18 Klub QNB League Bergerak, Tuntut Liga Dijalankan
A
A
A
JAKARTA - Kontestan QNB League 2015 mulai bereaksi atas dihentikannya kompetisi oleh PSSI. Wakil 18 klub peserta akan berkumpul di Kawasan Kuningan, Jakarta, besok atau Rabu (6/5/2015) untuk membahas terkait berhentinya kompetisi tertinggi tanah air dan meninjau kembali keputusan rapat Exco PSSI.
Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar membenarkan hal tersebut. Menurut Umuh, dalam pertemuan tersebut akan membahas terkait berhentinya kompetisi tertinggi tanah air yang sudah berjalan dalam beberapa pertandingan.
"Besok (hari ini) kita akan saling mempertanyakan. Tidak ada lawan, hanya silang pendapat saja. Nanti kami ambil jalan terbaiknya bagaimana. Yang jelas tujuannya liga harus tetap berjalan, karena hanya itu harapan dari seluruh klub," ujar Umuh saat ditemui di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung, Selasa (5/5/2015).
Umuh pun percaya, ke-18 klub peserta kompetisi ini tidak akan memihak Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) maupun kubu Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Justru pihaknya berharap dua kubu yang bertikai segera berdamai, agar kompetisi yang dinantikan seluruh masyakarat Indonesia dapat kembali berjalan sebagai mana mestinya.
Selain itu, dengan kompetisi yang berjalan kata Umuh dapat menghindari sanksi yang akan dikeluarkan FIFA sebagai induk organisasi persepakbolaan dunia. "Yang kami takutkan adalah sanksi FIFA. Kalau benar-benar dihukum, siapa yang bertanggung jawab? Karena selama ini belum ada pihak yang mau bertanggung jawab kalau persepakbolaan Indonesia mendapat sanksi," tuturnya.
Tentu saja, lanjut Umuh jika terkena sanksi, maka pertandingan pamungkas Persib di babak penyisihan grup H AFC Cup 2015 melawan Ayeyawady United, 13 April mendatang akan menjadi sia-sia.
"Tapi, kami akan nekat saja. Rela mengeluarkan uang besar menyelenggarakan pertandingan. Sambil menunggu kejelasan juga. Karena kalau izin pertandingan, saya yakin tidak akan ada masalah. Karena ini pertandingan AFC, pihak kepolisian juga pasti sudah tahu," pungkasnya.
Sementara dari Palembang, Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal Mursyid menyatakan, ke-18 klub berencana meninjau kembali keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang dalam rapat di Senayan, Jakarta, Sabtu(2/5/2015) memutuskan penghentikan seluruh kompetisi nasional dengan alasan force majeur.
Keputusan itu menjadi sorotan 18 klub karena PSSI dinilai tidak melibatkan klub dalam menelurkan kebijakan tersebut. "Saya akan berangkat ke Jakarta bergabung bersama 17 klub lainnya. Bertujuan untuk meninjau kembali keputusan rapat Exco," kata Faisal, Selasa (5/5/2015).
Faisal menuturkan, 18 klub akan mengadakan rapat mengajak PT Liga Indonesia (LI) untuk duduk satu meja. Lantaran 18 klub mulai mengeluhkan absennya semua kompetisi nasional. "Itu yang jadi persoalan kami meminta solusi dari PT Liga bagaimana sebaiknya ke depan. Karena tanpa kompetisi semua pihak sangat dirugikan bukan saja kami sebagai pengelola klub," ujar Faisal.
Dilanjutkannya, ide tersebut murni datang dari 18 klub sebagai peserta kompetisi nasional di Indonesia. Mereka akan mengutarakan, semua persoalan-persoalan ataupun kendala yang didapatkan ketika kompetisi terhenti.
Disinggung, misi ataupun tujuan Sriwijaya FC (SFC) untuk bergabung sebagai utusan dari 18 klub peserta. Dijelaskan Faisal lebih mengutamakan kesepakatan. SFC juga tidak ingin ngotot untuk kompetisi segera digulirkan secepatnya apabila semua 17 klub akhirnya sepakat kompetisi itu tidak bisa di gulirkan kembali.
