Judah Ikutan Perang Mulut Duel Pacquiao vs Mayweather Jr.
A
A
A
LAS VEGAS - Mantan juara dunia dua versi badan tinju berbeda, Zab Judah ikutan perang mulut jelang digelarnya mega duel yang akan mempertemukan Manny Pacquiao melawan Floyd Mayweather Jr. Angkat mulut Judah ini terkait dengan tulisan pelatih Manny Pacquiao, Freddie Roach yang menyerangnya dengan menyebut sebagai petinju tua.
Judah merupakan latih tanding Mayweather Jr. jelang mega duel melawan Pacquiao yang akan berlangsung 2 Mei mendatang di MGM Grand Garden, Las Vegas. Pemilihan Judah sebagai pelatih tanding yang mengundang Roach untuk berceloteh di akun jejaring sosial, Facebook. "Siapa yang peduli kalau Mayweather Jr. bisa memukul jatuh petinju tua seperti Judah," tulis Roach.
Nah, komentar inilah yang memantik amarah Judah. Petinju yang dikenal mempunyai kecepatan pukulan itu balik menyerang. Ia menyebut kalau Roach tidak dipantas dijadikan pelatih tersukses dan menyandang predikat Hall of Fame. Kalaupun selama ini Roach ada di belakang petinju top dunia, seperti Amir Khan, Manny Pacquiao dan Miguel Cotto itu semua bukan hasil kerja kerasnya. "Para petinju itu sudah lebih hebat sebelum ditangani Roach," ketus Judah dalam wawancara dengan Dontaeās Boxing Nation, Rabu (1/4/2015).
"Roach mengatakan kalau saya tua, saya gelandangan. Tapi harus diingat saya bukan lawan Pacquiao. Saya pun tidak ada kaitannya dengan pertarungan itu. Itu semua tak lepas karena Roach mengidap Tourette Syndrome (berkata spontan tanpa bisa mengontrolnya)," tegasnya.
Judah menambahkan, sebagai pelatih Roach tidak banyak memberikan apa-apa pada petinjunya. "Dia pernah berbuat apa ? Apa pernah dia menyandang gelar juara dunia seperti yang sudah saya lakukan ? Karenanya saya tidak tahu mengapa mulutnya terbuka untuk berbicara tentang saya," imbuh Judah.
Sebagai seorang petinju catatan prestasi Roach memang tidak terlalu bagus. Dari 40 pertarungannya, ia hanya mencatat 13 kemenangan dan 15 kali menang KO. Bahkan dalam lima dari enam pertarungan terakhirnya Roach mengalami kekalahan.
Hal ini berbeda dengan ditunjukkan Judah. Selama karirnya, ia pernah mengalahkan petinju berkualitas seperti Cory Spinks, Lucas Matthysse, Jose Armando Santa Cruz, Vernon Paris, Kaizer Mabuza, dan Junior Witter.
Judah merupakan latih tanding Mayweather Jr. jelang mega duel melawan Pacquiao yang akan berlangsung 2 Mei mendatang di MGM Grand Garden, Las Vegas. Pemilihan Judah sebagai pelatih tanding yang mengundang Roach untuk berceloteh di akun jejaring sosial, Facebook. "Siapa yang peduli kalau Mayweather Jr. bisa memukul jatuh petinju tua seperti Judah," tulis Roach.
Nah, komentar inilah yang memantik amarah Judah. Petinju yang dikenal mempunyai kecepatan pukulan itu balik menyerang. Ia menyebut kalau Roach tidak dipantas dijadikan pelatih tersukses dan menyandang predikat Hall of Fame. Kalaupun selama ini Roach ada di belakang petinju top dunia, seperti Amir Khan, Manny Pacquiao dan Miguel Cotto itu semua bukan hasil kerja kerasnya. "Para petinju itu sudah lebih hebat sebelum ditangani Roach," ketus Judah dalam wawancara dengan Dontaeās Boxing Nation, Rabu (1/4/2015).
"Roach mengatakan kalau saya tua, saya gelandangan. Tapi harus diingat saya bukan lawan Pacquiao. Saya pun tidak ada kaitannya dengan pertarungan itu. Itu semua tak lepas karena Roach mengidap Tourette Syndrome (berkata spontan tanpa bisa mengontrolnya)," tegasnya.
Judah menambahkan, sebagai pelatih Roach tidak banyak memberikan apa-apa pada petinjunya. "Dia pernah berbuat apa ? Apa pernah dia menyandang gelar juara dunia seperti yang sudah saya lakukan ? Karenanya saya tidak tahu mengapa mulutnya terbuka untuk berbicara tentang saya," imbuh Judah.
Sebagai seorang petinju catatan prestasi Roach memang tidak terlalu bagus. Dari 40 pertarungannya, ia hanya mencatat 13 kemenangan dan 15 kali menang KO. Bahkan dalam lima dari enam pertarungan terakhirnya Roach mengalami kekalahan.
Hal ini berbeda dengan ditunjukkan Judah. Selama karirnya, ia pernah mengalahkan petinju berkualitas seperti Cory Spinks, Lucas Matthysse, Jose Armando Santa Cruz, Vernon Paris, Kaizer Mabuza, dan Junior Witter.
(bbk)