Kehidupan Biaggi di Dunia Balap Tak Seindah Realita
Jum'at, 25 Juni 2021 - 10:07 WIB
ROMA - Kehidupan Max Biaggi selama menjadi seorang pembalap profesional ternyata tak seindah yang dipikirkan penggemar sebelumnya. Pria yang akhir pekan ini akan merayakan ulang tahunnya ke-50 itu menceritakan bagaimana awal mula diirnya terjun di dunia balap motor.
Saat masih remaja Biaggi yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan ibunya memutuskan untuk meninggalkan rumah dan menetap di Monaco, Prancis. Di sana ia mengenal dirinya dengan baik dan membangun kemitraan dengan pembalap lain.
Seiring waktu, Biaggi semakin dewasa, baik sebagai pria maupun sebagai pembalap. "Saya menjadikan motor sebagai tempat berlindung saya yang riang, menenggelamkan pikiran-pikiran yang tidak baik untuk pikiran saya dan mendedikasikan tubuh dan jiwa saya untuk olahraga," tuturnya dikutip dari La Gazzetta dello Sport, Kamis (24/6/2021).
Memasuki tahun 1990-an, situasinya semakin sulit lantaran ayahnya banyak menuntut darinya. Ini tak lepas dari keberhasilannya mendominasi ajang Sport Production 125.
BACA JUGA: Sukses Marquez Rajai GP Jerman, Bakar Semangat Pembalap Yamaha untuk Bangkit
Menyusul kesuksesan itulah ayahnya banyak menuntut dan memintanya untuk naik kelas ke 250cc. "Mereka mengusulkan seratus hal kepada saya, ayah saya Pierto dan saya tida saling mengerti. Dan dia tidak tahu banyak sehingga membuat banyak alasan: 'Kamu dua tahun lebih tua dari Capirossi yang baru saja memenangkan kejuaraan dunia 125cc, jadi kamu harus melakukan di kelas 250cc'," kenang Biaggi.
"Ayah, tetapi saya bahkan belum pernah mencoba 250. Dan dia menjawab:'Dan annamola untuk menguji'. Tes di Misano: setelah beberapa putaran saya telah menyamai keberhasilan dari Kejuaraan Eropa. Dunia memanggil saya, Honda Inggris, tim Italia."
BACA JUGA: Jadwal Siaran Langsung Babak 16 Besar Piala Eropa 2020 di RCTI dan iNewsTV
Kemudian Carlo Pernat muncul. Dia mengatakan kepada Biaggi agar dia menjalani balapan dengan tim Italia. Tawaran itu diterimanya, dengan beberapa catatan.
"Saya mengatakan kepadanya, oke, tetapi jika saya memenangkan Kejuaraan Eropa, Anda harus menjamin saya Kejuaraan Dunia dengan Aprilia. Saya memenangkannya dengan tiga balapan. untuk cadangan dan sebagai hadiah saya membuat beberapa balapan Kejuaraan Dunia '91 sebagai wild-card ".
Lihat Juga: Profil David Alonso, Pembalap Moto3 Juara GP Barcelona 2024 Pemilik Kemenangan Terbanyak dalam Semusim!
Saat masih remaja Biaggi yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan ibunya memutuskan untuk meninggalkan rumah dan menetap di Monaco, Prancis. Di sana ia mengenal dirinya dengan baik dan membangun kemitraan dengan pembalap lain.
Seiring waktu, Biaggi semakin dewasa, baik sebagai pria maupun sebagai pembalap. "Saya menjadikan motor sebagai tempat berlindung saya yang riang, menenggelamkan pikiran-pikiran yang tidak baik untuk pikiran saya dan mendedikasikan tubuh dan jiwa saya untuk olahraga," tuturnya dikutip dari La Gazzetta dello Sport, Kamis (24/6/2021).
Memasuki tahun 1990-an, situasinya semakin sulit lantaran ayahnya banyak menuntut darinya. Ini tak lepas dari keberhasilannya mendominasi ajang Sport Production 125.
BACA JUGA: Sukses Marquez Rajai GP Jerman, Bakar Semangat Pembalap Yamaha untuk Bangkit
Menyusul kesuksesan itulah ayahnya banyak menuntut dan memintanya untuk naik kelas ke 250cc. "Mereka mengusulkan seratus hal kepada saya, ayah saya Pierto dan saya tida saling mengerti. Dan dia tidak tahu banyak sehingga membuat banyak alasan: 'Kamu dua tahun lebih tua dari Capirossi yang baru saja memenangkan kejuaraan dunia 125cc, jadi kamu harus melakukan di kelas 250cc'," kenang Biaggi.
"Ayah, tetapi saya bahkan belum pernah mencoba 250. Dan dia menjawab:'Dan annamola untuk menguji'. Tes di Misano: setelah beberapa putaran saya telah menyamai keberhasilan dari Kejuaraan Eropa. Dunia memanggil saya, Honda Inggris, tim Italia."
BACA JUGA: Jadwal Siaran Langsung Babak 16 Besar Piala Eropa 2020 di RCTI dan iNewsTV
Kemudian Carlo Pernat muncul. Dia mengatakan kepada Biaggi agar dia menjalani balapan dengan tim Italia. Tawaran itu diterimanya, dengan beberapa catatan.
"Saya mengatakan kepadanya, oke, tetapi jika saya memenangkan Kejuaraan Eropa, Anda harus menjamin saya Kejuaraan Dunia dengan Aprilia. Saya memenangkannya dengan tiga balapan. untuk cadangan dan sebagai hadiah saya membuat beberapa balapan Kejuaraan Dunia '91 sebagai wild-card ".
Lihat Juga: Profil David Alonso, Pembalap Moto3 Juara GP Barcelona 2024 Pemilik Kemenangan Terbanyak dalam Semusim!
(yov)
tulis komentar anda