Megahnya Lini Tengah Persib, Lebih Mewah dari Era Mario Gomez
loading...
A
A
A
BANDUNG - Komposisi skuad Persib Bandung menatap Liga 1 2021/2022 terbilang mengerikan. Bahkan, Persib dinilai punya lini tengah yang megah.
Mantan pemain Persib era 1990-an Yudi Guntara menilai komposisi gelandang 'Maung Bandung' memiliki kedalaman yang kuat. Sebab, setiap pemain di posisi itu bisa diandalkan.
Ketika ada pemain utama yang berhalangan tampil, pemain lain diyakini bisa mengisi posisi dan tak membuat kekuatan tim menjadi pincang. Sehingga, Persib tak perlu khawatir jika ada pemain absen.
"Menurut saya ideal karena komposisinya untuk jangka panjang," ujar Yudi.
Seperti diketahui, komposisi gelandang Persib terdiri dari banyak pemain bintang dan tentunya berkualitas istimewa. Di sana ada Dedi Kusnandar, Mohammed Rashid, Marc Klok , Febri Hariyadi, Esteban Vizcarra, Frets Butuan, Erwin Ramdani, Abdul Aziz, hingga Beckham Putra.
Jika dilihat dari jumlah pemain, komposisi ini terbilang 'gemuk'. Apalagi, di sana juga ada nama pemain muda lain seperti Agung Mulyadi, Saiful, dan Ardi Maulana. Praktis, sektor gelandang jadi lini paling bertumpuk pemain.
Namun, Yudi memandang gemuknya sektor gelandang sebagai kelebihan tersendiri. Sebab, ia meyakini pelatih Robert Alberts akan memainkan pemain secara bergantian sesuai dengan strategi yang bakal diterapkan dalam pertandingan.
Dia juga meyakini Robert Alberts memikirkan komposisi tim secara matang untuk mengarungi satu musim penuh. Sehingga, butuh banyak pemain berkualitas di lini vital tersebut.
Sehingga, bukan berarti menumpuknya gelandang berkualitas ini demi menghambat laju tim lain. Sebaliknya, menumpuknya gelandang berkualitas ini justru untuk menghadirkan keseimbangan dalam komposisi tim Persib.
"Kita mikirnya ke situ aja dulu, positif aja dulu. Ini untuk kepentingan tim (selama satu musim)," ucapnya.
Yudi mencontohkan jika Febri Hariyadi dijadikan pemain utama dan tiba-tiba harus absen, ada pemain lain yang kualitasnya tak jauh berbeda, misalnya Frets Butuan, Esteban Vizcarra, atau Erwin Ramdani. Begitu juga jika Dedi Kusnandar absen, ada nama Mohammed Rashid, Marc Klok, atau Abdul Aziz.
Lebih Baik dari Era Mario Gomez
Jika berkaca pada komposisi pemain, Yudi menyebut skuad Persib di era pelatih Mario Gomez sebagai salah satu yang terbaik. Ia menilai 11 pemain utama Persib saat itu punya kualitas yang benar-benar bisa diandalkan.
Saat itu, di bawah mistar gawang ada M Natshir yang jadi tumpuan utama. Di sektor belakang ada Victor Igbonefo, Bojan Malisic, Supardi Nasir, dan Ardi Idrus. Gelandang ditempati Hariono, In Kyun-oh, Febri Hariyadi, dan Ghozali Siregar. Sedangkan di lini depan ada duet Ezechiel Ndouassel dan Jonathan Bauman.
"Itu (komposisi) luar biasa kalau menurut saya yang 11 pemain utama itu," ucap Yudi.
Namun, ada kelemahan di balik skuad luar biasa tersebut. Para pemain lain yang berstatus 'pelapis' tidak punya kemampuan sepadan. Sehingga, pemain yang diandalkan itu-itu saja.
Dampaknya, tim mengalami perubahan kekuatan signifikan saat pemain utama berhalangan tampil. Akibatnya, Persib mengalami inkonsistensi permainan saat pertengahan hingga akhir musim.
