Dunia Soroti Tragedi Kanjuruhan 127 Orang Tewas usai Arema FC vs Persebaya
Minggu, 02 Oktober 2022 - 08:39 WIB
Dunia soroti tragedi Kanjuruhan 127 orang tewas usai Arema FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1 Indonesia. The Guardian menurunkan laporan dengan judul Lebih dari 120 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan di pertandingan sepak bola Indonesia.
Lebih dari 120 penggemar sepak bola dilaporkan tewas setelah kekacauan dan kekerasan meletus setelah pertandingan sepak bola liga Indonesia. Suporter klub Arema rusuh setelah dikalahkan Persebaya dengan skor 3-2 pada pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, mengatakan lebih dari 120 orang meninggal dunia. Para pejabat masih mengumpulkan jumlah korban yang terluka, tambahnya. Associated Press melaporkan bahwa 127 orang tewas, termasuk dua petugas polisi.
''Lebih dari 120 orang meninggal, mereka meninggal karena kekacauan, kepadatan, terinjak-injak dan mati lemas,” tegas Wiyanto, seraya menambahkan bahwa total yang terluka pasti lebih dari seratus dan dirujuk ke rumah sakit setempat yang berbeda.
Kerusuhan kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan ke lapangan usai timnya kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang.
Laporan mengatakan banyak korban terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton, menyebabkan kepanikan di antara pendukung di Stadion Kanjuruhan. Liga Indonesia dihentikan sementara selama seminggu akibat insiden maut tersebut. Pejabat Liga mengklaim kekerasan itu menyebabkan beberapa kematian, tetapi jumlah korban yang kehilangan nyawa tidak dapat dipastikan.
Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya juga mendapat perhatian dari Mirror. Insiden itu menjadi highlight di media Inggris itu dengan judul "Puluhan Penggemar Sepak bola Tewas dalam Kerusuhan Massal yang Melibatkan Gas Air Mata Saat Liga Ditangguhkan".
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula saat Arema kalah dengan skor 2-3. Seketika ratusan suporter tumpah ruah ke dalam lapangan. Kerusuhan menjadi semakin tak terkontrol saat para suporter itu bentrok dengan pihak kepolisian yang mencoba membuyarkan konsentrasi massa dengan melepaskan gas air mata. Tapi upaya itu justru membuat suporter Aremania panik.
Selain itu, New York Times di Amerika Serikat juga menyoroti tragedi Kanjuruhan yang menelan 127 orang meninggal. Dalam laporannya, New York times menuliskan: "Kekerasan sepak bola sudah lama menjadi masalah bagi Indonesia. Kekerasan, seringkali persaingan mematikan antara tim-tim besar adalah hal biasa," tulis New York Times.
Lihat Juga: PT LIB Terima Klarifikasi Persib Imbas Kerusuhan Suporter, Ferry Paulus: Sanksi di Tangan Komdis PSSI
Lebih dari 120 penggemar sepak bola dilaporkan tewas setelah kekacauan dan kekerasan meletus setelah pertandingan sepak bola liga Indonesia. Suporter klub Arema rusuh setelah dikalahkan Persebaya dengan skor 3-2 pada pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, mengatakan lebih dari 120 orang meninggal dunia. Para pejabat masih mengumpulkan jumlah korban yang terluka, tambahnya. Associated Press melaporkan bahwa 127 orang tewas, termasuk dua petugas polisi.
''Lebih dari 120 orang meninggal, mereka meninggal karena kekacauan, kepadatan, terinjak-injak dan mati lemas,” tegas Wiyanto, seraya menambahkan bahwa total yang terluka pasti lebih dari seratus dan dirujuk ke rumah sakit setempat yang berbeda.
Kerusuhan kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan ke lapangan usai timnya kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang.
Laporan mengatakan banyak korban terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penonton, menyebabkan kepanikan di antara pendukung di Stadion Kanjuruhan. Liga Indonesia dihentikan sementara selama seminggu akibat insiden maut tersebut. Pejabat Liga mengklaim kekerasan itu menyebabkan beberapa kematian, tetapi jumlah korban yang kehilangan nyawa tidak dapat dipastikan.
Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya juga mendapat perhatian dari Mirror. Insiden itu menjadi highlight di media Inggris itu dengan judul "Puluhan Penggemar Sepak bola Tewas dalam Kerusuhan Massal yang Melibatkan Gas Air Mata Saat Liga Ditangguhkan".
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula saat Arema kalah dengan skor 2-3. Seketika ratusan suporter tumpah ruah ke dalam lapangan. Kerusuhan menjadi semakin tak terkontrol saat para suporter itu bentrok dengan pihak kepolisian yang mencoba membuyarkan konsentrasi massa dengan melepaskan gas air mata. Tapi upaya itu justru membuat suporter Aremania panik.
Selain itu, New York Times di Amerika Serikat juga menyoroti tragedi Kanjuruhan yang menelan 127 orang meninggal. Dalam laporannya, New York times menuliskan: "Kekerasan sepak bola sudah lama menjadi masalah bagi Indonesia. Kekerasan, seringkali persaingan mematikan antara tim-tim besar adalah hal biasa," tulis New York Times.
Lihat Juga: PT LIB Terima Klarifikasi Persib Imbas Kerusuhan Suporter, Ferry Paulus: Sanksi di Tangan Komdis PSSI
(aww)
tulis komentar anda