Piala Presiden 2024, Warisan Jokowi Selamatkan Sepak Bola Nasional
loading...
A
A
A
Penyelenggaraan Piala Presiden 2024 telah rampung digelar, Minggu (4/8/2024) malam WIB. Arema FC memastikan keluar sebagai juara usai mengalahkan Borneo FC melalui drama adu penalti 5-4 setelah bermain imbang 1-1 selama 90 menit di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (4/8/2024).
Ini merupakan gelar keempat Arema selama mengikuti Piala Presiden yang digelar sejak 2015. Kemenangan ini tentunya terasa istimewa sebab Singo Edan mencatatkan rekor tak terkalahkan di turnamen pramusim ini.
Arema tentunya ingin berbagi kebahagiaan tersebut dengan 135 keluarga korban yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan. Ini membuktikan bahwa duka tidak selamanya menyelimuti Arema. Buktinya, auman Singo Edan masih menggelegar di Stadion Manahan.
Foto: Arema FC (@aremafcofficial)
Keberhasilan ini membuat Arema berhak membawa pulang hadiah sebesar Rp5,250 miliar. Sementara untuk juara kedua hingga keempat mendapatkan hadiah yang tak kalah fantastis.
Borneo FC, yang menempati posisi kedua meraup hadiah (Rp2,750 miliar), Persis Solo (Rp1,750 miliar), dan tempat keempat yang ditempati Persija Jakarta dengan (Rp1,250 miliar). Angka tersebut naik Rp250 juta dari tahun lalu.
Penambahan ini membuat nilai sponsor tahun ini ditaksir jadi yang paling tinggi dalam sejarah penyelenggaraan Piala Presiden. "Hadiah juara 1, 2, 3, dan 4 bertambah Rp 250 juta dari ajang sebelumnya," kata Ketua Organizing Committee Piala Presiden 2024 Risha Adi Widjaya.
Penambahan hadiah juara yang diterima tim merupakan salah satu catatan bersejarah selama penyelenggaraan Piala Presiden. Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait meminta agar ekosistem sepak bola nasional yang telah baik agar terus dijaga. Sepak bola Indonesia dinilai telah on the track dan jangan sampai dirusak.
Maruarar Sirait merasa bangga selama 17 hari penyelenggaraan Piala Presiden 2024 tak ada drama yang terjadi. Para suporter juga dinilai lebih dewasa meskipun tim mereka kalah, seperti Persib Bandung (tuan rumah), Persis (tuan rumah), dan Bali United (tuan rumah)
"Ada yang luar biasa di Bandung. Meskipun Persib gagal lolos ke tahap berikutnya, namun suporter bersikap dewasa dan tak membuat keributan. Begitu pula dengan pendukung Persis serta Bali United. Semoga ke depannya FIFA tak lagi melarang pendukung hadir dalam laga away," tutur Maruarar.
Maruarar menegaskan bahwa penyelenggaraan Piala Presiden 2024 tidak pernah memakai uang negara, tidak memakai APBN, dan sponsor BUMN. Hal itu terbukti bisa membangun industri olahraga dengan dukungan swasta 100 persen.
"Kita ingin ada sesuatu perubahan yang membangun ekosistem sepak bola yang luar biasa. Kita membuat turnamen tanpa BUMN dan pemerintah. Kami hanya melibatkan pihak swasta. Namun selama 17 hari penyelenggaraan Piala Presiden 2024 kami berhasil memberikan hadiah yang cukup menggiurkan karena kami berhasil mendapatkan sponsor yang luar biasa."
Industri sepak bola juga harus mampu menggerakkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). UMKM harus tersenyum karena dagangannya laku. "Saya berharap UMKM di Solo betul-betul merasakan, seperti di Bandung dan di Bali daripada manfaat turnamen," tuturnya.
Harapan itu disampaikannya sesuai menyaksikan laga pembuka Persib Bandung vs PSM Makassar di Stadion Si Jalak Harupat, Jumat (19/7/2024). Dengan setelan kaos putih lengan panjang dan celana hitam, Jokowi hadir dengan didampingi ibu negara Iriana, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Ketua Steering Committee Piala Presiden tahun 2024 Maruarar Sirait, dan Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Jangan terlalu menghabiskan energi untuk menafsirkan apa yang dipikirkan Jokowi saat menyaksikan pertandingan pembuka Piala Presiden 2024. Tapi yang perlu diperhatikan makna di balik pesan orang nomor satu di Indonesia ini.
Jokowi berharap kompetisi serupa akan terus digelar di masa mendatang. Ia berharap ada keberlanjutan terhadap gelaran turnamen Piala Presiden.
"Makin banyak kompetisi, makin baik. Ada kompetisi di Liga 1, Liga 2, ada kompetisi di SSB, ada kompetisi amatir, ada kompetisi di FIFA, kompetisi di AFC, kompetisi di AFF, makin banyak ikut kompetisi makin baik untuk sebuah tim," ujar Jokowi, seusai menyaksikan laga pembuka Persib Bandung vs PSM Makassar di Stadion Si Jalak Harupat, Jumat (19/7/2024).
