Covid-19 dan Heat-stroke Landa Tokyo Jelang Pembukaan Olimpiade 2020
Kamis, 22 Juli 2021 - 09:14 WIB
TOKYO - Para atlet yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 harus dihadapkan dengan tantangan baru. Setelah isu penyebaran Covid-19 di Jepang belum selesai, kini mereka akan menghadapi musim panas yang menyengat atau biasa disebut Heat-stroke.
Sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (22/7/2021), Biro cuaca Jepang telah mengeluarkan peringatan heat-stroke pada Rabu (21/7/2021). Dalam keterangannya, suhu di ibu kota akan mengalami pergolakan musim panas yang lembab selama lima hari berturut-turut.
Peningkatan suhu dikabarkan sudah mulai terjadi pada hari ini, yang mana pada pukul 15.00 waktu setempat suhu mencapai 33,1 derajat celcius. Suhu panas ini akan membuat hawa di kota Tokyo menjadi lembab.
BACA JUGA: Ganda Putra Indonesia Sabet Tiga Emas Bulu Tangkis Olimpiade
Dengan kata lain, cuaca ini akan mengancam penyelenggaraan upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 23 Juli 2021 nanti. Tim panitia pun merencanakan strategi untuk menghalau panas selama Olimpiade.
Salah satu bentuk upayanya, tim penyelenggara meluncurkan alat penghalau panas bagi beberapa perangkat pertandingan. Misalnya, stasiun penyemprot kabut untuk kuda olimpiade dan rompi pendingin untuk wasit.
Temperatur tinggi kemungkinan akan menjadi tantangan tambahan bagi para atlet terutama yang berasal dari negara-negara belahan bumi selatan. Katakanlah seperti Selandia Baru yang saat ini tengah mengalami musim dingin.
BACA JUGA: Atlet Cantik Ini Ngamuk Dilarang Susui Bayinya di Olimpiade Tokyo
Berdasarkan pernyataan para ahli, kasus heat-stroke ini juga berpotensi menimbulkan korban layaknya Covid-19. Belum lagi, seseorang yang sakit karena hal ini memiliki gejala yang sama dengan penderita Covid-19 yakni suhu tinggi dan dehidrasi.
Sekadar informasi, Infeksi baru Covid-19 di Tokyo melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir yakni 1.832 kasus pada hari ini. Para ahli pun telah memperingatkan bahwa itu bisa memburuk.
Oleh karena itu, para ahli juga menekankan kepada warga terutama atlet yang akan berlaga di Olimpiade untuk menambah kesadaran pada sistem perawatan kesehatan. Selain, taktik dan strategi untuk berprestasi, namun juga memperhatikan protokol kesehatan.
Tentu hal ini juga berlaku untuk 28 atlet Indonesia yang telah diberangkatkan ke Tokyo beberapa waktu lalu. Diharapkan mereka tak hanya membawa pulang medali, namun juga kembali dengan selamat dan sehat.
Sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (22/7/2021), Biro cuaca Jepang telah mengeluarkan peringatan heat-stroke pada Rabu (21/7/2021). Dalam keterangannya, suhu di ibu kota akan mengalami pergolakan musim panas yang lembab selama lima hari berturut-turut.
Peningkatan suhu dikabarkan sudah mulai terjadi pada hari ini, yang mana pada pukul 15.00 waktu setempat suhu mencapai 33,1 derajat celcius. Suhu panas ini akan membuat hawa di kota Tokyo menjadi lembab.
BACA JUGA: Ganda Putra Indonesia Sabet Tiga Emas Bulu Tangkis Olimpiade
Dengan kata lain, cuaca ini akan mengancam penyelenggaraan upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 23 Juli 2021 nanti. Tim panitia pun merencanakan strategi untuk menghalau panas selama Olimpiade.
Salah satu bentuk upayanya, tim penyelenggara meluncurkan alat penghalau panas bagi beberapa perangkat pertandingan. Misalnya, stasiun penyemprot kabut untuk kuda olimpiade dan rompi pendingin untuk wasit.
Temperatur tinggi kemungkinan akan menjadi tantangan tambahan bagi para atlet terutama yang berasal dari negara-negara belahan bumi selatan. Katakanlah seperti Selandia Baru yang saat ini tengah mengalami musim dingin.
BACA JUGA: Atlet Cantik Ini Ngamuk Dilarang Susui Bayinya di Olimpiade Tokyo
Berdasarkan pernyataan para ahli, kasus heat-stroke ini juga berpotensi menimbulkan korban layaknya Covid-19. Belum lagi, seseorang yang sakit karena hal ini memiliki gejala yang sama dengan penderita Covid-19 yakni suhu tinggi dan dehidrasi.
Sekadar informasi, Infeksi baru Covid-19 di Tokyo melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir yakni 1.832 kasus pada hari ini. Para ahli pun telah memperingatkan bahwa itu bisa memburuk.
Oleh karena itu, para ahli juga menekankan kepada warga terutama atlet yang akan berlaga di Olimpiade untuk menambah kesadaran pada sistem perawatan kesehatan. Selain, taktik dan strategi untuk berprestasi, namun juga memperhatikan protokol kesehatan.
Tentu hal ini juga berlaku untuk 28 atlet Indonesia yang telah diberangkatkan ke Tokyo beberapa waktu lalu. Diharapkan mereka tak hanya membawa pulang medali, namun juga kembali dengan selamat dan sehat.
(yov)
tulis komentar anda