Inilah Deretan Atlet Molek yang Banting Stir Jadi PSK
A
A
A
JAKARTA - Dunia prostitusi tengah ramai dibicarakan di Indonesia. Beberapa hari yang lalu seorang artis berinisial AA kepergok sedang menjadi pesanan lelaki hidung belang. Menurut pengakuannya, AA bekerja pada seorang mucikari dan dari pekerjaannya itu ia bisa mengantongi uang hingga Rp 80 juta.
Kasus prostitusi seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia. Sebelumnya publik dikejutkan dengan tewasnya seorang PSK yang menjajakan diri lewat media sosial Twitter. Wanita cantik itu dibunuh oleh teman kencannya sendiri.
Selain bidang entertaimen, kegiatan prostitusi rupanya juga menjajah dunia olah raga. Beberapa orang yang dulunya berprofesi sebagai atlet, kini banting stir menjadi wanita penghibur. Mereka terpaksa melakukan pekerjaan itu karena beberapa alasan seperti faktor ekonomi, masalah dengan keluarga dan terbujuk rayuan mucikari handal.
Berikut, kisah tiga mantan atlet yang beralih profesi menjadi PSK:
1. Florica Leonida
Sebelum nyemplung ke dunia prostitusi, wanita cantik kelahiran Rumania 13 Januari 1987 itu tercatat sebagai atlet senam profesional. Ia bahkan terbilang berprestasi karena pernah meraih medali perak kejuaraan tingkat Eropa dan medali emas Olimpiade senam level junior.
Awalnya Florica tidak pernah berpikir untuk bekerja sebagai wanita penghibur. Namun tuntutan ekonomi memaksanya untuk meninggalkan profesi sebagai atlet. Dia akhirnya pensiun dari dunia olahraga dan pindah ke Australia untuk bekerja sebagai penjaja seks di rumah pelacuran.
Menurut laporan Daily Mail, Florica bisa mendapatkan penghasilan hingga 8 ribu euro atau setara Rp 117 juta. Sebagian dari penghasilannya ia gunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Sementara sisanya ia kirim kepada keluarganya di Rumania.
2. Suzy Favor Hamilton
Mantan atlet lari asal Amerika Serikat, Suzy Favor Hamilton juga banting stir menjadi PSK. Ia mulai menekuni profesi tersebut sejak Desember 2011 lalu.
Seperti dilansir Latin Post beberapa waktu lalu, Suzy mengakui bahwa keputusannya menjadi PSK didasari agar ia bisa melupakan kisruh di kehidupan rumah tangganya. Suzy juga mengaku kalau dirinya memasang harga USD 600 atau setara Rp 7 juta untuk satu jam kencan.
Namun sekarang Suzy sudah sadar. Ia menyesali perbuatannya di masa lalu. "Saya ingin kembali menjadi ibu, istri, putir dan teman yang baik. Saya sadar telah mengambil pilihan yang sangat tidak rasional dan saya bertanggung jawab penuh karenanya. Saya bukan seorang korban dan saya tahu apa yang saya lakukan," ucapnya.
3. Tatiana Shmyrova
Dunia prostitusi juga menjerat mantan atlet lari asal Bulgaria, Tatiana Shmyrova. Pada 2014 lalu statusnya terungkap dan ia mengaku dipaksa melakukan pekerjaan sebagai wanita penghibur.
Awalnya Tatiana dijanjikan untuk bekerja sebagai pemandu wisata. Namun ia justru diantarkan kenalannya ke kawasan Southwark Crown, London. Saat itu juga ia dijerumuskan untuk bekerja sebagai PSK.
"Bagi saya yang miskin, bisa memiliki banyak uang adalah segalanya. Namun jika disuruh memilih, saya lebih menginginkan pekerjaan yang normal dan bisa dibanggakan," ungkap Tatiana yang dilansir Telegraph.
Kasus prostitusi seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia. Sebelumnya publik dikejutkan dengan tewasnya seorang PSK yang menjajakan diri lewat media sosial Twitter. Wanita cantik itu dibunuh oleh teman kencannya sendiri.
Selain bidang entertaimen, kegiatan prostitusi rupanya juga menjajah dunia olah raga. Beberapa orang yang dulunya berprofesi sebagai atlet, kini banting stir menjadi wanita penghibur. Mereka terpaksa melakukan pekerjaan itu karena beberapa alasan seperti faktor ekonomi, masalah dengan keluarga dan terbujuk rayuan mucikari handal.
Berikut, kisah tiga mantan atlet yang beralih profesi menjadi PSK:
1. Florica Leonida
Sebelum nyemplung ke dunia prostitusi, wanita cantik kelahiran Rumania 13 Januari 1987 itu tercatat sebagai atlet senam profesional. Ia bahkan terbilang berprestasi karena pernah meraih medali perak kejuaraan tingkat Eropa dan medali emas Olimpiade senam level junior.
Awalnya Florica tidak pernah berpikir untuk bekerja sebagai wanita penghibur. Namun tuntutan ekonomi memaksanya untuk meninggalkan profesi sebagai atlet. Dia akhirnya pensiun dari dunia olahraga dan pindah ke Australia untuk bekerja sebagai penjaja seks di rumah pelacuran.
Menurut laporan Daily Mail, Florica bisa mendapatkan penghasilan hingga 8 ribu euro atau setara Rp 117 juta. Sebagian dari penghasilannya ia gunakan untuk keperluan hidup sehari-hari. Sementara sisanya ia kirim kepada keluarganya di Rumania.
2. Suzy Favor Hamilton
Mantan atlet lari asal Amerika Serikat, Suzy Favor Hamilton juga banting stir menjadi PSK. Ia mulai menekuni profesi tersebut sejak Desember 2011 lalu.
Seperti dilansir Latin Post beberapa waktu lalu, Suzy mengakui bahwa keputusannya menjadi PSK didasari agar ia bisa melupakan kisruh di kehidupan rumah tangganya. Suzy juga mengaku kalau dirinya memasang harga USD 600 atau setara Rp 7 juta untuk satu jam kencan.
Namun sekarang Suzy sudah sadar. Ia menyesali perbuatannya di masa lalu. "Saya ingin kembali menjadi ibu, istri, putir dan teman yang baik. Saya sadar telah mengambil pilihan yang sangat tidak rasional dan saya bertanggung jawab penuh karenanya. Saya bukan seorang korban dan saya tahu apa yang saya lakukan," ucapnya.
3. Tatiana Shmyrova
Dunia prostitusi juga menjerat mantan atlet lari asal Bulgaria, Tatiana Shmyrova. Pada 2014 lalu statusnya terungkap dan ia mengaku dipaksa melakukan pekerjaan sebagai wanita penghibur.
Awalnya Tatiana dijanjikan untuk bekerja sebagai pemandu wisata. Namun ia justru diantarkan kenalannya ke kawasan Southwark Crown, London. Saat itu juga ia dijerumuskan untuk bekerja sebagai PSK.
"Bagi saya yang miskin, bisa memiliki banyak uang adalah segalanya. Namun jika disuruh memilih, saya lebih menginginkan pekerjaan yang normal dan bisa dibanggakan," ungkap Tatiana yang dilansir Telegraph.
(bep)