"Misalnya saat Bauman sama In-Kyun enggak main, jauh banget (kualitas permainannya). Apalagi kalau Eze enggak main, jauh banget, susah menangnya. Waktu itu saya perhatikan 11 pemain (utama) itu sangat bagus. Tapi, penggantinya, saat dua atau tiga pemain tidak tampil karena akumulasi atau cedera, itu sangat beda mainnya (saat digantikan pemain lain)," jelas Yudi.
Sebaliknya, hal itu diyakini tak akan terjadi pada Persib tahun ini. Sebab, kualitas pemain utama dan pelapis tidak jauh berbeda. Sehingga, kualitas tim tak akan berkurang drastis saat pemain utama berhalangan tampil.
"Sekarang yang tim coach Albert ini sangat ideal. Ideal itu dalam arti kalau misalkan tidak ada dua atau tiga orang (pemain absen), tim tuh masih kuat," jelas pria yang juga pernah berkostum Persija Jakarta itu.
Perlu Tambahan Striker Lokal
Selain gelandang, sektor lain juga dinilai mumpuni sebagai modal mengejar titel juara musim ini. Di sektor penjaga gawang, Persib punya empat kiper berkualitas tinggi, yakni Teja Paku Alam, I Made Wirawan, M Natshir, dan M Aqil Savik.
Lini pertahanan pun ditempati pemain berkualitas, mulai dari Victor Igbonefo, Achmad Jufriyanto, dan Nick Kuipers. Ketiganya bisa dipasang bergiliran sebagai pemain utama. Mereka akan diapit Supardi Nasir, Henhen Herdiana, Ardi Idrus, Zalnando, dan Mario Jardel yang bisa diandalkan kapan saja.
Lini depan juga cukup mengerikan. Selain ada Geoffrey Castillion dan Wander Luiz yang teruji kualitasnya musim lalu, ada Ezra Walian yang menambah opsi daya gedor.
Namun, Persib menurutnya butuh tambahan minimal satu striker lokal yang sudah 'matang' setelah Ferdinand Sinaga hengkang ke Persis Solo. Sebab, tiga striker untuk mengarungi satu musim kompetisi dinilai kurang.
"Kalau kata saya, satu lagi (menambah striker lokal 'matang') akan sangat ideal," tandas Yudi.
Mantan pemain Persib era 1990-an Yudi Guntara menilai komposisi gelandang 'Maung Bandung' memiliki kedalaman yang kuat. Sebab, setiap pemain di posisi itu bisa diandalkan.
Ketika ada pemain utama yang berhalangan tampil, pemain lain diyakini bisa mengisi posisi dan tak membuat kekuatan tim menjadi pincang. Sehingga, Persib tak perlu khawatir jika ada pemain absen.
"Menurut saya ideal karena komposisinya untuk jangka panjang," ujar Yudi.
Seperti diketahui, komposisi gelandang Persib terdiri dari banyak pemain bintang dan tentunya berkualitas istimewa. Di sana ada Dedi Kusnandar, Mohammed Rashid, Marc Klok , Febri Hariyadi, Esteban Vizcarra, Frets Butuan, Erwin Ramdani, Abdul Aziz, hingga Beckham Putra.
Jika dilihat dari jumlah pemain, komposisi ini terbilang 'gemuk'. Apalagi, di sana juga ada nama pemain muda lain seperti Agung Mulyadi, Saiful, dan Ardi Maulana. Praktis, sektor gelandang jadi lini paling bertumpuk pemain.
Namun, Yudi memandang gemuknya sektor gelandang sebagai kelebihan tersendiri. Sebab, ia meyakini pelatih Robert Alberts akan memainkan pemain secara bergantian sesuai dengan strategi yang bakal diterapkan dalam pertandingan.
Dia juga meyakini Robert Alberts memikirkan komposisi tim secara matang untuk mengarungi satu musim penuh. Sehingga, butuh banyak pemain berkualitas di lini vital tersebut.
Sehingga, bukan berarti menumpuknya gelandang berkualitas ini demi menghambat laju tim lain. Sebaliknya, menumpuknya gelandang berkualitas ini justru untuk menghadirkan keseimbangan dalam komposisi tim Persib.