"Pastinya SFC akan ikut kesepakatan apa yang nantinya diambil oleh klub-klub lain. Karena tidak mungkin kita SFC yang berlaga tanpa peserta lain,"pungkasnya.
Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar membenarkan hal tersebut. Menurut Umuh, dalam pertemuan tersebut akan membahas terkait berhentinya kompetisi tertinggi tanah air yang sudah berjalan dalam beberapa pertandingan.
"Besok (hari ini) kita akan saling mempertanyakan. Tidak ada lawan, hanya silang pendapat saja. Nanti kami ambil jalan terbaiknya bagaimana. Yang jelas tujuannya liga harus tetap berjalan, karena hanya itu harapan dari seluruh klub," ujar Umuh saat ditemui di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani Bandung, Selasa (5/5/2015).
Umuh pun percaya, ke-18 klub peserta kompetisi ini tidak akan memihak Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) maupun kubu Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Justru pihaknya berharap dua kubu yang bertikai segera berdamai, agar kompetisi yang dinantikan seluruh masyakarat Indonesia dapat kembali berjalan sebagai mana mestinya.
Selain itu, dengan kompetisi yang berjalan kata Umuh dapat menghindari sanksi yang akan dikeluarkan FIFA sebagai induk organisasi persepakbolaan dunia. "Yang kami takutkan adalah sanksi FIFA. Kalau benar-benar dihukum, siapa yang bertanggung jawab? Karena selama ini belum ada pihak yang mau bertanggung jawab kalau persepakbolaan Indonesia mendapat sanksi," tuturnya.
Tentu saja, lanjut Umuh jika terkena sanksi, maka pertandingan pamungkas Persib di babak penyisihan grup H AFC Cup 2015 melawan Ayeyawady United, 13 April mendatang akan menjadi sia-sia.
"Tapi, kami akan nekat saja. Rela mengeluarkan uang besar menyelenggarakan pertandingan. Sambil menunggu kejelasan juga. Karena kalau izin pertandingan, saya yakin tidak akan ada masalah. Karena ini pertandingan AFC, pihak kepolisian juga pasti sudah tahu," pungkasnya.
Sementara dari Palembang, Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Faisal Mursyid menyatakan, ke-18 klub berencana meninjau kembali keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang dalam rapat di Senayan, Jakarta, Sabtu(2/5/2015) memutuskan penghentikan seluruh kompetisi nasional dengan alasan force majeur.
Keputusan itu menjadi sorotan 18 klub karena PSSI dinilai tidak melibatkan klub dalam menelurkan kebijakan tersebut. "Saya akan berangkat ke Jakarta bergabung bersama 17 klub lainnya. Bertujuan untuk meninjau kembali keputusan rapat Exco," kata Faisal, Selasa (5/5/2015).
Faisal menuturkan, 18 klub akan mengadakan rapat mengajak PT Liga Indonesia (LI) untuk duduk satu meja. Lantaran 18 klub mulai mengeluhkan absennya semua kompetisi nasional. "Itu yang jadi persoalan kami meminta solusi dari PT Liga bagaimana sebaiknya ke depan. Karena tanpa kompetisi semua pihak sangat dirugikan bukan saja kami sebagai pengelola klub," ujar Faisal.
Dilanjutkannya, ide tersebut murni datang dari 18 klub sebagai peserta kompetisi nasional di Indonesia. Mereka akan mengutarakan, semua persoalan-persoalan ataupun kendala yang didapatkan ketika kompetisi terhenti.
Disinggung, misi ataupun tujuan Sriwijaya FC (SFC) untuk bergabung sebagai utusan dari 18 klub peserta. Dijelaskan Faisal lebih mengutamakan kesepakatan. SFC juga tidak ingin ngotot untuk kompetisi segera digulirkan secepatnya apabila semua 17 klub akhirnya sepakat kompetisi itu tidak bisa di gulirkan kembali.
"Pastinya SFC akan ikut kesepakatan apa yang nantinya diambil oleh klub-klub lain. Karena tidak mungkin kita SFC yang berlaga tanpa peserta lain,"pungkasnya.
(sha)