Hanya 25 Detik Whyte Terkapar, Fury: Povetkin Mesin Pembunuh!
loading...
A
A
A
BRENTWOOD - Hanya 25 detik bagi Alexander Povetkin menemukan momen yang tepat untuk melepaskan uppercut maut yang membuat Dillian Whyte terkapar di ronde 5. Saat ronde lima memasuki 2:35 detik, Povetkin dengan kekuatan penuh menghunjamkan uppercut kiri mautnya ke dagu kanan Whyte.
Serasa tersengat listrik ribuan watt, wajah Whyte terlihat shock, mata melotot, tubuhnya terlempar ke belakang sebelum terhempas ke kanvas. Whyte langsung terkapar beberapa saat. Wasit langsung mengangkat kedua tangan sebagai tanda mengakhiri pertarungan perebutan sabuk interim tinju Kelas Berat WBC dalam Fight Camp di Brentwood, Inggris, Sabtu (22/8/2020) malam lalu.
Momen terkaparnya Whyte disengat uppercut maut Povetkin pernah dirasakan Hughie Fury saat bertarung pada 31 Agustus 2019, tepat setahun yang lalu. Kendati tidak sampai kalah KO seperti Whyte, Fury mengaku kesakitan menahan pukulan maut mantan juara dunia Kelas Berat WBA tersebut.
Menurut Fury, sosok Povetkin meski sudah berusia 40 tahun tetap seperti mesin pembunuh yang merusak petinju mana pun. Fury pun mengingatkan kepada Whyte akan menghadapi duel ulang berisiko tinggi melawan povetkin. Whyte setelah kekalahan ronde 5 langsung menghidupkan klausul duel ulang dengan Povetkin.
The Body Snatcher pun mengemis kepada promotor Eddie Hearn agar duel ulang bisa dilakukan Desember mendatang. Fury tahu semua tentang ancaman Povetkin, setelah bertukar pukulan selama 12 ronde dalam kekalahan angka lalu. Dia mengatakan dia melihat tanda-tanda peringatan untuk Whyte sebelum pukulan yang mengakhiri pertarungan.
"Povetkin tumbuh dengan keyakinan bahwa dia bisa mendapatkan kesempatan melepaskan pukulan mautnya. Dillian Whyte menunggu untuk satu tembakan itu, karena dia waspada dengan kekuatan Povetkin. Apa yang terus dia lakukan, Dillian Whyte, dia terus mengulurkan tangannya dan ke bawah,’’kata Hughie Fury kepada Sky Sports.
Dan, benar, saja. Povetkin menghindar ke kiri ketika Whyte melepaskan hook kanan ke wajah Povetkin. Dengan sedikit merunduk ke kiri, Povetkin dengan kekuatan penuh menghukum Whyte lewat uppercut kiri mautnya. Bam! Whyte pun langsung terpental dan terkapar. "Dia melakukan tipuan dengan tembakan dan muncul dengan pukulan atas, karena dia [Whyte] terus turun, jadi ya saya melihat pukulan atas yang dia buka."
"Povetkin pukulannya sangat berbahaya, jika Anda membiarkannya memiliki jangkauan. Dia ada di sana bersama mereka, tetapi ketika Anda berada di sana, Anda tidak benar-benar merasakan tembakannya. Saya mungkin agak gila. Saya terus melakukan apa yang saya lakukan, tetapi saya tidak benar-benar merasakan pukulannya.''
Fury mengakui Povetkin sebagai salah satu peninju paling mengancam di divisi teratas, tetapi mantan juara Inggris itu sejak itu memperbaiki kelemahan teknis dengan tangan kanannya yang menghambatnya dalam kekalahan keputusan setahun lalu. "Dillian Whyte bermain bagus, dia menjatuhkannya beberapa kali, dan Dillian Whyte akan datang lagi,"kata Fury.
Serasa tersengat listrik ribuan watt, wajah Whyte terlihat shock, mata melotot, tubuhnya terlempar ke belakang sebelum terhempas ke kanvas. Whyte langsung terkapar beberapa saat. Wasit langsung mengangkat kedua tangan sebagai tanda mengakhiri pertarungan perebutan sabuk interim tinju Kelas Berat WBC dalam Fight Camp di Brentwood, Inggris, Sabtu (22/8/2020) malam lalu.
Momen terkaparnya Whyte disengat uppercut maut Povetkin pernah dirasakan Hughie Fury saat bertarung pada 31 Agustus 2019, tepat setahun yang lalu. Kendati tidak sampai kalah KO seperti Whyte, Fury mengaku kesakitan menahan pukulan maut mantan juara dunia Kelas Berat WBA tersebut.
Menurut Fury, sosok Povetkin meski sudah berusia 40 tahun tetap seperti mesin pembunuh yang merusak petinju mana pun. Fury pun mengingatkan kepada Whyte akan menghadapi duel ulang berisiko tinggi melawan povetkin. Whyte setelah kekalahan ronde 5 langsung menghidupkan klausul duel ulang dengan Povetkin.
The Body Snatcher pun mengemis kepada promotor Eddie Hearn agar duel ulang bisa dilakukan Desember mendatang. Fury tahu semua tentang ancaman Povetkin, setelah bertukar pukulan selama 12 ronde dalam kekalahan angka lalu. Dia mengatakan dia melihat tanda-tanda peringatan untuk Whyte sebelum pukulan yang mengakhiri pertarungan.
"Povetkin tumbuh dengan keyakinan bahwa dia bisa mendapatkan kesempatan melepaskan pukulan mautnya. Dillian Whyte menunggu untuk satu tembakan itu, karena dia waspada dengan kekuatan Povetkin. Apa yang terus dia lakukan, Dillian Whyte, dia terus mengulurkan tangannya dan ke bawah,’’kata Hughie Fury kepada Sky Sports.
Dan, benar, saja. Povetkin menghindar ke kiri ketika Whyte melepaskan hook kanan ke wajah Povetkin. Dengan sedikit merunduk ke kiri, Povetkin dengan kekuatan penuh menghukum Whyte lewat uppercut kiri mautnya. Bam! Whyte pun langsung terpental dan terkapar. "Dia melakukan tipuan dengan tembakan dan muncul dengan pukulan atas, karena dia [Whyte] terus turun, jadi ya saya melihat pukulan atas yang dia buka."
"Povetkin pukulannya sangat berbahaya, jika Anda membiarkannya memiliki jangkauan. Dia ada di sana bersama mereka, tetapi ketika Anda berada di sana, Anda tidak benar-benar merasakan tembakannya. Saya mungkin agak gila. Saya terus melakukan apa yang saya lakukan, tetapi saya tidak benar-benar merasakan pukulannya.''
Fury mengakui Povetkin sebagai salah satu peninju paling mengancam di divisi teratas, tetapi mantan juara Inggris itu sejak itu memperbaiki kelemahan teknis dengan tangan kanannya yang menghambatnya dalam kekalahan keputusan setahun lalu. "Dillian Whyte bermain bagus, dia menjatuhkannya beberapa kali, dan Dillian Whyte akan datang lagi,"kata Fury.
(aww)