Rotasi Mancini di Timnas Italia Diakui Jeli

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 11:35 WIB
Penyerang berusia 27 tahun tersebut berterima kasih kepada Mancini karena telah memberikan kepercayaan kepadanya meski kariernya di Liga Super China bersama Shanghai Shenhua tidak berjalan baik akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Pandemi, Jangan Stop Vaksin Anak)

El Shaarawy sebenarnya berpeluang kembali ke AS Roma dengan status pinjaman jelang penutupan bursa transfer, Senin (5/10), tapi gagal terwujud. Dia berjanji bekerja keras agar dapat memperkuat Italia di pertandingan-pertandingan berikutnya.

“Hal-hal baik akan datang dan saya sudah berlatih keras hingga kembali ke timnas. Tapi, Italia terbukti memiliki skuad besar berkualitas. Pelatih memiliki banyak pilihan dan kami mengikuti instruksinya. Kami penuh antusias dan sangat positif,” ujar El Shaarawy.

Kualitas kedalaman skuad yang baik jelas menjadi modal penting Italia sekaligus memberikan banyak opsi bagi Mancini. Setelah Moldova, Gli Azzurri bakal melakoni dua pertandingan Nations League A Grup 1, yakni bertemu Polandia, Senin (12/10), dan Belanda, Kamis (15/10/2020).

Performa impresif Italia di bawah Mancini jelas menjadi ancaman serius terutama bagi Belanda. De Oranje belum menunjukkan kebangkitan aetelah ditinggal Ronald Koeman ke Barcelona. Penggantinya, Frank de Boer, justru gagal mempersembahkan kemenangan di pertandingan pertamanya sebagai pelatih Belanda seusai takluk 0-1 dari Meksiko lewat eksekusi penalti Raul Gimenez (60). (Baca juga: Selandia Baru Berhasil Lenyapkan Covid-19 Untuk Kedua Kalinya)

Menanggapi hasil minor di Johan Cruijff Arena, De Boer kecewa karena menganggap timnya telah berusaha sebaik mungkin. Pada pertandingan tersebut, saudara Ronald de Boer itu melakukan beberapa perubahan di antaranya memberikan debut kepada bek Owen Wijndal dan gelandang Teun Koopmeiners plus menurunkan penjaga gawang Tim Krul di pertandingan internasional pertamanya dalam lima tahun.

“Tentu saja kekalahan ini menimbulkan perasaan tidak enak. Saya selalu ingin menang di setiap pertandingan. Tapi, kami membuat beberapa pilihan yang menurut saya sangat logis,” papar De Boer.

Hal itu semakin membuat publik skeptis dengan penunjukan De Boer. Rekam jejaknya di dunia kepelatihan tidak terlalu bagus. Dia memang sukses menjadi asisten pelatih saat membawa Belanda ke final Piala Dunia 2010 dan membawa Ajax Amsterdam empat kali menjuarai Eredivisie (2010/2011, 2011/2012, 2012/2013, 2013/2014) serta Johan Cruyff Shield (2013). (Baca juga: Demo Meletus di berbagai Daerah, Satgas Ingatkan Ancaman Covid-19)

De Boer pernah menjadi sorotan ketika hanya bertahan 85 hari saat melatih Inter Milan (2016) dan bahkan menjabat tujuh hari ketika di Crystal Palace (2017). Meski demikian, De Boer tidak khawatir. Pelatih berusia 50 tahun tersebut menegaskan Belanda memilik kualitas bagus sehingga optimistis bakal bangkit saat menghadapi Bosnia-Herzegovina, Minggu (11/10), dan Italia, Kamis (15/10/2020), di Nations League A Grup 1.

Para pemain utama termasuk Frenkie de Jong dan Daley Blind yang diistirahatkan melawan Meksiko diyakini akan diturunkan menjadi starter. “Kekalahan memang tidak selalu menyenangkan. Tapi, melawan Meksiko adalah uji coba. Itu alasan mengapa tidak semua pemain terbaik kami diturunkan,” tandas De Boer.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More