Uji Toksikologi Mendiang Maradona Telah Dilakukan, Ini Hasilnya
Rabu, 23 Desember 2020 - 20:24 WIB
BUENOS AIRES - Hasil uji toksikologi yang dilakukan dalam rangka penyelidikan kematian Diego Maradona telah diketahui. Disebutkan tidak ada alkohol atau obat-obatan terlarang di tubuh salah satu legenda sepak bola asal Argentina itu.
(Simone Inzaghi Tolak Tawaran Pertama Lazio)
Satu-satunya obat yang ditemukan setelah dilakukan uji toksikologi hanyalah yang digunakan untuk merawat kesehatan fisik dan mentalnya. Ini menurut laporan dari pihak berwenanang pada Selasa (22/12/2020) waktu setempat.
Jaksa Agung dari San Isidro, yang bertanggung jawab atas penyelidikan terus berusaha untuk membuktikan apakah ada jenis malapraktik terkait kematian mantan penyerang Napoli itu. Mereka lalu merilis pernyataan setelah menerima hasilnya.
Diantara obat-obatan yang berhasil terdeteksi adalah yang digunakan untuk mengobati depresi dan kejang. Serta yang digunakan untuk mengobati ketergantungan obat-obatan terlarang dan alkohol juga masalah pencernaan.
Laporan tersebut menunjukkan Maradona menderita sejumlah masalah dengan ginjal, paru-paru, dan hatinya. Meski demikian, ini belum sepenuhnya membuktikan bahwa tidak ada unsur kelalaian atas kematiannya.
Mendiang Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun di rumahnya di Buenos Aires, tempat memulihkan diri setelah menjalani operasi penggumpalan darah di otaknya, yang berlangsung pada November kemarin.
Sebagai bagian dari penyelidikan, berbagai pencarian telah dilakukan dikediaman ahli bedah saraf Leopoldo Luque, yang merawat Maradona di rumah sakit, serta psikiaternya, Agustina Cosachov.
(Ancelotti Akui Diminta Ferguson Jadi Pelatih Manchester United)
Apartemen tempat tinggal Maximiliano Trimarchi, yang bekerja sebagai sopir Maradona, juga digerebek dan telepon genggamnya disita.
(Simone Inzaghi Tolak Tawaran Pertama Lazio)
Satu-satunya obat yang ditemukan setelah dilakukan uji toksikologi hanyalah yang digunakan untuk merawat kesehatan fisik dan mentalnya. Ini menurut laporan dari pihak berwenanang pada Selasa (22/12/2020) waktu setempat.
Jaksa Agung dari San Isidro, yang bertanggung jawab atas penyelidikan terus berusaha untuk membuktikan apakah ada jenis malapraktik terkait kematian mantan penyerang Napoli itu. Mereka lalu merilis pernyataan setelah menerima hasilnya.
Diantara obat-obatan yang berhasil terdeteksi adalah yang digunakan untuk mengobati depresi dan kejang. Serta yang digunakan untuk mengobati ketergantungan obat-obatan terlarang dan alkohol juga masalah pencernaan.
Laporan tersebut menunjukkan Maradona menderita sejumlah masalah dengan ginjal, paru-paru, dan hatinya. Meski demikian, ini belum sepenuhnya membuktikan bahwa tidak ada unsur kelalaian atas kematiannya.
Mendiang Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun di rumahnya di Buenos Aires, tempat memulihkan diri setelah menjalani operasi penggumpalan darah di otaknya, yang berlangsung pada November kemarin.
Sebagai bagian dari penyelidikan, berbagai pencarian telah dilakukan dikediaman ahli bedah saraf Leopoldo Luque, yang merawat Maradona di rumah sakit, serta psikiaternya, Agustina Cosachov.
(Ancelotti Akui Diminta Ferguson Jadi Pelatih Manchester United)
Apartemen tempat tinggal Maximiliano Trimarchi, yang bekerja sebagai sopir Maradona, juga digerebek dan telepon genggamnya disita.
(mirz)
tulis komentar anda