"Kita mikirnya ke situ aja dulu, positif aja dulu. Ini untuk kepentingan tim (selama satu musim)," ucapnya.
Yudi mencontohkan jika Febri Hariyadi dijadikan pemain utama dan tiba-tiba harus absen, ada pemain lain yang kualitasnya tak jauh berbeda, misalnya Frets Butuan, Esteban Vizcarra, atau Erwin Ramdani. Begitu juga jika Dedi Kusnandar absen, ada nama Mohammed Rashid, Marc Klok, atau Abdul Aziz.
Lebih Baik dari Era Mario Gomez
Jika berkaca pada komposisi pemain, Yudi menyebut skuad Persib di era pelatih Mario Gomez sebagai salah satu yang terbaik. Ia menilai 11 pemain utama Persib saat itu punya kualitas yang benar-benar bisa diandalkan.
Saat itu, di bawah mistar gawang ada M Natshir yang jadi tumpuan utama. Di sektor belakang ada Victor Igbonefo, Bojan Malisic, Supardi Nasir, dan Ardi Idrus. Gelandang ditempati Hariono, In Kyun-oh, Febri Hariyadi, dan Ghozali Siregar. Sedangkan di lini depan ada duet Ezechiel Ndouassel dan Jonathan Bauman.
"Itu (komposisi) luar biasa kalau menurut saya yang 11 pemain utama itu," ucap Yudi.
Namun, ada kelemahan di balik skuad luar biasa tersebut. Para pemain lain yang berstatus 'pelapis' tidak punya kemampuan sepadan. Sehingga, pemain yang diandalkan itu-itu saja.
Dampaknya, tim mengalami perubahan kekuatan signifikan saat pemain utama berhalangan tampil. Akibatnya, Persib mengalami inkonsistensi permainan saat pertengahan hingga akhir musim.
"Misalnya saat Bauman sama In-Kyun enggak main, jauh banget (kualitas permainannya). Apalagi kalau Eze enggak main, jauh banget, susah menangnya. Waktu itu saya perhatikan 11 pemain (utama) itu sangat bagus. Tapi, penggantinya, saat dua atau tiga pemain tidak tampil karena akumulasi atau cedera, itu sangat beda mainnya (saat digantikan pemain lain)," jelas Yudi.
Sebaliknya, hal itu diyakini tak akan terjadi pada Persib tahun ini. Sebab, kualitas pemain utama dan pelapis tidak jauh berbeda. Sehingga, kualitas tim tak akan berkurang drastis saat pemain utama berhalangan tampil.
"Sekarang yang tim coach Albert ini sangat ideal. Ideal itu dalam arti kalau misalkan tidak ada dua atau tiga orang (pemain absen), tim tuh masih kuat," jelas pria yang juga pernah berkostum Persija Jakarta itu.
Perlu Tambahan Striker Lokal
Selain gelandang, sektor lain juga dinilai mumpuni sebagai modal mengejar titel juara musim ini. Di sektor penjaga gawang, Persib punya empat kiper berkualitas tinggi, yakni Teja Paku Alam, I Made Wirawan, M Natshir, dan M Aqil Savik.
Lini pertahanan pun ditempati pemain berkualitas, mulai dari Victor Igbonefo, Achmad Jufriyanto, dan Nick Kuipers. Ketiganya bisa dipasang bergiliran sebagai pemain utama. Mereka akan diapit Supardi Nasir, Henhen Herdiana, Ardi Idrus, Zalnando, dan Mario Jardel yang bisa diandalkan kapan saja.
Lini depan juga cukup mengerikan. Selain ada Geoffrey Castillion dan Wander Luiz yang teruji kualitasnya musim lalu, ada Ezra Walian yang menambah opsi daya gedor.
Namun, Persib menurutnya butuh tambahan minimal satu striker lokal yang sudah 'matang' setelah Ferdinand Sinaga hengkang ke Persis Solo. Sebab, tiga striker untuk mengarungi satu musim kompetisi dinilai kurang.
"Kalau kata saya, satu lagi (menambah striker lokal 'matang') akan sangat ideal," tandas Yudi.
(sto)