Kisah Francis Ngannou: Penambang Pasir, Berebut Makan dengan Tikus, Juara UFC
Sabtu, 24 Februari 2024 - 12:12 WIB
Dari sana, ia berhasil mendapatkan paspor ilegal untuk memasuki Mali dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Maroko, di mana keadaan menjadi sangat sulit. Ngannou tinggal di hutan dan harus berebut melawan tikus untuk makan makanan dari tempat sampah demi bertahan hidup sebelum mencoba masuk ke Spanyol.
Di sana, ia tertangkap dan dipenjara, namun karena paspornya yang palsu, pihak berwenang Spanyol tidak dapat mendeportasinya atau menahannya di balik jeruji besi. Akhirnya, Ngannou berhasil mencapai Prancis dengan kereta api dan di sanalah perjalanannya berakhir dan karir bertarungnya dimulai.
Perjalanan tersebut merupakan simbol dari karier Ngannou - menunjukkan harapan, keberanian, kekuatan dan karakter.
Ia berkata: "Satu hal yang saya tahu pasti, tidak ada rencana untuk kembali atau menyerah. Bagi saya, harga diri saya yang dipertaruhkan. Dan saya tidak tahu, saya menonton film yang sangat saya sukai dan mengatakan, 'Lebih baik mati untuk sesuatu daripada hidup tanpa hasil."
Ngannou awalnya ingin menekuni tinju di Prancis, namun ia merasa lebih mudah menemukan pertarungan MMA dan memulai debutnya sebagai atlet profesional pada tahun 2013. Maju delapan tahun dan dia memenangkan gelar kelas berat UFC dan berhasil mempertahankan sabuknya. Namun tahun lalu, dia membuat keputusan yang mengubah hidupnya.
Ngannou keluar dari UFC sebagai juara dunia dan bertaruh untuk pindah ke dunia tinju - seiring dengan tema bisnisnya yang penuh risiko. Dia mengatakan tentang kisah hidupnya yang luar biasa: "Momen paling menakutkan? Ada banyak sekali. Yang paling menonjol? Entahlah. Mungkin ketika perahu karet itu dilempar ke laut tanpa tahu cara berenang. Mungkin ketika saya lari dari pengawasan perbatasan. Mungkin saat anda melawan institusi raksasa seperti UFC. Ada banyak momen seperti itu."
Ngannou ditawari USD10 juta (£8 juta) untuk tetap berada di UFC untuk sebuah pertarungan super dengan Jon Jones.
Dia menolaknya setelah mereka menolaknya untuk bertinju dan bertarung di MMA pada saat yang sama dan memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya di UFC.
Di sana, ia tertangkap dan dipenjara, namun karena paspornya yang palsu, pihak berwenang Spanyol tidak dapat mendeportasinya atau menahannya di balik jeruji besi. Akhirnya, Ngannou berhasil mencapai Prancis dengan kereta api dan di sanalah perjalanannya berakhir dan karir bertarungnya dimulai.
Perjalanan tersebut merupakan simbol dari karier Ngannou - menunjukkan harapan, keberanian, kekuatan dan karakter.
Ia berkata: "Satu hal yang saya tahu pasti, tidak ada rencana untuk kembali atau menyerah. Bagi saya, harga diri saya yang dipertaruhkan. Dan saya tidak tahu, saya menonton film yang sangat saya sukai dan mengatakan, 'Lebih baik mati untuk sesuatu daripada hidup tanpa hasil."
Ngannou awalnya ingin menekuni tinju di Prancis, namun ia merasa lebih mudah menemukan pertarungan MMA dan memulai debutnya sebagai atlet profesional pada tahun 2013. Maju delapan tahun dan dia memenangkan gelar kelas berat UFC dan berhasil mempertahankan sabuknya. Namun tahun lalu, dia membuat keputusan yang mengubah hidupnya.
Ngannou keluar dari UFC sebagai juara dunia dan bertaruh untuk pindah ke dunia tinju - seiring dengan tema bisnisnya yang penuh risiko. Dia mengatakan tentang kisah hidupnya yang luar biasa: "Momen paling menakutkan? Ada banyak sekali. Yang paling menonjol? Entahlah. Mungkin ketika perahu karet itu dilempar ke laut tanpa tahu cara berenang. Mungkin ketika saya lari dari pengawasan perbatasan. Mungkin saat anda melawan institusi raksasa seperti UFC. Ada banyak momen seperti itu."
Ngannou ditawari USD10 juta (£8 juta) untuk tetap berada di UFC untuk sebuah pertarungan super dengan Jon Jones.
Dia menolaknya setelah mereka menolaknya untuk bertinju dan bertarung di MMA pada saat yang sama dan memilih untuk tidak memperpanjang kontraknya di UFC.
Baca Juga
tulis komentar anda