Tim Penyelidik Temukan Informasi Penting Penyebab Jatuhnya Helikopter Bryant

Rabu, 29 Januari 2020 - 14:32 WIB
Tim Penyelidik Temukan Informasi Penting Penyebab Jatuhnya Helikopter Bryant
Tim Penyelidik Temukan Informasi Penting Penyebab Jatuhnya Helikopter Bryant
A A A
CALIFORNIA - Hasil penyelidikan mengenai jatuhnya helikopter yang menewaskan Kobe Bryant dan delapan penumpang lainnya mulai menemukan titik terang. Satu informasi penting telah didapat yang diharapkan bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Helikopter berjenis Sikorsky S-76B yang ditumpangi legenda NBA itu terjatuh di Calabasas, California, Minggu (26/1) waktu setempat. Semua penumpangnya dinyatakan tewas, termasuk putrinya, Gianna yang masih berusia 13 tahun.

Investigasi dilakukan guna mengetahui apa penyebab kecelakaan itu, apakah karena kelalaian atau kesalahan teknis. Dan, menurut petugas Dewan Keamanan Transportasi Nasional (NTSB), helikopter yang dikemudikan Ara Zobayan itu tidak dilengkapi perangkat keamanan yang memadai.

Disebutkan, helikopter itu belum memiliki sistem peringatan tebing. Teknologi sejatinya bisa membantu pilot menghindari tabrakan saat terbang dalam kondisi cuaca berkabut. Sebab, sistem ini bisa memberi tahu kepada pilot kalau helikopter yang dikemudikannya mendekati lereng bukit.

Petugas NTSB lainnya juga menyatakan kalau 16 tahun lalu pihaknya telah merekomendasikan kepada Administrasi Penerbangan Federal (FAA) agar mewajibkan semua helikopter yang mengangkut enam penumpang atau lebih memakai sistem tersebut.

Tapi, FAA tidak mengindahkan rekomendasi tersebut. Alhasil, helikopter yang mengangkut banyak penumpang tetap dianggap legal meski tidak memiliki sistem peringatan tebing. Ini yang dianggap sebagai sumber permasalahan.

Selain itu, helikopter yang membawa legenda NBA itu juga tidak mempunya black box. Itu menyebabkan tim penyelidik kesulitan mencari informasi atau data melalui radar pelacak dari komunikasi lalu lintas udara.

Meski demikian, penyebab pasti jatuhnya helikopter itu masih belum diketahui. Sebab, tidak adanya sistem peringatan tebing dianggap bukan faktor utama. Soalnya, sejumlah pilot yang sempat menerbangkan helikopter itu menjamin kualitasnya meski dibuat pada 1991.

Karena itu, para penyelidik masih belum bisa memberi kesimpulan, apakah saat itu Zobayan tersesat, terbang terlalu rendah atau terlalu cepat. Atau juga terjadi kesalahan mesin yang menyebabkan helikopter tersebut terjatuh.

Tapi, yang sudah diketahui pasti, Zobayan merupakan pilot sangat berpengalaman dan memiliki sertifikat resmi untuk melatih penerbagan dalam kondisi pandangan atau jarak pandang yang terbatas. Artinya, dia tahu apa yang harus dilakukan ketika terbang dalam kondisi cuaca berkabut.

Helikopter tersebut juga terbang merendah untuk menghindari kemungkinan terburuk, dan kemudian naik secara drastis untuk menghindari awan sebelum terjadi tabrakan. Helikopternya juga jatuh dalam kecepatan tinggi. Tabrakannya pun dikategorikan sebagai benturan tingkat tinggi.
(mir)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3929 seconds (0.1#10.140)