VO2 Max Skuad PSS Sleman di Bawah Standar
A
A
A
SLEMAN - Kondisi fisik skuad PSS Sleman di bawah standar. Hasil tes VO2 Max yang dilakukan Rabu (11/3) pagi, mayoritas pemain masih di bawah level 12.
Pelatih PSS Sleman Jaya Hartono menyebutkan, standarnya untuk pemain level VO2 Max berada di antara 14 hingga 15. Sementara untuk penjaga gawang standar VO2 Max-nya berada di level delapan hingga sembilan. "Hasilnya masih di bawah standar, kebanyakan masih di bawah level 12," ujar Jaya ditemui seusai tes.
Dari tes yang dilakukan, level tertinggi VO2 Max diraih Voller Ortega yakni 12,10. Sementara untuk level terendah adalah sang penjaga gawang PSS dua musim, Herman Batak yang hanya 5,4. Dari kondisi teknis di lapangan dan hasil yang diperoleh, Jaya menilai faktor daya tahan akan menjadi fokus perhatiannya pada sesi latihan hingga bergulirnya kick off kompetisi Liga Indonesia Divisi Utama.
"Di bawah 12 berarti endurance daya tahan pemain masih kurang. Saat di level 8,9,10 para pemain sudah mulai kehabisan napas karena cadangan oksigen di dalam tubuh sudah habis,"terang coach yang berhasil membawa Persik Kediri Juara Liga Indonesia pada 2006 tersebut.
Jaya menyebutkan, latihan penguatan endurance akan menjadi sisipan yang diberikan kepada anak asuhnya. Hal itu dikarenakan, dengan skema 4-4-2 yang diterapkannya, semua pemain harus memiliki daya tahan yang memenuhi standar.
Gaya bermain cepat dengan satu dua sentuhan disebutkannya membutuhkan daya tahan tinggi. Dengan formasi yang diterapkan Jaya menyebut, akan memanfaatkan lebar lapangan untuk memaksimalkan serangan.
"Serangan dengan memanfaatkan lebar lapangan mengandalkan kecepatan dan kesigapan untuk langsung bertahan ketika diserang balik," tambah Jaya lebih lanjut.
Mempertimbangkan kondisi yang ada tes VO2 Max akan kembali dilakukan menjelang bergulirnya kompetisi. "Penting dilakukan pengukuran kembali kondisi pemain apakah ada peningkatan atau tidak,"pungkasnya.
Pelatih PSS Sleman Jaya Hartono menyebutkan, standarnya untuk pemain level VO2 Max berada di antara 14 hingga 15. Sementara untuk penjaga gawang standar VO2 Max-nya berada di level delapan hingga sembilan. "Hasilnya masih di bawah standar, kebanyakan masih di bawah level 12," ujar Jaya ditemui seusai tes.
Dari tes yang dilakukan, level tertinggi VO2 Max diraih Voller Ortega yakni 12,10. Sementara untuk level terendah adalah sang penjaga gawang PSS dua musim, Herman Batak yang hanya 5,4. Dari kondisi teknis di lapangan dan hasil yang diperoleh, Jaya menilai faktor daya tahan akan menjadi fokus perhatiannya pada sesi latihan hingga bergulirnya kick off kompetisi Liga Indonesia Divisi Utama.
"Di bawah 12 berarti endurance daya tahan pemain masih kurang. Saat di level 8,9,10 para pemain sudah mulai kehabisan napas karena cadangan oksigen di dalam tubuh sudah habis,"terang coach yang berhasil membawa Persik Kediri Juara Liga Indonesia pada 2006 tersebut.
Jaya menyebutkan, latihan penguatan endurance akan menjadi sisipan yang diberikan kepada anak asuhnya. Hal itu dikarenakan, dengan skema 4-4-2 yang diterapkannya, semua pemain harus memiliki daya tahan yang memenuhi standar.
Gaya bermain cepat dengan satu dua sentuhan disebutkannya membutuhkan daya tahan tinggi. Dengan formasi yang diterapkan Jaya menyebut, akan memanfaatkan lebar lapangan untuk memaksimalkan serangan.
"Serangan dengan memanfaatkan lebar lapangan mengandalkan kecepatan dan kesigapan untuk langsung bertahan ketika diserang balik," tambah Jaya lebih lanjut.
Mempertimbangkan kondisi yang ada tes VO2 Max akan kembali dilakukan menjelang bergulirnya kompetisi. "Penting dilakukan pengukuran kembali kondisi pemain apakah ada peningkatan atau tidak,"pungkasnya.
(aww)