Reformasi Sepak Bola, Mayoritas Klub Inggris Kritis
Rabu, 14 Oktober 2020 - 11:35 WIB
Menurut dia, krisis keuangan klub level bawah bukan karena pandemi, tapi sudah telah berlangsung bertahun-tahun. "Sebelum pandemi, 75% klub kehilangan uang–jelas ini tidak bisa berlangsung. Pandemi, jika Anda suka, memperburuk masalah dan kami perlu memperbaikinya,” tandasnya.
Menurut survei pada 2020 yang dilakukan lembaga analisis asal Inggris, BDO secara total, 45% direktur keuangan klub sepak bola yang disurvei mengatakan keuangan klub mereka 'membutuhkan perhatian'. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari 21% yang dilaporkan pada 2019 dan hampir empat kali lipat dari 12% yang dilaporkan pada 2018.
Bahkan, semua (100%) klub League One (Level 3) League 2 (Level 4) yang disurvei dan 92% klub Championships (Level 2) mengatakan mereka telah menggunakan Skema Retensi Pekerjaan Corona-19 dari Pemerintah Inggris.
Survei tahunan BDO ini dilakukan pada direktur keuangan dari empat liga teratas Inggris. Gaji pemain dan inflasi biaya transfer, bahkan sebelum pandemi, menyebabkan sekitar 70% klub merugi. Hal ini terjadi meskipun pendapatan siaran meningkat, yang sekarang melebihi 3 miliar poundsterling per tahun. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
“Sementara segala sesuatunya cenderung menjadi lebih buruk. Sekarang, ada peluang nyata bagi sepak bola Inggris mempertimbangkan kembali dengan hati-hati struktur tata kelola dan distribusi kekayaan dalam permainan,” kata Ian Clayden, Kepala Olahraga Profesional Nasional BDO, dikutip accountancydaily. (Maruf)
Menurut survei pada 2020 yang dilakukan lembaga analisis asal Inggris, BDO secara total, 45% direktur keuangan klub sepak bola yang disurvei mengatakan keuangan klub mereka 'membutuhkan perhatian'. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari 21% yang dilaporkan pada 2019 dan hampir empat kali lipat dari 12% yang dilaporkan pada 2018.
Bahkan, semua (100%) klub League One (Level 3) League 2 (Level 4) yang disurvei dan 92% klub Championships (Level 2) mengatakan mereka telah menggunakan Skema Retensi Pekerjaan Corona-19 dari Pemerintah Inggris.
Survei tahunan BDO ini dilakukan pada direktur keuangan dari empat liga teratas Inggris. Gaji pemain dan inflasi biaya transfer, bahkan sebelum pandemi, menyebabkan sekitar 70% klub merugi. Hal ini terjadi meskipun pendapatan siaran meningkat, yang sekarang melebihi 3 miliar poundsterling per tahun. (Lihat videonya: Sejumlah Aktivis dan Petinggi KAMI Ditangkap Polisi)
“Sementara segala sesuatunya cenderung menjadi lebih buruk. Sekarang, ada peluang nyata bagi sepak bola Inggris mempertimbangkan kembali dengan hati-hati struktur tata kelola dan distribusi kekayaan dalam permainan,” kata Ian Clayden, Kepala Olahraga Profesional Nasional BDO, dikutip accountancydaily. (Maruf)
(ysw)
tulis komentar anda