JK dan Imam Nahrawi: Indonesia adalah Rujukan Perdamaian Dunia

Kamis, 10 Agustus 2017 - 19:53 WIB
JK dan Imam Nahrawi: Indonesia adalah Rujukan Perdamaian Dunia
JK dan Imam Nahrawi: Indonesia adalah Rujukan Perdamaian Dunia
A A A
YOGYAKARTA - Sorak-sorai ribuan pemuda se-Asia terdengar riuh siang itu. Semua membaur dan bergembira, seraya bernyanyi dan menari. Cuaca cerah di langit Yogyakarta pun menghampar biru sepanjang mata memandang, seakan ikut larut dalam pesta. Tenda raksasa yang memayungi, sesekali ikut berdansa diterpa angin yang menyapa. Seperti itulah suasana hari terakhir penyelenggaraan Asian Youth Day ke-7 yang digelar di Indonesia.

Datang sedari pagi, sekitar 2140 orang dari berbagai penjuru Asia (22 negara) berkumpul di Lapangan Dirgantara, Kompleks AAU. Mereka bersama-sama mengikuti misa terakhir, setelah menjalani rangkaian acara yang diadakan dari 2-6 Agustus di Jogja Expo Center, Yogyakarta.

Penutupan acara pun terasa lebih spesial, lantaran ribuan umat lain yang datang dari segala penjuru Yogyakarta turut hadir untuk mengikuti prosesi misa yang dipimpin Oswald Cardinal Grazias, selaku Presiden FABC (Federation of Asian Bishops Conference). Dengan demikian, kurang lebih ada 21.000 umat Katolik yang berada di Yogyakarta untuk mengikuti misa.
JK dan Imam Nahrawi: Indonesia adalah Rujukan Perdamaian Dunia

Acara puncak Asian Youth Day pun turut didukung oleh segenap pejabat dan birokrat di Indonesia, dan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Turut hadir dalam acara puncak Asian Youth Day, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X; Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan; serta tentu saja, Wakil Presiden Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla yang melakukan pemukulan gong sebagai penanda berakhirnya acara puncak Asian Youth Day.

Dalam acara pertemuan pemuda Katolik se Asia itu, JK menyinggung sejumlah konflik panjang berbagai negara kepada ribuan peserta yang hadir. Mulai dari konflik Timur Tengah, Amerika Selatan, dan juga Afrika yang masih terus berlangsung. “Sekaya dan semaju apapun negara itu kalau masih ada konflik dan kekacauan, pasti akan runtuh,“ tegas Kalla dalam pidatonya seusai misa.

Kalla menuturkan, perdamaian menjadi satu syarat mutlak bagi sebuah negara untuk maju dan berkembang. Tak cukup hanya bermodal penguasaan pengetahuan juga kekayaan sumber daya alam dan manusia. “Konflik hanya akan membuat kemunduran sebuah bangsa,” ujar JK. Ia juga meminta pada peserta yang hadir dalam acara itu setelah nantinya pulang ke negara masing-masing tak hanya mengembangkan pengetahuan, namun juga aktif menjaga perdamaian. Baik untuk bangsanya sendiri juga antar bangsa.

Rujukan Perdamaian

Hal yang sama juga diserukan Menpora Imam Nahrawi. Dalam pidatonya, ia menggambarkan bahwa di Indonesia, perbedaan sudah ada sejak lama. Namun meski berbeda-beda, Indonesia terbukti tetap mengakui sebagai sebuah kesatuan bangsa. "Maka tidak salah jika ingin belajar toleransi, belajarlah ke Indonesia," ujarnya.

Belakangan, lanjut Imam, telah terjadi banyak serangan terorisme yang terjadi di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya, antara satu kelompok dengan kelompok lainnya melahirkan intoleransi yang akhirnya melahirkan sentimen diskiriminitas terhadap golongan minoritas. Berangkat dari situlah Menpora kemudian mengajak seluruh pemuda Asia untuk sama-sama memerangi terorisme dan radikalisme.

