Iran Sekarang Tak 'Haramkan' Gulat untuk Kaum Hawa
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran kini sudah tidak lagi 'mengharamkan' olah raga gulat pada kaum hawa. Ini memang tidak lazim mengingat selama ini pemerintah banyak membatasi gerak wanita di negeri tersebut.
Progam ini nantinya bukan hanya sekadar berlatih saja melainkan menggelar kompetisi. Presiden Federasi Gulat Iran, Rasoul Khadem mengatakan program ini nantinya akan dikepala oleh Badrolmolouk Kahrangi.
Sontak kabar ini disambut positif oleh Persatuan Gulat Dunia, Nenad Lalovic. "Kami sangat terkesan dengan usaha federasi gulat Iran yang memberikan kesempatan kaum wanita untuk berpartisipasi. Kami mengapresiasi dan mendukung progam tersebut," ucap Lalovic dilansir insidethegames, Senin (2/3/2015).
Iran sendiri berpendapat kalau progam tersebut ditunjukkan untuk mengembangkan wanita di negara mereka. Banyak kalangan yang menuding kalau upaya mengenalkan gulat ke kaum wanita ini tidak lepas dari tekanan internasional menyusul penahanan yang dilakukan terhadap Ghoncheh Ghavami, Juni tahun lalu.
Ghavami harus mendekam dalam penjara lantaran persoalan sepele. Mahasiswa jurusan hukum yang merupakan warga negara Inggris dan keturunan Iran tersebut dituduh bersalah setelah menyaksikan pertandingan voli putra.
Pemerintah di negeri tersebut memang melakukan larangan untuk kaum wanita untuk menonton dan hadir dalam pertandingan sepak bola. Dan untuk cabang voli baru diberlakukan pada 2012 lalu.
Progam ini nantinya bukan hanya sekadar berlatih saja melainkan menggelar kompetisi. Presiden Federasi Gulat Iran, Rasoul Khadem mengatakan program ini nantinya akan dikepala oleh Badrolmolouk Kahrangi.
Sontak kabar ini disambut positif oleh Persatuan Gulat Dunia, Nenad Lalovic. "Kami sangat terkesan dengan usaha federasi gulat Iran yang memberikan kesempatan kaum wanita untuk berpartisipasi. Kami mengapresiasi dan mendukung progam tersebut," ucap Lalovic dilansir insidethegames, Senin (2/3/2015).
Iran sendiri berpendapat kalau progam tersebut ditunjukkan untuk mengembangkan wanita di negara mereka. Banyak kalangan yang menuding kalau upaya mengenalkan gulat ke kaum wanita ini tidak lepas dari tekanan internasional menyusul penahanan yang dilakukan terhadap Ghoncheh Ghavami, Juni tahun lalu.
Ghavami harus mendekam dalam penjara lantaran persoalan sepele. Mahasiswa jurusan hukum yang merupakan warga negara Inggris dan keturunan Iran tersebut dituduh bersalah setelah menyaksikan pertandingan voli putra.
Pemerintah di negeri tersebut memang melakukan larangan untuk kaum wanita untuk menonton dan hadir dalam pertandingan sepak bola. Dan untuk cabang voli baru diberlakukan pada 2012 lalu.
(bbk)