Atlet Tewas, Pro dan Kontra Warnai Dunia Tinju Australia

Rabu, 18 Maret 2015 - 11:09 WIB
Atlet Tewas, Pro dan...
Atlet Tewas, Pro dan Kontra Warnai Dunia Tinju Australia
A A A
QUEENSLAND - Tinju terancam menghilang dari Australia. Pejabat kesehatan di negara bagian Queensland mendesak agar olahraga tersebut segera dihentikan demi menghindari jatuhnya korban jiwa.

Beberapa hari lalu seorang pemuda bernama Braydon Smith meninggal usai bertanding melawan John Moralde. Ia ambruk saat memasuki ruang ganti dan menghembuskan nafas terakhirnya setelah dua hari melalui masa kritis. (Baca juga: Dua Hari Koma, Petinju Ini Meregang Nyawa)

Berkaca pada kejadian tersebut, Shaun Rudd selaku Presiden Asosiasi Medis Queensland Australia berharap agar tinju segera ditiadakan dari Negeri Kanguru. Ia menganggap tinju sebagai olahraga paling berbahaya di dunia.

"Kami menganggap olahraga yang mempertemukan dua orang untuk saling pukul di bagian kepala sebagai tindakan barbar. Yang tidak diizinkan kena pukul hanya bagian tubuh ke bawah. Mereka justru membolehkan seseorang untuk memukul organ di bagian atas. Padahal itu juga menjadi bagian beresiko pada manusia," ucapnya pada ABC. (Baca juga: Tinju Terancam Dilarang di Australia)

Setelah mengatakan hal tersebut, Rudd langsung menerima sejumlah kritikan. Mereka yang tidak setuju dengan sikap Rudd menyebut bahwa semua olahraga memiliki resikonya masing-masing.

"Ini menjadi kecelakaan tragis. Hal ini juga bisa terjadi dalam balap mobil atau olahraga lainnya. Banyak jenis olahraga yang memiliki kasus kematian di dalamnya," tegas Presiden tinju kawasan Queensland, Ann Tindall.

"Kami tidak percaya bahwa tubuh akan kebal terhadap apapun. Tapi itu tidak menjadikan tinju sebagai olahraga yang merugikan untuk anak-anak kita," tambahnya.

Braydon sendiri sebelum ia tewas memiliki misi mulia terkait dunia tinju. Pemuda 23 tahun itu ingin memberitahu warga Australia bahwa tinju bukanlah olahraga yang buruk.

"Dia ingin mengubah citra tinju. Di negeri ini banyak orang menganggap tinju sebagai suatu kegiatan yang buruk. Tujuan terbesarnya adalah mengubah pandangan tersebut," kenang juru bicara keluarga Braydon, James O'Shea.
(bep)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0803 seconds (0.1#10.140)