Kevin Love, Pebasket Gentleman dari Amerika

Kamis, 11 Oktober 2018 - 09:58 WIB
Kevin Love, Pebasket Gentleman dari Amerika
Kevin Love, Pebasket Gentleman dari Amerika
A A A
PEBASKET NBA Kevin Love berhasil menunjukkan bahwa atlet basket tidak sertamerta identik dengan gaya berpakaian jalanan atau street fashion.

Atlet basket juga bisa tampil rupawan layaknya seorang gentleman. Ada sedikit cerita menarik saat desainer terkemuka Amerika, Thom Browne, memilih seluruh anggota klub basket NBA Cleveland Cavalliers menjadi model mereknya di babak NBA Finals 2018 , beberapa waktu lalu.

Saat itu Thom Browne memberikan kesempatan bagi seluruh pemain Cleveland Cavaliers untuk mencoba memadupadankan sendiri setelan yang mereka pakai. LeBron James, pebasket andalan Cleveland Cavalliers saat itu, bikin kejutan dengan memilih setelan yang lengkap.

Namun, untuk bagian bawah, dia malah memilih celana pendek selutut. LeBron James kemudian menambah tampilannya dengan kacamata hitam serta tas jinjing berukuran besar. LeBron James terlihat sangat percaya diri mengenakan setelan itu.

Bahkan, dia mengenakannya dua kali selama melakukan konferensi pers usai bertanding dengan Golden State Warriors. “Ada satu pemain yang menarik. Dia memilih setelan yang sangat lengkap. Dia punya selera klasik yang sangat tinggi,” kenang Thom Browne.

Pebasket itu adalah Kevin Love. Saat itu Kevin Love memang tampil seperti seorang gentleman klasik. Dia memilih warna netral, abuabu, dan melengkapi jasnya dengan vest.

Dasinya juga terikat rapi dan tidak menjulur ke mana-mana. “Bahkan, saat saya tampil informal, saya masih ingin terlihat rapi,” kata Kevin Love, seperti dikutip Complex.com. Keinginan Kevin Love untuk tampil rapi dan klasik didorong oleh kecintaannya pada filmfilm klasik Hollywood.

Lewat film-film tersebut, dia melihat sosok Dean Martin dan Paul Newman sebagai sosok yang menawan. Selain itu dia besar di kawasan Lake Oswego, Oregon, yang udaranya cukup dingin. Jadi, setiap hari dia harus mengenakan pakaian yang berlapis-lapis agar tetap nyaman.

Alhasil, gaya klasik adalah pilihannya. Dari situlah, dia ingin selalu berusaha tampil menawan, apa pun keadaannya. Namun, keinginan tersebut mengalami sedikit guncangan ketika dia berhasil masuk ke Liga NBA pada 2008 bersama klub Minnesotta Timberwolves.

Saat itu dia melihat rekan-rekan klubnya tampil dengan gaya pakaian street fashion yang sangat jauh dengan apa yang dia inginkan. “Saya kemudian ikut-ikutan dengan mengenakan kaus yang ukurannya kebesaran.

Lucunya saya mengenakan celana baggy yang sama sekali tidak cocok,” kenang pria kelahiran 7 September 1988 tersebut. Tak ingin kehilangan arah, Kevin Love memutuskan kembali ke gaya yang begitu dia sukai, gaya classic gentleman.

Alhasil Kevin Love memang jadi terlihat begitu kontras saat berada di tengah rekan-rekannya. Gaya tersebut tetap dia bawa saat Cleveland Cavalliers mengambilnya dari Minnesotta Timberwolves.

Padahal, saat dia berpindah, demam street fashion semakin menggila. Sejumlah brand street fashion seperti Supreme, A Bathing Ape, Neigborhood dan sebagainya ramai-ramai dikenakan oleh pebasket NBA.

Namun, gelombang pasang street fashion tersebut tidak berhasil menghempas pendirian Kevin Love. Dia masih tetap setia tampil dengan gayanya yang kontras tersebut. Kesetiaan itu justru berbuah juga ketika brand Banana Republic melihat gaya Kevin Love cocok dengan identitas mereka.

Lexi Tawes, SVP Global Merchandising at Banana Republic, mengatakan saat itu mereka sedikit berada dalam kebimbangan ketika ingin mengajak Kevin Love sebagai brand ambassador mereka.

Seumur-umur brand Banana Republic berdiri, mereka tidak pernah menjadikan atlet sebagai brand ambassador. Namun, mereka justru tidak bisa menahan ketertarikan betapa Kevin Love begitu mampu mengangkat gaya klasik ke dalam dunia olahraga populer Amerika yang begitu didominasi oleh street fashion.

Pada 2016 akhirnya Banana Republic memilih Kevin Love sebagai brand ambassador. “Kami sangat bersemangat dengan seseorang yang bisa membawa Banana Republic ke arah yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya,” ujar Lexi Tawes.

Pinangan Banana Republic ini justru menjadi berkah tersendiri buat Kevin Love. Bukan karena diberikan uang dengan nominal yang tinggi dan suplai pakaian tanpa henti. Lewat Banana Republic, dia justru semakin mempelajari dunia fashion pria, khususnya gaya klasik lebih dalam lagi.

“Mereka memilih daftar pustaka yang sangat luar biasa. Saya jadi bisa mempelajarinya untuk lebih memahami setiap gaya yang ada,” katanya. Kevin Love memang tidak sekadar ingin jadi brand ambassador.

Dia juga ingin belajar mengenai fashion. Setelah resmi jadi brand ambassador, Kevin Love bahkan mengajukan permintaan agar bisa datang ke studio Banana Republic setiap saat. Permintaan itu langsung diamini Banana Republic.

Mereka malah sangat antusias melihat Kevin Love ingin terlibat lebih jauh dengan mereka. Mereka membuka lebar-lebar seluruh koleksi mereka untuk dipelajari Kevin Love. “Berada di studio adalah hal yang paling membahagiakan buat saya.

Saya dikelilingi oleh bahan-bahan dan orang-orang terbaik yang bisa menciptakan karya yang indah. Ini jadi jawaban mengapa saya sangat suka fashion,” ucap Kevin Love.

Puncak kerja sama Banana Republic dan Kevin Love mencapai puncaknya baru-baru ini setelah Banana Republic memberikan lampu hijau kepada forward Cleveland Cavalliers tersebut untuk meluncurkan lini busana baru di bawah Banana Republic bernama BR/K.LOVE-18.

Di usaha baru tersebut, Kevin Love diberikan kebebasan mendesain sendiri busana yang dia inginkan. Kali ini Kevin Love mencoba membuat sebuah pakaian yang terlihat formal namun tetap nyaman digunakan untuk berbagai kegiatan aktif.

Kevin Love bahkan dengan cerdas memanfaatkan aktivitasnya di lapangan basket sebagai panggung untuk memamerkan koleksinya. “Intinya saya ingin mengatakan bahwa gaya klasik tidak akan pernah ketinggalan zaman,” pungkasnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6098 seconds (0.1#10.140)