Menang Tipis atas Zimbabweer, Mesir Perlu Perbaikan

Minggu, 23 Juni 2019 - 07:08 WIB
Menang Tipis atas Zimbabweer, Mesir Perlu Perbaikan
Menang Tipis atas Zimbabweer, Mesir Perlu Perbaikan
A A A
KAIRO - Mengawali Piala Afrika 2019 dengan mulus tidak membuat Mesir berpuas diri. Hanya meraih kemenangan 1-0 atas Zimbabwe pada penyisihan Grup A, Sabtu (22/6) justru menjadi bahan evaluasi bagi The Pharaohs. Banyak pihak menganggap, Mesir seharusnya bisa menang dengan skor lebih besar mengingat latar belakang lawan yang hanya berperingkat 109 ranking FIFA dan tidak memiliki tradisi hebat di Piala Afrika. Apalagi dengan keuntungan menjadi tuan rumah.

Dimotori bintang Liverpool, Mohamed Salah, Mesir yang didukung fans setia di Cairo International Stadium tampil menyerang dan mendapat banyak peluang. Namun, mereka hanya bisa mencetak satu gol lewat Mahmoud Trezeguet (41). Kurang optimalnya kinerja Mesir diakui oleh pelatih Javier Aguirre. “Saya tidak 100% puas dengan kinerja tim, terutama di babak kedua dimana performa kami semakin menurun. Kami masih menyia-menyiakan beberapa peluang mencetak gol,” keluh Aguirre dilansir Ahram.

Meski demikian, Aguirre tidak meragukan kualitas timnya. Juru taktik asal Meksiko itu senang karena Mesir memuncaki klasemen sementara Grup A dengan tiga poin. Dia juga yakin mesin Mesir akan semakin panas pada laga-laga kedepan, khususnya pada laga kedua kontra Kongo, Kamis (27/6).

“Kami terlihat kelelahan. Tetapi, saya tidak khawatir. Ini hanya laga pertama di fase grup. Satu-satunya hal negatif yang saya lihat adalah celah di lini tengah kami. Itu membuat Zimbabwe bisa memberi kami beberapa masalah. Kami akan berusaha memperbaiki kesalahan itu," terang Aguirre. Senada dengan Aguirre, bek Mahmoud Alaa yang didaulat menjadi man of the match menyadari jika timnya harus meningkatkan beberapa hal terutama soal produktivitas.

Dia menilai hanya mencetak gol dan berusaha mempertahankannya hingga akhir laga sangat beresiko. Namun, Alaa yakin dengan dukungan penuh fans dan bermain di tuan rumah. Mesir mampu tampil lebih baik lagi sekaligus menjaga asa menjadi juara Piala Afrika 2019. Soalnya, pada edisi 2017, mereka hanya bisa jadi finalis. “Saya bahagia kami memenangkan laga pertama kami di Grup A. Kami sangat termotivasi dan bersemangat karena keberadaan fans. Mereka rela datang beberapa jam sebelum laga dimulai demi mendukung kami,” tandas Aguirre.

Sementara itu, Kamerun selaku juara bertahan, baru tiba di Mesir untuk menghadiri Piala Afrika, Sabtu (22/6). Mereka mendarat di Kairo sekitar pukul 11 malam waktu setempat, atau terlambat 24 jam dari jadwal. Molornya kedatangan Kamerun dikarenakan skuad menolak untuk berangkat ke Mesir pada Kamis (20/6). Mereka sempat menuntut agar gaji digandakan lantaran kembali tampil di turnamen yang berhasil dimenangkan dua tahun lalu.

Namun, mereka akhirnya setuju berangkat tanpa meminta kenaikkan gaji. Federasi Sepak Bola Kamerun mengatakan setiap pemain dibayar bonus kualifikasi 20 juta francs CFA (USD34.693) dan akan diberikan 5 juta francs CFA (USD8.679) jika bisa memenangkan laga pertama penyisihan Grup F kontra Guinea-Bissau, Rabu (26/6). Dalam sebuah surat yang ditandatangani semua pemain, mereka mengatakan sebagian besar telah membayar tiket pesawat sendiri ke kamp pelatihan pra-turnamen tim di Madrid dan Doha.

Mereka berharap kejadian serupa tidak terjadi pada generasi mendatang. Kejadian seperti ini bukanlah kali pertama. Pada 2014, tim yang sekarang diasuh Clarence Seedorf tersebut sempat menolak naik pesawat ke Brasil untuk mengikuti Piala Dunia karena perselisihan tentang bonus.

Juga menunda keberangkatan sampai upah mereka dibayar lebih. Perselisihan tentang pembayaran bonus juga pernah mewarnai partisipasi Kamerun saat Piala Dunia 1994 dan 2002. Namun, ketika itu Les Lions Indomptables harus pulang lebih cepat karena gagal melewati babak penyisihan grup.

"Keputusan presiden sejak 2014 menyatakan bahwa semua bonus, biaya partisipasi untuk pertandingan persahabatan dan penginapan harus dibayarkan kepada para pemain sebelum dimulainya turnamen besar. Kami bahkan menerima potongan 25% dalam bonus reguler kami menjelang Piala Afrika 2019. Tapi sayangnya, mereka tidak menghargai ini. Kami menyesalkan komunikasi yang buruk antara para pemain dan pejabat sepak bola negara ini,” ungkap pernyataan resmi skuad Kamerun.

Polemik ini membuat Kamerun berpotensi mendapat masalah baru. Soalnya, menurut peraturan turnamen, tim peserta harus berada di negara tuan rumah lima hari sebelum kickoff pertandingan pembuka mereka. Itu artinya, mereka kemungkinan besar bakal terkena denda.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5329 seconds (0.1#10.140)