Messi: Pergi… Tidak … Pergi …?
Kamis, 27 Agustus 2020 - 12:35 WIB
Pelatih asal Belanda itu meminta seluruh anggota skuad bekerja untuk keberhasilan tim. “Hak istimewa dalam skuad ini sudah berakhir, Anda harus melakukan segalanya untuk tim. Saya akan menjadi tidak fleksibel; Anda hanya harus memikirkan tim," tutur Koeman dilansir Marca. (Baca juga: Rusia Masih Optimis Rencana Pembelian Sukhoi Indonesia akan Berlanjut)
Pesan Koeman tersebut disinyalir membuat Messi terkejut dan kesal. Pemain kelahiran Rosario, Argentina tersebut kini ngotot untuk pindah dan telah mengutarakannya dengan mengirimkan fax ke petinggi Barca. Masalahnya rencana kepindahan Messi tak semudah membalik tangan.
Salah satunya tentang klausul pelepasan Messi senilai 700 juta euro yang cukup pelik. Seperti diketahui, Barca berada pada posisi kuat, tetap berpegang pada keyakinan bahwa kesempatan Messi pergi dengan bebas transfer telah berlalu pada bulan Juni yang merupakan batas akhir berlakunya klausul tersebut. Selain itu, Messi masih terikat kontrak dengan Barca hingga 2021.
Tetapi, peluangnya keluar dari Camp Nou dengan status bebas transfer cukup terbuka. Dikarenakan pandemi covid-19, musim kompetisi yang biasanya berakhir Mei kini mundur hingga Agustus, Itu bisa menjadi acuan bahwa klausul pelepasan Messi masih berlaku. (Baca juga: Santri Ditangkap, Warga Kepung Polisi di Pondok Pesantren)
Jika Messi benar-benar pergi, beberapa klub bakal menerimanya dengan terbuka yakni, Paris Saint Germain (PSG), Inter Milan dan Manchester City (Man City). The Citizens disebut-sebut berpeluang besar. Messi dikabarkan telah mengontak Pep Guardiola mengenai prospek kembali bekerja sama setelah di Barca periode 2008-2012.
Menariknya, ada kepercayaan yang berkembang di sekitar klub bahwa setidaknya sebagian dari dewan Barca ingin Messi pergi. Melalui cuitan di twitternya, Selasa (25/8/2020) mantan presiden Blaugrana, Joan Laporta menuduh presiden Josep Maria Bartomeu memang ingin menjual Messi karena memiliki gaji tinggi.
Besarnya gaji bersih Messi yang bernilai 50 juta euro permusim, membuat klub mengeluarkan hampir 100 juta euro setahun, termasuk pembayaran pajak. Pandemi covid-19 membuat Barca khawatir akan kehilangan pendapatan musim depan. Saat ini, tagihan gaji sudah mencapai 60% dari pendapatan sebelum pandemi dan akan menelan 80% pendapatan dan klub merasa sangat perlu menguranginya. "Saya curiga mereka ingin menjual Messi. Barca yang malang karena berada di tangan orang-orang yang tidak kompeten," kata Laporta dilansir dailymail.
Terlepas dari berbagai kejutan dan kontroversi seputar kepindahannya, kemungkinan Messi bertahan tetap ada. Terlebih, diusianya yang sudah menginjak 33 tahun, keberanian klub untuk membayar pemain bernomor 10 itu dengan harga tinggi masih menjadi pertanyaan. (Baca juga: Sindiran tere Liye: Pertamina Tak Pernah Salah, yang Salah Kalian)
Boleh jadi, ini merupakan strategi memberikan tekanan kepada petinggi klub agar tetap percaya kepadanya. Fans bahkan rela melakukan demo menuntut Bartomeu mundur dari jabatanya ketimbang kehilangan Messi.
Selain menjadi sosok sentral permainan Barca, Messi selalu diistimewakan pelatih Barca sebelumnya Pep Guardiola, Tito Vilanova dan Luis Enrique. Punggawa tim nasional Argentina tersebut juga vokal mengkritisi petinggi klub dan pelatih yang dianggapnya tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Pesan Koeman tersebut disinyalir membuat Messi terkejut dan kesal. Pemain kelahiran Rosario, Argentina tersebut kini ngotot untuk pindah dan telah mengutarakannya dengan mengirimkan fax ke petinggi Barca. Masalahnya rencana kepindahan Messi tak semudah membalik tangan.
Salah satunya tentang klausul pelepasan Messi senilai 700 juta euro yang cukup pelik. Seperti diketahui, Barca berada pada posisi kuat, tetap berpegang pada keyakinan bahwa kesempatan Messi pergi dengan bebas transfer telah berlalu pada bulan Juni yang merupakan batas akhir berlakunya klausul tersebut. Selain itu, Messi masih terikat kontrak dengan Barca hingga 2021.
Tetapi, peluangnya keluar dari Camp Nou dengan status bebas transfer cukup terbuka. Dikarenakan pandemi covid-19, musim kompetisi yang biasanya berakhir Mei kini mundur hingga Agustus, Itu bisa menjadi acuan bahwa klausul pelepasan Messi masih berlaku. (Baca juga: Santri Ditangkap, Warga Kepung Polisi di Pondok Pesantren)
Jika Messi benar-benar pergi, beberapa klub bakal menerimanya dengan terbuka yakni, Paris Saint Germain (PSG), Inter Milan dan Manchester City (Man City). The Citizens disebut-sebut berpeluang besar. Messi dikabarkan telah mengontak Pep Guardiola mengenai prospek kembali bekerja sama setelah di Barca periode 2008-2012.
Menariknya, ada kepercayaan yang berkembang di sekitar klub bahwa setidaknya sebagian dari dewan Barca ingin Messi pergi. Melalui cuitan di twitternya, Selasa (25/8/2020) mantan presiden Blaugrana, Joan Laporta menuduh presiden Josep Maria Bartomeu memang ingin menjual Messi karena memiliki gaji tinggi.
Besarnya gaji bersih Messi yang bernilai 50 juta euro permusim, membuat klub mengeluarkan hampir 100 juta euro setahun, termasuk pembayaran pajak. Pandemi covid-19 membuat Barca khawatir akan kehilangan pendapatan musim depan. Saat ini, tagihan gaji sudah mencapai 60% dari pendapatan sebelum pandemi dan akan menelan 80% pendapatan dan klub merasa sangat perlu menguranginya. "Saya curiga mereka ingin menjual Messi. Barca yang malang karena berada di tangan orang-orang yang tidak kompeten," kata Laporta dilansir dailymail.
Terlepas dari berbagai kejutan dan kontroversi seputar kepindahannya, kemungkinan Messi bertahan tetap ada. Terlebih, diusianya yang sudah menginjak 33 tahun, keberanian klub untuk membayar pemain bernomor 10 itu dengan harga tinggi masih menjadi pertanyaan. (Baca juga: Sindiran tere Liye: Pertamina Tak Pernah Salah, yang Salah Kalian)
Boleh jadi, ini merupakan strategi memberikan tekanan kepada petinggi klub agar tetap percaya kepadanya. Fans bahkan rela melakukan demo menuntut Bartomeu mundur dari jabatanya ketimbang kehilangan Messi.
Selain menjadi sosok sentral permainan Barca, Messi selalu diistimewakan pelatih Barca sebelumnya Pep Guardiola, Tito Vilanova dan Luis Enrique. Punggawa tim nasional Argentina tersebut juga vokal mengkritisi petinggi klub dan pelatih yang dianggapnya tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda