Filosofi dan Improvisasi Permainan Erik ten Hag
loading...
A
A
A
LONDON - Filosofi permainan Manchester United di bawah asuhan Erik ten Hag dikenal memiliki gaya sepak bola yang menyerang. Pelatih berkepala plontos itu juga kerap memainkan prinsip posisional (mengajarkan pemain soal pemosisian) serta anti-posisional.
Filosofi permainan inilah yang membuat MU berkembang. Salah satu contoh nyatanya adalah Erik ten Hag berhasil mengakhiri dahaga gelar juara di Piala Liga Inggris setelah mengalahkan Newcastle United dengan skor 2-0 di Stadion Wembley, Senin (27/2/2023).
Secara khusus, salah satu kejeniusan Erik ten Hag adalah dalam hal belanja pemain. Ia sengaja mendatangkan pemain karismatik yang dapat mengangkat mentalitas skuad.
BACA JUGA: 2 Momen Kocak Erik ten Hag: Asik Joget dan Lupa Bawa Trofi Juara Piala Liga Inggris
Dari sini bisa dilihat bahwa ada kesamaan antara gaya melatih Erik ten Hag dengan Pep Guardiola. Maklum saja, pelatih berusia 53 tahun itu pernah menemani mantan pelatih Bayern Muenchen di Jerman selama tiga tahun.
Selama tiga tahun, Erik ten Hag mengamati dengan mata yang cerdik dan penuh pembelajaran. Tugas Ten Hag sebagai kepala tim kedua Muenchen tidak diragukan lagi akan meninggalkan jejak dalam karier manajerialnya, tetapi pada akhirnya sulit untuk menirukan gaya sepak bola Guardiola.
Pada intinya, tim ten Hag dan tim Guardiola tidak kenal kompromi dalam kebutuhan mereka untuk memainkan merek sepak bola yang mereka anggap menarik, menyenangkan, dan sesuai dengan citra klub mereka. Kedua pelatih mengerahkan tim yang dominan dalam penguasaan bola dan niat menyerang.
BACA JUGA: Eks Bintang Al-Nassr Puji Hat-trick Ronaldo: Dia Mampu Mencetak Gol Kapan Saja!
Improvisasi ini sudah dilakukan dan diaplikasikan di tempat latihan. Ten Hag sejauh ini telah mengekspresikan intuisi dan kebebasan sambil melahirkan solusi serangan baru, dengan perubahan ini terlihat dari lini tengahnya.
Namun begitu, Erik ten Hag jarang merotasi pemain. Dia sering mempertahankan kepercayaan dengan starting XI yang tampak akrab untuk pertandingan besar. Jadi dia lebih suka untuk memainkan formasi 4-2-3-1.
Dua gelandang tengah diharapkan untuk melewati pekerjaan yang luar biasa, dan Erik ten Hag beralih ke bintang yang sedang naik daun Alejandro Garnacho. Sulit untuk menyangkal bahwa Garnacho telah berkembang di bawah Ten Hag musim ini. Dia mencetak gol pertamanya bersama skuad senior pertamanya melawan Real Sociedad.
Dari sini bisa dilihat bahwa Erik ten Hag cenderung monoton dalam menempatkan 11 pemain utama. Namun dari segi permainan, dia selalu menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain menyerang dan bermain bagus di lini pertahanan.
Filosofi permainan inilah yang membuat MU berkembang. Salah satu contoh nyatanya adalah Erik ten Hag berhasil mengakhiri dahaga gelar juara di Piala Liga Inggris setelah mengalahkan Newcastle United dengan skor 2-0 di Stadion Wembley, Senin (27/2/2023).
Secara khusus, salah satu kejeniusan Erik ten Hag adalah dalam hal belanja pemain. Ia sengaja mendatangkan pemain karismatik yang dapat mengangkat mentalitas skuad.
BACA JUGA: 2 Momen Kocak Erik ten Hag: Asik Joget dan Lupa Bawa Trofi Juara Piala Liga Inggris
Dari sini bisa dilihat bahwa ada kesamaan antara gaya melatih Erik ten Hag dengan Pep Guardiola. Maklum saja, pelatih berusia 53 tahun itu pernah menemani mantan pelatih Bayern Muenchen di Jerman selama tiga tahun.
Selama tiga tahun, Erik ten Hag mengamati dengan mata yang cerdik dan penuh pembelajaran. Tugas Ten Hag sebagai kepala tim kedua Muenchen tidak diragukan lagi akan meninggalkan jejak dalam karier manajerialnya, tetapi pada akhirnya sulit untuk menirukan gaya sepak bola Guardiola.
Pada intinya, tim ten Hag dan tim Guardiola tidak kenal kompromi dalam kebutuhan mereka untuk memainkan merek sepak bola yang mereka anggap menarik, menyenangkan, dan sesuai dengan citra klub mereka. Kedua pelatih mengerahkan tim yang dominan dalam penguasaan bola dan niat menyerang.
BACA JUGA: Eks Bintang Al-Nassr Puji Hat-trick Ronaldo: Dia Mampu Mencetak Gol Kapan Saja!
Improvisasi ini sudah dilakukan dan diaplikasikan di tempat latihan. Ten Hag sejauh ini telah mengekspresikan intuisi dan kebebasan sambil melahirkan solusi serangan baru, dengan perubahan ini terlihat dari lini tengahnya.
Namun begitu, Erik ten Hag jarang merotasi pemain. Dia sering mempertahankan kepercayaan dengan starting XI yang tampak akrab untuk pertandingan besar. Jadi dia lebih suka untuk memainkan formasi 4-2-3-1.
Dua gelandang tengah diharapkan untuk melewati pekerjaan yang luar biasa, dan Erik ten Hag beralih ke bintang yang sedang naik daun Alejandro Garnacho. Sulit untuk menyangkal bahwa Garnacho telah berkembang di bawah Ten Hag musim ini. Dia mencetak gol pertamanya bersama skuad senior pertamanya melawan Real Sociedad.
Dari sini bisa dilihat bahwa Erik ten Hag cenderung monoton dalam menempatkan 11 pemain utama. Namun dari segi permainan, dia selalu menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain menyerang dan bermain bagus di lini pertahanan.
(yov)