Dua Kekuatan PSS Sleman
A
A
A
SLEMAN - Pelatih PSS Sleman Jaya Hartono memiliki dua kekuatan yang akan diturunkan di kompetisi Divisi Utama 2015. Jaya Hartono mengatakan, penentuan skuad inti Laskar Super Elang Jawa baru akan dilakukan setelah digelarnya pertandingan uji coba. ''Kerangka bayangannya sudah ada, tetapi masih belum final kita masih tunggu dari hasil uji coba,"tandas pelatih yang mengawal karir kepelatihan di Persik Kediri tersebut.
Secara teknis semua pemain saat ini disebut Jaya masih memiliki khans untuk menjadi pemain inti. Pemain sudah diberikan pemahaman, untuk bisa memberikan yang terbaik kepada tim dan bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Hal tersebut diklaim telah meningkatkan persaingan yang ketat di internal tim untuk menjadi pemain inti.
Hanya saja, persaingan yang dibangun bersifat positif sehingga tidak merugikan tim secara kolektivitas. "Bersaing boleh dan harus. Tapi saya sudah tekankan tim menjadi yang paling utama. Persaingan tidak boleh sampai mengakibatkan ada yang cedera. Karena kalau ada yang cedera tim yang dirugikan,"tambah Jaya.
Meski membentuk dua kekuatan inti dan pelapis, Jaya berharap tidak ada ketimpangan yang terlalu jauh antara keduanya. Hal itu dikarenakan, tim tidak mungkin hanya akan bergantung pada starting sebelas sepanjang kompetisi. Berbagai faktor di luar teknis menjadi pertimbangan seperti pemain yang cedera ataupun faktor eksternal lainnya.
Uji coba melawan tim selevel baru dijadwalkan oleh Jaya Hartono pada minggu ketiga Maret ini. Hal tersebut mempertimbangkan, proses seleksi pemain sudah selesai dilakukan oleh Jaya Hartono yang masuk di tengah-tengah seleksi menggantikan Siswanto "Kancil" yang mengundurkan diri karena tidak kuat melihat kondisi di internal PSS Sleman.
Sesuai rencana Jaya Hartono, PSS di musim ini akan menggunakan skema 4-4-2 yang selama ini dipergunakan pelatih pemegang lisensi A AFC tersebut saat membesut berbagai kesebelasan. Dari latihan yang dilakukan, Jaya mengklaim anak asuhnya sudah bisa mengembangkan permainan dan instruksi yang diberikan di lapangan.
Secara teknis semua pemain saat ini disebut Jaya masih memiliki khans untuk menjadi pemain inti. Pemain sudah diberikan pemahaman, untuk bisa memberikan yang terbaik kepada tim dan bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Hal tersebut diklaim telah meningkatkan persaingan yang ketat di internal tim untuk menjadi pemain inti.
Hanya saja, persaingan yang dibangun bersifat positif sehingga tidak merugikan tim secara kolektivitas. "Bersaing boleh dan harus. Tapi saya sudah tekankan tim menjadi yang paling utama. Persaingan tidak boleh sampai mengakibatkan ada yang cedera. Karena kalau ada yang cedera tim yang dirugikan,"tambah Jaya.
Meski membentuk dua kekuatan inti dan pelapis, Jaya berharap tidak ada ketimpangan yang terlalu jauh antara keduanya. Hal itu dikarenakan, tim tidak mungkin hanya akan bergantung pada starting sebelas sepanjang kompetisi. Berbagai faktor di luar teknis menjadi pertimbangan seperti pemain yang cedera ataupun faktor eksternal lainnya.
Uji coba melawan tim selevel baru dijadwalkan oleh Jaya Hartono pada minggu ketiga Maret ini. Hal tersebut mempertimbangkan, proses seleksi pemain sudah selesai dilakukan oleh Jaya Hartono yang masuk di tengah-tengah seleksi menggantikan Siswanto "Kancil" yang mengundurkan diri karena tidak kuat melihat kondisi di internal PSS Sleman.
Sesuai rencana Jaya Hartono, PSS di musim ini akan menggunakan skema 4-4-2 yang selama ini dipergunakan pelatih pemegang lisensi A AFC tersebut saat membesut berbagai kesebelasan. Dari latihan yang dilakukan, Jaya mengklaim anak asuhnya sudah bisa mengembangkan permainan dan instruksi yang diberikan di lapangan.
(aww)