Diskorsing 18 Bulan, Petenis Swedia Mikael Ymer Merasa Diperlakukan Tidak Adil
loading...
Federasi Tenis Internasional (ITF) menjatuhkan hukuman skors selama 18 bulan terhadap petenis Swedia, Mikael Ymer. / Foto: Instagram
A
A
A
LONDON - Federasi Tenis Internasional (ITF) menjatuhkan hukuman skors selama 18 bulan terhadap petenis Swedia, Mikael Ymer.
ITF menjatuhkan hukuman tersebut, setelah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Mikael Ymer sebelumnya dinyatakan bebas dari tiga kali gagal tes.
Ymer menyebutkan jika dirinya didakwa dengan potensi pelanggaran peraturan anti-doping pada Januari 2022, karena melewatkan tiga kali percobaan tes di luar kompetisi dalam periode 12 bulan.
Ymer pun melawan dakwaan tersebut dalam sebuah sidang, dan dibebaskan pengadilan independen pada Juni 2022, tetapi ITF telah mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Seperti menukil Sky Sports, CAS menyebutkan jika ITF telah meminta periode yang tidak memenuhi syarat selama 2 tahun, tetapi panel menguatkan sebagian banding untuk memberlakukan penangguhan selama 18 bulan.
"Setelah dibebaskan satu kali, dan dengan sepenuh hati mendukung fakta bahwa saya tidak merasa melakukan pelanggaran ketiga, saya merasa keputusan mereka untuk mengadili saya lagi dan kemudian menyatakan saya bersalah, tidak adil," ungkap Ymer dalam cuitannya di Twitter, yang dikutip Rabu (19/7/2023).
"Selain itu, saya merasa sulit untuk memahami bahwa mereka menganggap skorsing selama 18 bulan sebagai hukuman yang adil. Saya tidak percaya saya melanggar aturan tersebut dan hati nurani saya jelas dengan Tuhan sebagai saksi."
Ymer sendiri saat ini berada di peringkat 51 dunia. Petenis 24 tahun ini juga menembus babak ketiga Wimbledon 2023 dengan menyisihkan unggulan kesembilan Taylor Fritz pada awal bulan ini.
ITF menjatuhkan hukuman tersebut, setelah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Mikael Ymer sebelumnya dinyatakan bebas dari tiga kali gagal tes.
Ymer menyebutkan jika dirinya didakwa dengan potensi pelanggaran peraturan anti-doping pada Januari 2022, karena melewatkan tiga kali percobaan tes di luar kompetisi dalam periode 12 bulan.
Ymer pun melawan dakwaan tersebut dalam sebuah sidang, dan dibebaskan pengadilan independen pada Juni 2022, tetapi ITF telah mengajukan banding atas keputusan tersebut.
Seperti menukil Sky Sports, CAS menyebutkan jika ITF telah meminta periode yang tidak memenuhi syarat selama 2 tahun, tetapi panel menguatkan sebagian banding untuk memberlakukan penangguhan selama 18 bulan.
"Setelah dibebaskan satu kali, dan dengan sepenuh hati mendukung fakta bahwa saya tidak merasa melakukan pelanggaran ketiga, saya merasa keputusan mereka untuk mengadili saya lagi dan kemudian menyatakan saya bersalah, tidak adil," ungkap Ymer dalam cuitannya di Twitter, yang dikutip Rabu (19/7/2023).
"Selain itu, saya merasa sulit untuk memahami bahwa mereka menganggap skorsing selama 18 bulan sebagai hukuman yang adil. Saya tidak percaya saya melanggar aturan tersebut dan hati nurani saya jelas dengan Tuhan sebagai saksi."
Ymer sendiri saat ini berada di peringkat 51 dunia. Petenis 24 tahun ini juga menembus babak ketiga Wimbledon 2023 dengan menyisihkan unggulan kesembilan Taylor Fritz pada awal bulan ini.
(nug)
Lihat Juga :
