IDB Berpartisipasi di Ajang Tuna Rungu ASEAN 2024
Minggu, 11 Agustus 2024 - 21:02 WIB
Indonesia Deaf Basketball (IDB) berkomitmen untuk terus memperjuangkan inklusi bagi atlet bola-basket penyandang tuna rungu . Salah satu caranya dengan mengajak tim basket tuna rungu ke kompetisi internasional.
Joshua Prawiro selaku Pendiri Indonesia Deaf Basketball mengungkapkan, pengalaman tampil di kompetisi internasional sangat penting untuk menambah jam terbang tim Indonesia Deaf Basketball (IDB).
"Tim Indonesia Deaf Basketball akan berpartisipasi di turnamen di ASEAN-Australia pada September 2024. Juara 1, dan peringkat 2 dan 3 ASEAN Deaf basketball nantinya akan lolos ke deaflympic tingkat dunia di Jepang tahun 2025. Namun jika kami gagal lolos ke Jepang itu tidak masalah, yang penting kita sudah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Untuk itu, mohon doanya semoga tim Indonesia Deaf Basketball mempunyai mental juara," kata Joshua dalam acara Indonesian Deaf Basketball Anniversary di Main Gandaria, Sabtu kemarin (10/08/2024).
Joshua menambahkan, IDB didirikan satu tahun lalu untuk memberikan kesempatan kepada pebasket tuan rungu untuk menyalurkan bakatnya. Ia berharap, kehadiran IDB bisa dikenal luas oleh masyarakat.
"Pertandingan basket yang menampilkan pebasket tuna rungu memang masih jarang. Tapi itu bukan berarti para pebasket itu tidak punya kesempatan untuk meraih prestasi hanya karena keterbatasannya itu," ungkap Joshua.
Joshua mengungkapkan, ada sedikit perbedaan antara pertandingan basket biasa dengan pebasket tuna rungu. Karena pemain tidak bisa mendengarkan peluit dari wasit makan dilakukan sebuah terobosan. Ketika pemain tidak dapat mendengar buzzer maupun peluit, diperlukan alternatif dalam bentuk pengibaran bendera untuk menandakan terjadinya pelanggaran.
"Warna bendera yang diangkat mengikuti warna masing-masing tim untuk menghindari kesalahpahaman. Setelah itu, wasit akan menginformasikan melalui bahasa isyarat pelanggaran spesifik apa yang terjadi, dan bagaimana permainan akan dilanjutkan," jelas Joshua.
Joshua Prawiro selaku Pendiri Indonesia Deaf Basketball mengungkapkan, pengalaman tampil di kompetisi internasional sangat penting untuk menambah jam terbang tim Indonesia Deaf Basketball (IDB).
"Tim Indonesia Deaf Basketball akan berpartisipasi di turnamen di ASEAN-Australia pada September 2024. Juara 1, dan peringkat 2 dan 3 ASEAN Deaf basketball nantinya akan lolos ke deaflympic tingkat dunia di Jepang tahun 2025. Namun jika kami gagal lolos ke Jepang itu tidak masalah, yang penting kita sudah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Untuk itu, mohon doanya semoga tim Indonesia Deaf Basketball mempunyai mental juara," kata Joshua dalam acara Indonesian Deaf Basketball Anniversary di Main Gandaria, Sabtu kemarin (10/08/2024).
Joshua menambahkan, IDB didirikan satu tahun lalu untuk memberikan kesempatan kepada pebasket tuan rungu untuk menyalurkan bakatnya. Ia berharap, kehadiran IDB bisa dikenal luas oleh masyarakat.
"Pertandingan basket yang menampilkan pebasket tuna rungu memang masih jarang. Tapi itu bukan berarti para pebasket itu tidak punya kesempatan untuk meraih prestasi hanya karena keterbatasannya itu," ungkap Joshua.
Joshua mengungkapkan, ada sedikit perbedaan antara pertandingan basket biasa dengan pebasket tuna rungu. Karena pemain tidak bisa mendengarkan peluit dari wasit makan dilakukan sebuah terobosan. Ketika pemain tidak dapat mendengar buzzer maupun peluit, diperlukan alternatif dalam bentuk pengibaran bendera untuk menandakan terjadinya pelanggaran.
"Warna bendera yang diangkat mengikuti warna masing-masing tim untuk menghindari kesalahpahaman. Setelah itu, wasit akan menginformasikan melalui bahasa isyarat pelanggaran spesifik apa yang terjadi, dan bagaimana permainan akan dilanjutkan," jelas Joshua.
tulis komentar anda