Nasib di Ujung Tanduk, Skuat Persebaya Galau
A
A
A
SURABAYA - Nasib Persebaya Surabaya terancam di unjung tanduk dalam mengarungi kompetisi QNB League. Walau latihan tetap digelar, perasaan galau tidak bisa ditutupi sejumlah pemain terutama para penggawa Bledhuk Ijo yang masih belia.
Dalam latihan yang digelar di Latihan Brigif, Sidoarjo, seluruh pemain hadir termasuk tiga pemain asing Otavio Dutra, Eric Djemba Djemba dan Emile Berthand Mbamba, "Belum ada intruksi dari manajemen, kita tetap menjalani latihan seperti biasa. Pemain lengkap dan memang tidak kita izinkan absen jika tidak ada keperluan penting, " ucap pelatih Persebaya, Ibnu Grahan, Senin (27/4/2015).
Meski dalam ancaman tidak bisa mengikuti lanjutan kompetisi QBL 2015, namun Ibnu mengaku bangga dengan sikap pemain yang tetap menjalankan program, "Sebagai pemain sepakbola, meski kompetisi berhenti mereka pasti akan mencari lapangan untuk latihan. Semua pemain juga tidak ada masalah," paparnya.
Yang berbeda, sesi latihan lebih singkat dibandingkan hari-hari biasanya. Latihan baru dimulai pada pukul 16.30 WIB. Sedangkan sebelumnya, latihan sudah dimulai pukul 15.30, "Selain menjaga kebugaran fisik pemain, tetap kita juga mematangkan kerjasama tim. Kami tidak pernah berfikir berhenti kompetisi, harus siap ketika kompetisi bergulir lagi nanti," ujarnya.
Meski progam latihan tetap seperti semula. Namun suasana mess Persebaya di kawasan Jemursari, Surabaya agak berbeda. Para pemain dan offical lebih santai. Lebih sering menonton televisi dan memabaca koran mengikuti perkembangan kisruh sepakbola yang sekarang sedang terjadi.
Sesekali berdiskusi kecil, diselingi umpatan kepada Menpora yang membekukan PSSI dan menghentikan kompetisi, "Kalau mau melihat Indonesia, lihat sepak bola sama saja. Semua dipecah-pecah. Kalau politik sudah masuk sepakbola, kacua semua," ucap Asisten Pelatih Persebaya, Tony Ho.
Sementara kapten tim Persebaya, Jendri Pitoy mengaku meski latihan berjalan normal, namun sejumlah pemain, terutama pemain muda mulai resah akan masa depan Persebaya, "Mereka (pemain muda) kelihatannya diam dan tenang. Tapi mereka juga resah, kalau Persebaya tidak bisa ikut kompetisi bagaimana masa depan. Kasihan juga, karena para pemain muda Persebaya masa depannya masih panjang, " ucap mantan kiper Timnas ini.
Sebagai kapten, Jendri mengaku hanya bisa mencoba menenangkan pemain agar tidak panik dan tetap fokus pada program latihan tim, "Kondisi teman-teman sekarang seperti kapal terombang- ambing di luatan. Saya hanya bisa bilang, tidak usah khawatir pasti ada jalan. Sebenarnya, kami juga ingin bermain sepakbola untuk hidup,"ucapnya.
Dalam latihan yang digelar di Latihan Brigif, Sidoarjo, seluruh pemain hadir termasuk tiga pemain asing Otavio Dutra, Eric Djemba Djemba dan Emile Berthand Mbamba, "Belum ada intruksi dari manajemen, kita tetap menjalani latihan seperti biasa. Pemain lengkap dan memang tidak kita izinkan absen jika tidak ada keperluan penting, " ucap pelatih Persebaya, Ibnu Grahan, Senin (27/4/2015).
Meski dalam ancaman tidak bisa mengikuti lanjutan kompetisi QBL 2015, namun Ibnu mengaku bangga dengan sikap pemain yang tetap menjalankan program, "Sebagai pemain sepakbola, meski kompetisi berhenti mereka pasti akan mencari lapangan untuk latihan. Semua pemain juga tidak ada masalah," paparnya.
Yang berbeda, sesi latihan lebih singkat dibandingkan hari-hari biasanya. Latihan baru dimulai pada pukul 16.30 WIB. Sedangkan sebelumnya, latihan sudah dimulai pukul 15.30, "Selain menjaga kebugaran fisik pemain, tetap kita juga mematangkan kerjasama tim. Kami tidak pernah berfikir berhenti kompetisi, harus siap ketika kompetisi bergulir lagi nanti," ujarnya.
Meski progam latihan tetap seperti semula. Namun suasana mess Persebaya di kawasan Jemursari, Surabaya agak berbeda. Para pemain dan offical lebih santai. Lebih sering menonton televisi dan memabaca koran mengikuti perkembangan kisruh sepakbola yang sekarang sedang terjadi.
Sesekali berdiskusi kecil, diselingi umpatan kepada Menpora yang membekukan PSSI dan menghentikan kompetisi, "Kalau mau melihat Indonesia, lihat sepak bola sama saja. Semua dipecah-pecah. Kalau politik sudah masuk sepakbola, kacua semua," ucap Asisten Pelatih Persebaya, Tony Ho.
Sementara kapten tim Persebaya, Jendri Pitoy mengaku meski latihan berjalan normal, namun sejumlah pemain, terutama pemain muda mulai resah akan masa depan Persebaya, "Mereka (pemain muda) kelihatannya diam dan tenang. Tapi mereka juga resah, kalau Persebaya tidak bisa ikut kompetisi bagaimana masa depan. Kasihan juga, karena para pemain muda Persebaya masa depannya masih panjang, " ucap mantan kiper Timnas ini.
Sebagai kapten, Jendri mengaku hanya bisa mencoba menenangkan pemain agar tidak panik dan tetap fokus pada program latihan tim, "Kondisi teman-teman sekarang seperti kapal terombang- ambing di luatan. Saya hanya bisa bilang, tidak usah khawatir pasti ada jalan. Sebenarnya, kami juga ingin bermain sepakbola untuk hidup,"ucapnya.
(bbk)