 10 klub. "Asumsinya satu grup ada sepuluh tim. Kami berharap kebanyakan nanti bergabung dengan tim-tim dari Jabar atau Jatim," tandas Jarot.
Dibagian lain, Selasa (17/2/2015) PSIM melakukan uji coba tandang ke Gunungkidul melawan Prasojo Selection. Permainan digelar di Stadion Gelora Handayani Wonosari, Gunungkidul. Dalam partai tersebut, seluruh pemain diberikan kesempatan untuk tampil memperlihatkan skill yang dimiliki.
Kebijakan tersebut diambil untuk melihat sejauh mana perkembangan laskar Mataram setelah beberapa pekan terakhir digenjot latihan fisik dan teknis oleh tim pelatih yang dipimpin Seto Nurdiyantara. "Ini uji coba pertama kali ke luar kandang. Tidak cari menang, hanya saya ingin memberikan kesempatan kepada semua pemain untuk tampil agar bisa leluasa mengeluarkan kemampuannya,” tandasnya.
Kesempatan yang sama untuk semua pemain diterapkan oleh Seto dengan mempertimbangkan rencana tidak akan membentuk tim inti dan tim cadangan untuk kompetisi tahun ini. Secara teknis dengan memiliki kesempatan yang sama, diharapkan para pemain sudah mulai berkompetisi sejak persiapan untuk menjadi starting setiap kali pertandingan digelar.
Dari perhitungan yang dilakukan, pengeluaran terbanyak adalah untuk komponen gaji dan akomodasi pertandingan. "Anggaran (kebutuhan) sekitar Rp4 M. Gaji dan akomodasi pertandingan paling banyak menyita RAB (rencana anggaran belanja)," tandas Perwakilan PSIM Jarot Sri Kastowo yang berangkat ke Jakarta untuk mengikuti proses verifikasi ke PT Liga Indonesia.
Perhitungan anggaran yang diserahkan ke PT Liga menurut lelaki yang musim lalu menjadi Direktur Operasional PT Putra Insan Mandiri (PIM) yang menaungi PSIM tersebut, hanya untuk menjalani kompetisi dengan lawan klub yang berhomebase di Jawa. Dengan demikian jika dalam pembagian grup Laskar Mataram bergabung dengan klub dari luar Jawa maka kebutuhan anggaran akan lebih besar lagi.
Selain itu, asumsi yang diambil untuk menghitung kebutuhan pendanaan adalah, pada pembagian grup nanti PSIM berada dalam grup yang berisi 10 klub. "Asumsinya satu grup ada sepuluh tim. Kami berharap kebanyakan nanti bergabung dengan tim-tim dari Jabar atau Jatim," tandas Jarot.
Dibagian lain, Selasa (17/2/2015) PSIM melakukan uji coba tandang ke Gunungkidul melawan Prasojo Selection. Permainan digelar di Stadion Gelora Handayani Wonosari, Gunungkidul. Dalam partai tersebut, seluruh pemain diberikan kesempatan untuk tampil memperlihatkan skill yang dimiliki.
Kebijakan tersebut diambil untuk melihat sejauh mana perkembangan laskar Mataram setelah beberapa pekan terakhir digenjot latihan fisik dan teknis oleh tim pelatih yang dipimpin Seto Nurdiyantara. "Ini uji coba pertama kali ke luar kandang. Tidak cari menang, hanya saya ingin memberikan kesempatan kepada semua pemain untuk tampil agar bisa leluasa mengeluarkan kemampuannya,” tandasnya.
Kesempatan yang sama untuk semua pemain diterapkan oleh Seto dengan mempertimbangkan rencana tidak akan membentuk tim inti dan tim cadangan untuk kompetisi tahun ini. Secara teknis dengan memiliki kesempatan yang sama, diharapkan para pemain sudah mulai berkompetisi sejak persiapan untuk menjadi starting setiap kali pertandingan digelar.
(bbk)