"Musuh bersama kita adalah mereka yang ingin menjatuhkan nilai-nilai kemanusiaan. Seperti yang diucapkan Paus Franskiskus, kita wajib mengecam apa yang bertentangan dengan hak asasi manusia. Mengutuk upaya memberhalakan Tuhan dan mengecam segala hal yang merusak dan mengatasnamakan Tuhan," seru Imam kembali.
JK dan Imam Nahrawi: Indonesia adalah Rujukan Perdamaian Dunia

Imam pun yakin bahwa tiap agama pasti mengajarkan bagaimana cinta kasih terhadap sesama; menghargai perbedaan dan hidup saling menjaga. "Keyakinan ini kami ingin titipkan kepada seluruh pemuda di seluruh Asia, termasuk peserta Asian Youth Day ke-7, untuk bersama-sama menjaga persaudaraan, memupuk sikap toleransi, dan saling bahu-membahu menciptakan perdamaian dunia. Pemuda memiliki banyak energi dan kreativitas. Itu sebabnya mengapa kita sangat optimistis, mengapa perdamaian dunia bisa diciptakan, dan dilaksanakan oleh pemuda," tegas Imam.

Dalam kesempatan yang, Imam pun tak lupa untuk mengundang seluruh peserta Asian Youth Day untuk kembali ke Indonesia menyaksikan gelaran Asian Games yang bakal diadakan pada 2018 di Indonesia. "Kabarkan bahwa 2018 Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games. Kabarkan, datang kembali, ajak seluruh teman dan keluarga. Karena Indonesia tidak hanya pantas menjadi tuan rumah saja, tapi Indonesia pantas menjadi rujukan perdamaian," pungkas Imam yang disambut riuh tepuk tangan ribuan pemuda dari seluruh Asia.

Asian Youth Day 7, menjadi sepenggal sejarah atas perjalanan orang muda Katolik di Asia. Perjumpaan di dalam Asian Youth Day ialah sukacita. Melalui Tuhan, para kaum muda diutus untuk berbagi sukacita dengan orang lain. Dalam perjumpaan ini, para kaum muda menemukan jati diri atas identitas Asia, benua yang indah dan kaya akan negara, agama dan budaya. Asian Youth Day 7 menjadi perantara untuk mempelajari berbagai nilai kehidupan dari realitas multikultural di Asia sekaligus menjadi kesempatan untuk merenungkan iman, harapan dan cinta untuk membawa kabar perdamaian di Asia.

“Saya harap kegiatan ini mendorong kita semua untuk semakin giat dan setia dalam mengikuti Injil, sehingga kehidupan kita dapat dipenuhi dengan kebahagiaan dan iman,” ungkap Mgr. Ignatius Suharyo dalam penutup homilinya.

Asian Youth Day kali ini sukses membawa tema multikultural, salah satunya dengan peran rekan muda Muslim dalam substansi acara. Alissa Wahid dari GusDurian turut hadir pula dalam puncak acara.

Pada acara puncak ini turut dilakukan penyerahan salib AYD kepada tuan rumah AYD selanjutnya. Asian Youth Day selanjutnya akan dilaksanakan di India pada tahun 2020. Tak berhenti pada acara seremonial, AYD dilanjutkan dengan AYMM (Asian Youth Ministers Meeting) sebagai tindak lanjut dan pembuatan rencana jangka panjang bagi kaum muda di Asia. AYMM dilaksanakan di Pasturan Sanjaya Muntilan pada tanggal 6-9 Agustus 2017 dan diikuti oleh para uskup, pastor, serta awam yang terlibat dalam komisi kepemudaan tingkat nasional.
JK dan Imam Nahrawi: Indonesia adalah Rujukan Perdamaian Dunia
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3409 seconds (0.1#10.140)