Ternyata, Menjuarai Grand Slam Merupakan Impian Masa Kecil Thiem
Selasa, 15 September 2020 - 15:35 WIB
NEW YORK - Semangat pantang menyerah dan kekuatan mental ditunjukkan Dominic Thiem pada partai final Amerika Serikat (AS) Terbuka 2020 melawan Alexander Zverev. Kombinasi tersebut mengantarnya meraih gelar Grand Slam pertama sepanjang kariernya setelah gagal pada tiga kesempatan berbeda.
Thiem gembira luar biasa setelah menyelesaikan pertarungan panjang dengan mengalahkan Zverev di Arthur Ashe Stadium, dini hari kemarin. Memenangkan Grand Slam adalah mimpinya selama menjalani karier sebagai petenis. Petenis asal Austria itu tidak menyangka jika kerja kerasnya selama ini akhirnya membuahkan hasil. (Baca: Berikut Penambahan Kasus Corona di 34 Provinsi)
Alasannya, Thiem sempat patah semangat karena selalu gagal meraih kemenangan pada laga final di ajang Grand Slam. Sebelumnya, dia kalah ketika bertemu dua kali dengan Rafael Nadal di Prancis Terbuka (2018, 2019) dan sekali dari Novak Djokovic di Australia Terbuka 2020.
Berkaca dari catatan itu, Thiem tak ingin kembali melakukan kesalahan yang sama di AS Terbuka 2020. Hasilnya, dia tidak menyia-nyiakan peluang dan menunjukkan kemampuan terbaik di pertandingan final itu. Meski sempat tertinggal dua set pertama dari Zverev, petenis berusia 27 tahun itu menunjukkan kekuatan mentalnya dengan merebut tiga set selanjutnya 2-6, 4-6, 6-4, 6-3, 7-6.
"Saya mewujudkan target dalam hidup. Mimpi ini telah menemani saya selama bertahun-tahun, sejak masa kecil. Saya telah bekerja keras untuk itu, sebagian besar sepanjang hidup. Ini pencapaian yang luar biasa, tidak hanya untuk saya, untuk seluruh tim dan keluarga. Rasanya hari ini saya mengembalikan semua yang mereka berikan," kata Thiem, dilansir Reuters.
Thiem berharap kesuksesan ini bisa menjadi awal bagus dalam perjalanan kariernya. Keberhasilan ini juga bisa membuatnya semakin percaya diri saat menjalani turnamen besar seperti ajang Grand Slam. Apalagi, petenis berperingkat tiga dunia itu akan mengalihkan fokusnya ke Prancis Terbuka yang berlangsung pada 21 September- Oktober mendatang. (Baca juga: Sunan Giri Pendakwa Pertama di Bumi Kalimantan)
"Berharap ini akan lebih mudah bagi saya di turnamen terbesar. Saya sempat berpikir memiliki karier yang hebat sejauh ini lebih baik daripada yang pernah saya impikan. Tapi, sampai hari ini masih ada impian besar yang hilang. Dengan pencapaian ini, saya berharap saya akan sedikit lebih santai dan bermain lebih bebas di acara-acara terbesar," paparnya.
Selain itu, Thiem juga mencatatkan sejarah saat mengangkat gelar Grand Slam tersebut. Dia menjadi pemain pertama di era Terbuka yang bangkit dari ketinggalan dua set di final AS Terbuka. Bahkan, petenis berusia 27 tahun ini juga menjadi juara Grand Slam pertama yang lahir pada 1990-an, bersama dengan juara Grand Slam ke-55 era Terbuka dan ke-150 sepanjang masa. Dia bergabung dengan Thomas Muster (1995, Roland Garros) sebagai satu-satunya petenis Austria yang memenangkan kejuaraan besar.
Sementara itu, Zverev mengaku sangat kecewa karena dirinya sempat di atas angin untuk mengakhiri permainan dengan kemenangan. Namun, dia gagal mendapatkan satu set pun ketika sudah unggul dua set pertama. Akhirnya, dia harus mengakui keunggulan Thiem di laga final pertamanya di ajang Grand Slam.
“Saya sudah begitu dekat untuk menjadi juara Grand Slam. Saya hanya terpaut beberapa game lagi, mungkin beberapa poin lagi. Hal yang membuat saya merasa paling kesal bukan di set ketiga, tapi di set kelima. Saya mendapatkan banyak peluang di set kelima dan tidak memanfaatkannya dengan baik,” tandas Zverev.
