Persaingan yang Menggemaskan dan Menyebalkan di Seri A

Rabu, 22 Juli 2020 - 11:30 WIB
Foto/dok
MILAN - Mulai sekarang, berhenti menganggap Juventus tim serakah gelar. Sudah saatnya mulai mengatakan bahwa tim di luar Juventus memang “tidak pernah” mau menjadi juara, kalau tak mau disebut tak layak menjadi penguasa Seri A .

Melihat Seri A , pasca-restart karena pandemi korona, sungguh menggemaskan sekaligus menyebalkan. Menggemaskan, karena saat Juventus terlihat kedodoran dan kepayahan dengan jadwal yang superpadat. Pada saat bersamaan, tim-tim pesaing terdekat ikut kehilangan taji.

Lazio, Inter Milan , dan Atalanta adalah contohnya. Lazio, misalnya. Sempat hanya berjarak satu poin sebelum kompetisi ditunda, Biancocelesti kehilangan daya saing. Dalam delapan pertandingan terakhir sejak kompetisi digulirkan kembali, Lazio hanya membukukan dua menang, sekali imbang, dan lima kalah. Bahkan, dalam lima pertandingan terakhir, tim asuhan Simone Inzaghi itu belum pernah meraih kemenangan.



Pukulan paling telak adalah saat mereka dikalahkan Juventus 2-1. Kekalahan yang membuat Lazio tak lagi bicara tentang peluang juara. “Pemain telah memberikan yang terbaik mengingat banyak masalah yang kami hadapi sejak lockdown. Para pemain juga menunjukkan karakter yang hebat," kata Inzaghi, dilansir Football Italia.

Kisah serupa terjadi pada Inter. Saat pasukan Antonio Conte itu sempat memberikan tekanan dengan merangsek ke urutan kedua, I Nerazzurri ikut-ikutan kehilangan energi. Seperti saat Juve bermain imbang 3-3 melawan Sassuolo, Inter juga ikut imbang menghadapi AS Roma. Ketika Le Vecchia Signora tumbang dari AC Milan, Inter justru imbang 2-2 melawan Hellas Verona. Conte kemudian menyebut jadwal sebagai kambing hitam dari penampilan Inter yang tidak konsisten. (Baca: Pesone Presenter Seksi Ini Siap Warnai Premier Legue Musim Depan)

“Kalender kami gila. Saat beberapa tim mendapat lima hari istirahat, kami bermain larut malam dalam pertandingan tandang dan akhirnya pulang pukul 4 pagi. Mereka mengamankan tempat kedua dan hampir lima poin dari Juventus," ucap Conte.

Tekanan juga sempat diberikan Atalanta. Bermain impresif di Liga Champions, Atalanta menekan Juve saat mereka berada di urutan kedua. Tapi, sama seperti cerita Lazio dan Inter, pasukan Gian Piero Gasperini juga tiba-tiba lepas dari persaingan. Mereka sempat tercecer di urutan ketiga. Seperti saat Atalanta bermain imbang 1-1 melawan Hellas Verona, saat itu pula Juve bermain imbang 3-3 menghadapi Sassoulo.

Itulah yang membuat Seri A terasa menggemaskan dan menjengkelkan terutama untuk mereka yang mulai bosan Juventus menjadi juara. Setelah Juve menundukkan Lazio 2-1 dengan dua gol dari Cristiano Ronaldo, pasukan Maurizio Sarri mulai bisa berhitung gelar. (Baca juga: Ada Video Dugaan Penyiksaan Muslim Uighur, China Masih Berkelit)

Kemenangan 2-1 atas membuat Juve unggul delapan poin dari Inter di puncak klasemen. Secara matematis Juventus dapat merayakan gelar Seri A pada Kamis (23/7/2020), jika Inter tidak mengalahkan Fiorentina. Alasannya, Juve unggul head-to-head atas Inter.

Artinya, jika tim-tim ini menyelesaikan level, Juve masih akan keluar sebagai juara. Selisih gol hanya digunakan di Italia jika rekor head-to-head dan selisih gol dalam kedua pertandingan, keduanya sama. Inter kehilangan partai kandang dan tandang dalam pertandingan mereka dengan Juventus musim ini, yakni 2-1 pada bulan Oktober dan 2-0 pada bulan Maret.

Itu berarti Juventus perlu empat poin untuk memastikan scudetto kesembilan berturut-turut. Namun, jika Inter gagal mengalahkan Fiorentina pada Rabu (22/7/2020) malam dan Juventus mengalahkan Udinese, selisihnya akan terlalu besar secara matematis untuk mengejar di tiga putaran tersisa musim ini. (Lihat videonya: Miris, Tak Punya HP Anak Pemulung Numpang Belajar di rumah Tetangga)

Atau, Juve bahkan bisa bermain imbang dengan Udinese dan masih mengambil gelar pada Kamis (23/7/2020), selama Inter kalah dari Fiorentina dan Atalanta gagal mengalahkan Bologna. Atalanta bisa mendekati sembilan poin dengan kemenangan melawan Bologna. Tapi, sekali lagi, mereka memiliki rekor head-to-head yang lebih rendah dengan Juve . Itu karena Juve menang 3-1 di Bergamo pada November dan bermain imbang 2-2 di Turin awal bulan ini. (Maruf)
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More