Badan Tim Nasional Ogah Tanggapi Isu Tak Bermutu
A
A
A
JAKARTA - Sekertaris Badan Tim Nasional (BTN) Sefdin Syaifudin mengaku enggan memberikan tanggapan soal isu judi yang dihembuskan sebuah komunitas pecinta sepak bola yang menyebut diri mereka Masyarakat Pecinta Sepak Bola Indonesia (MSBI). Menurut Sefdin, isu judi yang dihembuskan MSBI sama sekali tidak bermutu dan tidak layak untuk dijadikan sebuah perhatian.
''Kalau disanggah sama dengan memperpanjang berita gak bermutu itu. Jadi sorry, saya tidak akan komentar,'' ujar Sefdin kepada sindonews.com.
Sebelumnya, MSBI yang diketuai oleh Sarman L Hakim datang ke kantor Menpora dan menuding kalau laga Indonesia kontra Korea Selatan di kualifikasi Piala Asia U-23 terindikasi Judi. Sarman bahkan dengan pedenya meminta kepada Imam Nahrawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga untuk melihat dengan jelas siaran ulang pertandingan yang berakhir dengan kekalahan telak Garuda Muda.
"Kami meminta Menpora Imam untuk melihat tayangan ulang pertandingan tersebut. Sebab, muncul isu di masyarakat jika laga tersebut ada indikasi mafia judi. Dengan melihat hasil rekaman tersebut, bisa terlihat peristiwa yang sesugguhnya. Menpora juga harus bertanggung jawab, sebab ini ranah negara," ujar Sarman.
Menurut pengelihatan Sarman, Indonesia seharusnya memiliki peluang besar untuk bisa menumbangkan Korea Selatan. Karena menurutnya, ada tiga keunggulan yang dimiliki Indonesia, yakni sebagai tuan rumah dan mendapatkan dukungan penuh dari suporter, lalu keunggulan suhu udara dan oksigan. Sebab yang ditakutkan negara lain dalam hal ini Korsel adalah main di suhu panas, karena akan membuat mereka lebih cepat merasa kelelahan.
"Seharusnya, hal-hal tersebut bermanfaat menjadi keunggulan yang positif. Selain itu, saat gol pertama terjadi, seluruh pemain protes. Tetapi tidak demikian dengan tim pelatih dan ofisial," tukasnya.
"Bahkan, Timnas bermain seperti tidak memiliki strategi dan tim pelatih tidak menjadi pemain ke-13. Hasil ini sangat di luar dugaan dan menyakitkan. Karena itu, kami meminta Menpora Imam membuktikan dugaan negatif ini dengan pembuktian secara ilmiah, yakni, dengan melihat rekaman pertandingan," imbuhnya.
''Kalau disanggah sama dengan memperpanjang berita gak bermutu itu. Jadi sorry, saya tidak akan komentar,'' ujar Sefdin kepada sindonews.com.
Sebelumnya, MSBI yang diketuai oleh Sarman L Hakim datang ke kantor Menpora dan menuding kalau laga Indonesia kontra Korea Selatan di kualifikasi Piala Asia U-23 terindikasi Judi. Sarman bahkan dengan pedenya meminta kepada Imam Nahrawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga untuk melihat dengan jelas siaran ulang pertandingan yang berakhir dengan kekalahan telak Garuda Muda.
"Kami meminta Menpora Imam untuk melihat tayangan ulang pertandingan tersebut. Sebab, muncul isu di masyarakat jika laga tersebut ada indikasi mafia judi. Dengan melihat hasil rekaman tersebut, bisa terlihat peristiwa yang sesugguhnya. Menpora juga harus bertanggung jawab, sebab ini ranah negara," ujar Sarman.
Menurut pengelihatan Sarman, Indonesia seharusnya memiliki peluang besar untuk bisa menumbangkan Korea Selatan. Karena menurutnya, ada tiga keunggulan yang dimiliki Indonesia, yakni sebagai tuan rumah dan mendapatkan dukungan penuh dari suporter, lalu keunggulan suhu udara dan oksigan. Sebab yang ditakutkan negara lain dalam hal ini Korsel adalah main di suhu panas, karena akan membuat mereka lebih cepat merasa kelelahan.
"Seharusnya, hal-hal tersebut bermanfaat menjadi keunggulan yang positif. Selain itu, saat gol pertama terjadi, seluruh pemain protes. Tetapi tidak demikian dengan tim pelatih dan ofisial," tukasnya.
"Bahkan, Timnas bermain seperti tidak memiliki strategi dan tim pelatih tidak menjadi pemain ke-13. Hasil ini sangat di luar dugaan dan menyakitkan. Karena itu, kami meminta Menpora Imam membuktikan dugaan negatif ini dengan pembuktian secara ilmiah, yakni, dengan melihat rekaman pertandingan," imbuhnya.
(rus)