Meski begitu, Zverev berjanji kembali bangkit dari kekecewaan pahitnya itu. Dia berharap suatu hari nanti bisa memenangkan gelar Grand Slam. Bahkan, hasil itu juga bisa dijadikan sebagai pengalamannya untuk bisa meraih sukses di masa mendatang. Namun, petenis berusia 23 tahun itu mengaku masih tidak menyangka bisa takluk ketika sudah unggul dua set pertama. (Baca juga: DKI Jakarta Kembali Berlakukan PSBB Jilid II Mulai Hari Ini)
“Pertanyaan seperti itu, mungkin masih terlalu dini untuk ditanyakan dalam dua, tiga hari ke depan. Saya masih berusia 23 tahun. Saya pikir itu bukan kesempatan terakhir. Saya yakin akan menjadi juara Grand Slam suatu hari nanti,” ujarnya. (Raikhul Amar)
Thiem gembira luar biasa setelah menyelesaikan pertarungan panjang dengan mengalahkan Zverev di Arthur Ashe Stadium, dini hari kemarin. Memenangkan Grand Slam adalah mimpinya selama menjalani karier sebagai petenis. Petenis asal Austria itu tidak menyangka jika kerja kerasnya selama ini akhirnya membuahkan hasil. (Baca: Berikut Penambahan Kasus Corona di 34 Provinsi)
Alasannya, Thiem sempat patah semangat karena selalu gagal meraih kemenangan pada laga final di ajang Grand Slam. Sebelumnya, dia kalah ketika bertemu dua kali dengan Rafael Nadal di Prancis Terbuka (2018, 2019) dan sekali dari Novak Djokovic di Australia Terbuka 2020.
Berkaca dari catatan itu, Thiem tak ingin kembali melakukan kesalahan yang sama di AS Terbuka 2020. Hasilnya, dia tidak menyia-nyiakan peluang dan menunjukkan kemampuan terbaik di pertandingan final itu. Meski sempat tertinggal dua set pertama dari Zverev, petenis berusia 27 tahun itu menunjukkan kekuatan mentalnya dengan merebut tiga set selanjutnya 2-6, 4-6, 6-4, 6-3, 7-6.
"Saya mewujudkan target dalam hidup. Mimpi ini telah menemani saya selama bertahun-tahun, sejak masa kecil. Saya telah bekerja keras untuk itu, sebagian besar sepanjang hidup. Ini pencapaian yang luar biasa, tidak hanya untuk saya, untuk seluruh tim dan keluarga. Rasanya hari ini saya mengembalikan semua yang mereka berikan," kata Thiem, dilansir Reuters.
Thiem berharap kesuksesan ini bisa menjadi awal bagus dalam perjalanan kariernya. Keberhasilan ini juga bisa membuatnya semakin percaya diri saat menjalani turnamen besar seperti ajang Grand Slam. Apalagi, petenis berperingkat tiga dunia itu akan mengalihkan fokusnya ke Prancis Terbuka yang berlangsung pada 21 September- Oktober mendatang. (Baca juga: Sunan Giri Pendakwa Pertama di Bumi Kalimantan)
"Berharap ini akan lebih mudah bagi saya di turnamen terbesar. Saya sempat berpikir memiliki karier yang hebat sejauh ini lebih baik daripada yang pernah saya impikan. Tapi, sampai hari ini masih ada impian besar yang hilang. Dengan pencapaian ini, saya berharap saya akan sedikit lebih santai dan bermain lebih bebas di acara-acara terbesar," paparnya.
Selain itu, Thiem juga mencatatkan sejarah saat mengangkat gelar Grand Slam tersebut. Dia menjadi pemain pertama di era Terbuka yang bangkit dari ketinggalan dua set di final AS Terbuka. Bahkan, petenis berusia 27 tahun ini juga menjadi juara Grand Slam pertama yang lahir pada 1990-an, bersama dengan juara Grand Slam ke-55 era Terbuka dan ke-150 sepanjang masa. Dia bergabung dengan Thomas Muster (1995, Roland Garros) sebagai satu-satunya petenis Austria yang memenangkan kejuaraan besar.
Sementara itu, Zverev mengaku sangat kecewa karena dirinya sempat di atas angin untuk mengakhiri permainan dengan kemenangan. Namun, dia gagal mendapatkan satu set pun ketika sudah unggul dua set pertama. Akhirnya, dia harus mengakui keunggulan Thiem di laga final pertamanya di ajang Grand Slam.
“Saya sudah begitu dekat untuk menjadi juara Grand Slam. Saya hanya terpaut beberapa game lagi, mungkin beberapa poin lagi. Hal yang membuat saya merasa paling kesal bukan di set ketiga, tapi di set kelima. Saya mendapatkan banyak peluang di set kelima dan tidak memanfaatkannya dengan baik,” tandas Zverev.
Meski begitu, Zverev berjanji kembali bangkit dari kekecewaan pahitnya itu. Dia berharap suatu hari nanti bisa memenangkan gelar Grand Slam. Bahkan, hasil itu juga bisa dijadikan sebagai pengalamannya untuk bisa meraih sukses di masa mendatang. Namun, petenis berusia 23 tahun itu mengaku masih tidak menyangka bisa takluk ketika sudah unggul dua set pertama. (Baca juga: DKI Jakarta Kembali Berlakukan PSBB Jilid II Mulai Hari Ini)
“Pertanyaan seperti itu, mungkin masih terlalu dini untuk ditanyakan dalam dua, tiga hari ke depan. Saya masih berusia 23 tahun. Saya pikir itu bukan kesempatan terakhir. Saya yakin akan menjadi juara Grand Slam suatu hari nanti,” ujarnya. (Raikhul Amar)
(ysw)
tulis komentar anda