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bahwa saat ini persepakbolaan di Tanah Air sudah berjalan dengan baik. Turnamen Piala Presiden pun menambah kuantitas kompetisi sepak bola nasional.
"Sekarang saya melihat semuanya berjalan dengan baik, ditambah lagi Piala Presiden. Ini akan makin banyak kompetisi, makin baik," tambah Jokowi.
Wajar jika Jokowi mengharapkan ada keberlanjutan tentang turnamen pramusim bertajuk Piala Presiden ini. Sebab, dia merupakan salah satu penyelamat sepak bola nasional.
Sejarah Piala Presiden dimulai saat Jokowi baru menjabat sebagai Presiden RI. Saat itu, sepak bola nasional sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja setelah FIFA menjatuhkan sanksi pada 30 Mei 2015 untuk Indonesia dan mencabut keanggotaan PSSI lantaran adanya campur tangan pemerintah.
Selama PSSI dibekukan dan Indonesia mendapat sanksi FIFA, tidak ada kompetisi resmi yang bergulir di Tanah Air. Tapi Jokowi berhasil menjaga atmosfer sepak bola nasional tetap hidup dengan menggelar turnamen pramusim bertajuk Piala Presiden.
Setahun berselang, tepatnya pada 10 Mei 2016, Kemenpora mencabut surat keputusan (SK) pembekuan PSSI. Keputusan Kemenpora itu kemudian diikuti FIFA dengan mencabut sanksi untuk Indonesia dan kembali mengakui keanggotaan PSSI.
Selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden RI, penyelenggaraan Piala Presiden sudah berlangsung sebanyak enam kali (2015, 2017, 2018, 2019, 2022 dan 2024). Tapi tak semua penyelenggaraan turnamen pramusim ini berjalan mulus.
Pada 2022 misalnya. Jokowi sekali lagi membuat gebrakan dengan menghadirkan penonton di stadion. Ya, saat itu kondisi di seluruh dunia sedang buruk lantaran adanya Covid 19. Tapi Jokowi mampu menghidupkan kembali gairah sepak bola di Tanah Air.
Empat dari lima stadion saat itu sangat berisik dengan kehadiran penonton. Keberanian Jokowi inilah yang membuat sepak bola nasional tetap hidup sampai sekarang.
Ini merupakan gelar keempat Arema selama mengikuti Piala Presiden yang digelar sejak 2015. Kemenangan ini tentunya terasa istimewa sebab Singo Edan mencatatkan rekor tak terkalahkan di turnamen pramusim ini.
Arema tentunya ingin berbagi kebahagiaan tersebut dengan 135 keluarga korban yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan. Ini membuktikan bahwa duka tidak selamanya menyelimuti Arema. Buktinya, auman Singo Edan masih menggelegar di Stadion Manahan.
Foto: Arema FC (@aremafcofficial)
Keberhasilan ini membuat Arema berhak membawa pulang hadiah sebesar Rp5,250 miliar. Sementara untuk juara kedua hingga keempat mendapatkan hadiah yang tak kalah fantastis.
Borneo FC, yang menempati posisi kedua meraup hadiah (Rp2,750 miliar), Persis Solo (Rp1,750 miliar), dan tempat keempat yang ditempati Persija Jakarta dengan (Rp1,250 miliar). Angka tersebut naik Rp250 juta dari tahun lalu.
Penambahan ini membuat nilai sponsor tahun ini ditaksir jadi yang paling tinggi dalam sejarah penyelenggaraan Piala Presiden. "Hadiah juara 1, 2, 3, dan 4 bertambah Rp 250 juta dari ajang sebelumnya," kata Ketua Organizing Committee Piala Presiden 2024 Risha Adi Widjaya.
Penambahan hadiah juara yang diterima tim merupakan salah satu catatan bersejarah selama penyelenggaraan Piala Presiden. Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait meminta agar ekosistem sepak bola nasional yang telah baik agar terus dijaga. Sepak bola Indonesia dinilai telah on the track dan jangan sampai dirusak.
Maruarar Sirait merasa bangga selama 17 hari penyelenggaraan Piala Presiden 2024 tak ada drama yang terjadi. Para suporter juga dinilai lebih dewasa meskipun tim mereka kalah, seperti Persib Bandung (tuan rumah), Persis (tuan rumah), dan Bali United (tuan rumah)
"Ada yang luar biasa di Bandung. Meskipun Persib gagal lolos ke tahap berikutnya, namun suporter bersikap dewasa dan tak membuat keributan. Begitu pula dengan pendukung Persis serta Bali United. Semoga ke depannya FIFA tak lagi melarang pendukung hadir dalam laga away," tutur Maruarar.
