Megahnya Lini Tengah Persib, Lebih Mewah dari Era Mario Gomez
Minggu, 22 Agustus 2021 - 01:01 WIB
Sehingga, bukan berarti menumpuknya gelandang berkualitas ini demi menghambat laju tim lain. Sebaliknya, menumpuknya gelandang berkualitas ini justru untuk menghadirkan keseimbangan dalam komposisi tim Persib.
"Kita mikirnya ke situ aja dulu, positif aja dulu. Ini untuk kepentingan tim (selama satu musim)," ucapnya.
Yudi mencontohkan jika Febri Hariyadi dijadikan pemain utama dan tiba-tiba harus absen, ada pemain lain yang kualitasnya tak jauh berbeda, misalnya Frets Butuan, Esteban Vizcarra, atau Erwin Ramdani. Begitu juga jika Dedi Kusnandar absen, ada nama Mohammed Rashid, Marc Klok, atau Abdul Aziz.
Lebih Baik dari Era Mario Gomez
Jika berkaca pada komposisi pemain, Yudi menyebut skuad Persib di era pelatih Mario Gomez sebagai salah satu yang terbaik. Ia menilai 11 pemain utama Persib saat itu punya kualitas yang benar-benar bisa diandalkan.
Saat itu, di bawah mistar gawang ada M Natshir yang jadi tumpuan utama. Di sektor belakang ada Victor Igbonefo, Bojan Malisic, Supardi Nasir, dan Ardi Idrus. Gelandang ditempati Hariono, In Kyun-oh, Febri Hariyadi, dan Ghozali Siregar. Sedangkan di lini depan ada duet Ezechiel Ndouassel dan Jonathan Bauman.
"Itu (komposisi) luar biasa kalau menurut saya yang 11 pemain utama itu," ucap Yudi.
Namun, ada kelemahan di balik skuad luar biasa tersebut. Para pemain lain yang berstatus 'pelapis' tidak punya kemampuan sepadan. Sehingga, pemain yang diandalkan itu-itu saja.
Dampaknya, tim mengalami perubahan kekuatan signifikan saat pemain utama berhalangan tampil. Akibatnya, Persib mengalami inkonsistensi permainan saat pertengahan hingga akhir musim.
"Misalnya saat Bauman sama In-Kyun enggak main, jauh banget (kualitas permainannya). Apalagi kalau Eze enggak main, jauh banget, susah menangnya. Waktu itu saya perhatikan 11 pemain (utama) itu sangat bagus. Tapi, penggantinya, saat dua atau tiga pemain tidak tampil karena akumulasi atau cedera, itu sangat beda mainnya (saat digantikan pemain lain)," jelas Yudi.
"Kita mikirnya ke situ aja dulu, positif aja dulu. Ini untuk kepentingan tim (selama satu musim)," ucapnya.
Yudi mencontohkan jika Febri Hariyadi dijadikan pemain utama dan tiba-tiba harus absen, ada pemain lain yang kualitasnya tak jauh berbeda, misalnya Frets Butuan, Esteban Vizcarra, atau Erwin Ramdani. Begitu juga jika Dedi Kusnandar absen, ada nama Mohammed Rashid, Marc Klok, atau Abdul Aziz.
Lebih Baik dari Era Mario Gomez
Jika berkaca pada komposisi pemain, Yudi menyebut skuad Persib di era pelatih Mario Gomez sebagai salah satu yang terbaik. Ia menilai 11 pemain utama Persib saat itu punya kualitas yang benar-benar bisa diandalkan.
Saat itu, di bawah mistar gawang ada M Natshir yang jadi tumpuan utama. Di sektor belakang ada Victor Igbonefo, Bojan Malisic, Supardi Nasir, dan Ardi Idrus. Gelandang ditempati Hariono, In Kyun-oh, Febri Hariyadi, dan Ghozali Siregar. Sedangkan di lini depan ada duet Ezechiel Ndouassel dan Jonathan Bauman.
"Itu (komposisi) luar biasa kalau menurut saya yang 11 pemain utama itu," ucap Yudi.
Namun, ada kelemahan di balik skuad luar biasa tersebut. Para pemain lain yang berstatus 'pelapis' tidak punya kemampuan sepadan. Sehingga, pemain yang diandalkan itu-itu saja.
Dampaknya, tim mengalami perubahan kekuatan signifikan saat pemain utama berhalangan tampil. Akibatnya, Persib mengalami inkonsistensi permainan saat pertengahan hingga akhir musim.
"Misalnya saat Bauman sama In-Kyun enggak main, jauh banget (kualitas permainannya). Apalagi kalau Eze enggak main, jauh banget, susah menangnya. Waktu itu saya perhatikan 11 pemain (utama) itu sangat bagus. Tapi, penggantinya, saat dua atau tiga pemain tidak tampil karena akumulasi atau cedera, itu sangat beda mainnya (saat digantikan pemain lain)," jelas Yudi.
tulis komentar anda