Kemeriahan Final Piala Asia 2023 di Jantung Kota Doha
Sabtu, 10 Februari 2024 - 21:08 WIB
Kemeriahan final Piala Asia 2023 begitu terasa di jantung Kota Doha, Qatar. Souq Waqif, pasar serba guna yang juga berfungsi sebagai daya tarik wisata utama negara ini mempertemukan orang-orang dari semua lapisan masyarakat, puluhan kebangsaan berbeda, dan beragam minat untuk memadukan warna dan kebisingan yang unik.
Namun ketika negara tersebut menjadi tuan rumah turnamen sepak bola, baik itu acara olahraga terbesar di dunia seperti Piala Dunia atau Piala Asia, kegembiraan mencapai puncaknya. Inilah yang terasa jelang laga final Piala Asia 2023, yang mempertemukan Yordania versus Qatar di Stadion Lusail, Sabtu (10/2/2024).
Para pendukung an-Nashama, sebutan untuk tim sepak bola Yordania berkumpul dalam lingkaran besar untuk menyanyikan lagu-lagu tradisional dan menari mengikuti irama lagu mereka sendiri. "Mereka mengatakan tim ini seperti agal [tali hitam tradisional yang dikenakan oleh pria di Timur Tengah sebagai bagian dari hiasan kepala] bagi mereka dan mereka memakainya sebagai mahkota dan dengan kebanggaan yang luar biasa," Waed Dolaat, seorang warga Yordania penggemar yang menonton dari kejauhan dikutip dari Al Jazeera.
Dolaat dan ketiga anaknya, Mahmoud, Ahmed dan Taiba, telah melakukan perjalanan ke Qatar untuk mendukung tim mereka dalam upaya meraih Piala Asia pertama dalam sejarah. Fakta bahwa Yordania menghadapi Qatar di final membawa kegembiraan dan kelegaan bagi keluarga Dolaat.
"Kami datang ke sini dengan harapan besar bahwa tim kami akan menang, tetapi meskipun mereka tidak menang, kami tidak akan kecewa karena kami juga menyukai Qatar," katanya.
Seolah mendapat aba-aba, penonton mengalihkan perhatian mereka ke arah lawan. "Lebih baik memiliki keluarga atau teman di final daripada orang asing," nyanyian para pria tersebut.
Bagi para penggemar Qatar, final ini membawa kembali kenangan empat tahun lalu ketika mereka berjuang melawan segala rintangan untuk mengangkat trofi Piala Asia perdananya di UEA.
"Saya mulai mengikuti tim ini setelah kemenangan Piala Asia pada tahun 2019," kata Abdullah Qahtani.
Namun ketika negara tersebut menjadi tuan rumah turnamen sepak bola, baik itu acara olahraga terbesar di dunia seperti Piala Dunia atau Piala Asia, kegembiraan mencapai puncaknya. Inilah yang terasa jelang laga final Piala Asia 2023, yang mempertemukan Yordania versus Qatar di Stadion Lusail, Sabtu (10/2/2024).
Para pendukung an-Nashama, sebutan untuk tim sepak bola Yordania berkumpul dalam lingkaran besar untuk menyanyikan lagu-lagu tradisional dan menari mengikuti irama lagu mereka sendiri. "Mereka mengatakan tim ini seperti agal [tali hitam tradisional yang dikenakan oleh pria di Timur Tengah sebagai bagian dari hiasan kepala] bagi mereka dan mereka memakainya sebagai mahkota dan dengan kebanggaan yang luar biasa," Waed Dolaat, seorang warga Yordania penggemar yang menonton dari kejauhan dikutip dari Al Jazeera.
Dolaat dan ketiga anaknya, Mahmoud, Ahmed dan Taiba, telah melakukan perjalanan ke Qatar untuk mendukung tim mereka dalam upaya meraih Piala Asia pertama dalam sejarah. Fakta bahwa Yordania menghadapi Qatar di final membawa kegembiraan dan kelegaan bagi keluarga Dolaat.
"Kami datang ke sini dengan harapan besar bahwa tim kami akan menang, tetapi meskipun mereka tidak menang, kami tidak akan kecewa karena kami juga menyukai Qatar," katanya.
Seolah mendapat aba-aba, penonton mengalihkan perhatian mereka ke arah lawan. "Lebih baik memiliki keluarga atau teman di final daripada orang asing," nyanyian para pria tersebut.
Bagi para penggemar Qatar, final ini membawa kembali kenangan empat tahun lalu ketika mereka berjuang melawan segala rintangan untuk mengangkat trofi Piala Asia perdananya di UEA.
"Saya mulai mengikuti tim ini setelah kemenangan Piala Asia pada tahun 2019," kata Abdullah Qahtani.
(yov)
tulis komentar anda