Pramudya/Yeremia Senang Jadi Penentu Medali Emas Indonesia di SEA Games 2023
loading...
A
A
A
PHNOM PENH - Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan menjadi penentu sukses beregu putra Indonesia meraih medali emas di cabor bulu tangkis SEA Games 2023. Namun, tugas itu ternyata tidaklah mudah.
Tim Merah Putih mengalahkan Malaysia 3-1 pada partai final di Badminton Hall Morodok Techo Stadium, Kamis (11/5/2023). Pramudya/Yeremia yang turun di partai keempat sektor ganda putra menjadi penentu kemenangan.
Pramudya/Yeremia memastikan Indonesia menjuarai nomor beregu putra usai mengalahkan Chia Weijie/Liew Xun. Pasangan peringkat 33 dunia itu menang 13-21, 21-16, dan 21-16.
"Pastinya sangat senang dan bangga bisa menjadi penentu kemenangan Indonesia, " ucap Yeremia, dalam keterangan pers PBSI.
Namun, turun di partai krusial tidak mudah bagi Pramudya/Yeremia. Itu terbukti dengan kalah di gim pertama. Namun, mereka akhirnya bangkit di gim kedua dan ketiga.
"Kami main di final dengan kondisi unggul malah lebih tegang karena ingin menang jadi main terburu-buru. Itu yang harus dikontrol lagi ke depannya," jelas Yeremia.
Pramudya mengamini ucapan tandemnya itu. Dia mengakui tekanan yang dirasakan, khususnya di gim pertama sangat tinggi.
"Di gim pertama kami merasa tekanan dan tensinya sangat tinggi jadi kami sedikit terbebani," ujarnya.
"Di gim kedua dan ketiga pelatih mengingatkan bahwa skor kita sedang unggul jadi harusnya lawan yang banyak tekanannya."
Baca Juga
Tim Merah Putih mengalahkan Malaysia 3-1 pada partai final di Badminton Hall Morodok Techo Stadium, Kamis (11/5/2023). Pramudya/Yeremia yang turun di partai keempat sektor ganda putra menjadi penentu kemenangan.
Pramudya/Yeremia memastikan Indonesia menjuarai nomor beregu putra usai mengalahkan Chia Weijie/Liew Xun. Pasangan peringkat 33 dunia itu menang 13-21, 21-16, dan 21-16.
"Pastinya sangat senang dan bangga bisa menjadi penentu kemenangan Indonesia, " ucap Yeremia, dalam keterangan pers PBSI.
Namun, turun di partai krusial tidak mudah bagi Pramudya/Yeremia. Itu terbukti dengan kalah di gim pertama. Namun, mereka akhirnya bangkit di gim kedua dan ketiga.
"Kami main di final dengan kondisi unggul malah lebih tegang karena ingin menang jadi main terburu-buru. Itu yang harus dikontrol lagi ke depannya," jelas Yeremia.
Pramudya mengamini ucapan tandemnya itu. Dia mengakui tekanan yang dirasakan, khususnya di gim pertama sangat tinggi.
"Di gim pertama kami merasa tekanan dan tensinya sangat tinggi jadi kami sedikit terbebani," ujarnya.
"Di gim kedua dan ketiga pelatih mengingatkan bahwa skor kita sedang unggul jadi harusnya lawan yang banyak tekanannya."