Klub Liga Primer Mulai Gelar Latihan, Tinggal Persoalan Etika
Rabu, 29 April 2020 - 14:11 WIB
Sekretaris Budaya Oliver Dowden mengatakan telah menghubungi klub tentang memulai kembali Liga Primer sesegera mungkin. Dia mengaku telah melakukan pembicaraan dan meminta pendapat bagaimana sepak bola dapat segera dimulai.
“Tapi, tentu saja langkah seperti itu harus konsisten dengan pedoman kesehatan masyarakat," kata Dowden, dalam sesi pertanyaan parlemen untuk Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga, dikutip BBC.
Masalahnya, langkah Liga Primer tetap memunculkan pertanyaan terkait etik. Daily Mail menulis jika klub Liga Primer mendapatkan tagihan 4 juta poundsterling atau sekitar Rp77 miliar untuk kit pengujian coronavirus dengan kebutuhan sekitar 26.000 tes kit.
Kepala medis di 20 klub Liga Primer melakukan konferensi video pada Sabtu (25/4), ketika diputuskan para pemain dan staf penting harus diuji untuk Covid-19 dua kali sepekan selama musim berlangsung, dimulai saat sesi latihan kelompok.
Biaya pengujian kit di masing-masing klub adalah 150 poundsterling atau sekitar Rp3 juta. Anggota staf yang dianggap 'esensial' akan berbeda di setiap klub. Tapi, tim berharap dapat melakukan hingga 50 tes dua kali sepekan yang akan menelan biaya 300.000 poundsterling atau berkisar Rp5 miliar untuk 20 klub.
Alhasil, jika tim melanjutkan pelatihan kelompok pada pertengahan Mei dan musim yang akan berakhir pada Juli, berarti menelan waktu sekitar 13 pekan dengan total biaya hingga Rp77 miliar.
Di sinilah persoalan itu muncul. Ada persoalan etika karena setidaknya dibutuhkan 26.000 alat tes yang akan dibeli untuk memastikan para pemain dan staf dapat menggelar dua tes dalam satu pekan hingga akhir musim. Padahal, banyak masyarakat, terutama petugas medis yang menjadi garda terdepan memerangi virus Covid-19, dianggap lebih membutuhkan. (Maruf)
“Tapi, tentu saja langkah seperti itu harus konsisten dengan pedoman kesehatan masyarakat," kata Dowden, dalam sesi pertanyaan parlemen untuk Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga, dikutip BBC.
Masalahnya, langkah Liga Primer tetap memunculkan pertanyaan terkait etik. Daily Mail menulis jika klub Liga Primer mendapatkan tagihan 4 juta poundsterling atau sekitar Rp77 miliar untuk kit pengujian coronavirus dengan kebutuhan sekitar 26.000 tes kit.
Kepala medis di 20 klub Liga Primer melakukan konferensi video pada Sabtu (25/4), ketika diputuskan para pemain dan staf penting harus diuji untuk Covid-19 dua kali sepekan selama musim berlangsung, dimulai saat sesi latihan kelompok.
Biaya pengujian kit di masing-masing klub adalah 150 poundsterling atau sekitar Rp3 juta. Anggota staf yang dianggap 'esensial' akan berbeda di setiap klub. Tapi, tim berharap dapat melakukan hingga 50 tes dua kali sepekan yang akan menelan biaya 300.000 poundsterling atau berkisar Rp5 miliar untuk 20 klub.
Alhasil, jika tim melanjutkan pelatihan kelompok pada pertengahan Mei dan musim yang akan berakhir pada Juli, berarti menelan waktu sekitar 13 pekan dengan total biaya hingga Rp77 miliar.
Di sinilah persoalan itu muncul. Ada persoalan etika karena setidaknya dibutuhkan 26.000 alat tes yang akan dibeli untuk memastikan para pemain dan staf dapat menggelar dua tes dalam satu pekan hingga akhir musim. Padahal, banyak masyarakat, terutama petugas medis yang menjadi garda terdepan memerangi virus Covid-19, dianggap lebih membutuhkan. (Maruf)
(ysw)
tulis komentar anda