Maruarar menegaskan bahwa penyelenggaraan Piala Presiden 2024 tidak pernah memakai uang negara, tidak memakai APBN, dan sponsor BUMN. Hal itu terbukti bisa membangun industri olahraga dengan dukungan swasta 100 persen.
"Kita ingin ada sesuatu perubahan yang membangun ekosistem sepak bola yang luar biasa. Kita membuat turnamen tanpa BUMN dan pemerintah. Kami hanya melibatkan pihak swasta. Namun selama 17 hari penyelenggaraan Piala Presiden 2024 kami berhasil memberikan hadiah yang cukup menggiurkan karena kami berhasil mendapatkan sponsor yang luar biasa."
Industri sepak bola juga harus mampu menggerakkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). UMKM harus tersenyum karena dagangannya laku. "Saya berharap UMKM di Solo betul-betul merasakan, seperti di Bandung dan di Bali daripada manfaat turnamen," tuturnya.
Piala Presiden 2024 Warisan Jokowi
Piala Presiden 2024 seakan menyiratkan bahwa ini menjadi penanda akhir masa jabatan Joko Widodo (Jokowi) sebagai orang nomor satu di Indonesia segara berakhir. Tapi sebelum tongkat estafet kepemimpinan tertinggi di Tanah Air berpindah tangan ke Prabowo Subianto, Jokowi menitipkan satu harapan, yakni menjaga turnamen pramusim ini terus berjalan ke depannya.Harapan itu disampaikannya sesuai menyaksikan laga pembuka Persib Bandung vs PSM Makassar di Stadion Si Jalak Harupat, Jumat (19/7/2024). Dengan setelan kaos putih lengan panjang dan celana hitam, Jokowi hadir dengan didampingi ibu negara Iriana, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Ketua Steering Committee Piala Presiden tahun 2024 Maruarar Sirait, dan Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Jangan terlalu menghabiskan energi untuk menafsirkan apa yang dipikirkan Jokowi saat menyaksikan pertandingan pembuka Piala Presiden 2024. Tapi yang perlu diperhatikan makna di balik pesan orang nomor satu di Indonesia ini.
Jokowi berharap kompetisi serupa akan terus digelar di masa mendatang. Ia berharap ada keberlanjutan terhadap gelaran turnamen Piala Presiden.
"Makin banyak kompetisi, makin baik. Ada kompetisi di Liga 1, Liga 2, ada kompetisi di SSB, ada kompetisi amatir, ada kompetisi di FIFA, kompetisi di AFC, kompetisi di AFF, makin banyak ikut kompetisi makin baik untuk sebuah tim," ujar Jokowi, seusai menyaksikan laga pembuka Persib Bandung vs PSM Makassar di Stadion Si Jalak Harupat, Jumat (19/7/2024).
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bahwa saat ini persepakbolaan di Tanah Air sudah berjalan dengan baik. Turnamen Piala Presiden pun menambah kuantitas kompetisi sepak bola nasional.
"Sekarang saya melihat semuanya berjalan dengan baik, ditambah lagi Piala Presiden. Ini akan makin banyak kompetisi, makin baik," tambah Jokowi.
Wajar jika Jokowi mengharapkan ada keberlanjutan tentang turnamen pramusim bertajuk Piala Presiden ini. Sebab, dia merupakan salah satu penyelamat sepak bola nasional.
Sejarah Piala Presiden dimulai saat Jokowi baru menjabat sebagai Presiden RI. Saat itu, sepak bola nasional sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja setelah FIFA menjatuhkan sanksi pada 30 Mei 2015 untuk Indonesia dan mencabut keanggotaan PSSI lantaran adanya campur tangan pemerintah.
Selama PSSI dibekukan dan Indonesia mendapat sanksi FIFA, tidak ada kompetisi resmi yang bergulir di Tanah Air. Tapi Jokowi berhasil menjaga atmosfer sepak bola nasional tetap hidup dengan menggelar turnamen pramusim bertajuk Piala Presiden.
Setahun berselang, tepatnya pada 10 Mei 2016, Kemenpora mencabut surat keputusan (SK) pembekuan PSSI. Keputusan Kemenpora itu kemudian diikuti FIFA dengan mencabut sanksi untuk Indonesia dan kembali mengakui keanggotaan PSSI.
Selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden RI, penyelenggaraan Piala Presiden sudah berlangsung sebanyak enam kali (2015, 2017, 2018, 2019, 2022 dan 2024). Tapi tak semua penyelenggaraan turnamen pramusim ini berjalan mulus.
Pada 2022 misalnya. Jokowi sekali lagi membuat gebrakan dengan menghadirkan penonton di stadion. Ya, saat itu kondisi di seluruh dunia sedang buruk lantaran adanya Covid 19. Tapi Jokowi mampu menghidupkan kembali gairah sepak bola di Tanah Air.
Empat dari lima stadion saat itu sangat berisik dengan kehadiran penonton. Keberanian Jokowi inilah yang membuat sepak bola nasional tetap hidup sampai sekarang.
(yov)