Profil Michel Sablon, Si Pencetak Generasi Emas Timnas Belgia

Senin, 04 Oktober 2021 - 21:01 WIB
"Angka menceritakan kisah yang sebenarnya," kata Sablon.

Sablon juga berkeliling negeri mencari bakat pemain muda sambil menggelar presentasi ke sekolah sepak bola milik klub-klub di Belgia. Pemain muda yang terjaring karena dianggap potensial, langsung diberikan latihan menggiring bola dan bertanding dalam tiga format: 2v2, 5v5, dan 8v8.

Revolusi juga dilakukan Sablon dengan penghapusan sistem ranking yang awalnya dianggap krusial. Pemain yang berusia tujuh sampai delapan tahun tidak dibebani tugas untuk menjadi yang terbaik di kelompoknya.

"Ranking adalah cara yang salah. Jadikan pengembangan pemain sebagai prioritas utama kalian," kata Sablon kepada para pelatih akademi.

Intelektualitas dan keterampilan mengelola emosi tak luput dari fokus Sablon dalam membangun sistem sepak bola di Timnas Belgia. Para pemain diminta menghindari tekel keras saat bertahan, dan lebih mengutamakan intersep hingga Timnas U-21.

Pada tahun 2007, ketika Kevin De Bruyne masih berusia 16 tahun, Sablon melihat potensi besar dalam diri sang bocah. Statistik memperlihatkan De Bryune mampu membaca permainan tiga kali lebih baik dari pemain seusianya.

"Saya adalah satu dari beberapa orang pertama yang mempertimbangkan De Bruyne sebagai seorang pemain fantastik. Di usia 16 tahun, dia membaca permainan tiga kali lebih cepat dari yang lain," kata Sablon.

Tak cuma De Bruyne, Timnas Belgia di era Michel Sablon juga terbukti sukses melahirkan sejumlah pemain top di antaranya Romelu Lukaku (Chelsea), Eden Hazard (Real Madrid), hingga penjaga gawang Thibaut Courtois (Real Madrid). Meski belum berhasil mengangkat trofi, Belgia masih terus menghasilkan pemain muda berbakat seperti Divock Origi dan Jeremy Doku.
(sto)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More