Suporter PSM Ini Kembangkan Bisnis Kreatif Lewat Jejaring Komunitas Bola

Minggu, 25 Oktober 2020 - 08:25 WIB
loading...
Suporter PSM Ini Kembangkan...
Suporter PSM Makassar dari kelompok Red Gank berhasil mengembangkan bisnis kreatif di bidang percetakan kaos dan merchandise. Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR -

Bisnis dan komunitas merupakan dua hal berbeda. Tetapi bagi sebagian orang, komunitas justru bisa menjadi jalan untuk mengembangkan bisnis mereka.

Andi Sadli Gusnawan misalnya. Pria yang akrab disapa Inye ini justru melibatkan rekan-rekannya sesama suporter PSM Makassa r yang tergabung dalam Red Gank untuk membantu usahanya di bidang percetakan kaos dan merchandise.

“Saat ada project, kami biasanya memberdayakan anggota atau member Red Gank lainnya. Ada sekitar 10 orang yang kami ajak untuk bekerja sama dengan sistem bagi hasil. Mereka akan mendapatkan 10 persen dari keuntungan,” ujar Inye, Minggu (25/10/2020).

Sejak 2019, Inye dipercaya untuk menjalankan Badan Usaha Milik Red Gank (BUMR). Hal ini tidak lepas dari posisinya sebagai Deputi Usaha dan Bisnis di Kementerian Badan Usaha Milik Red Gank yang tergabung dalam SuperSoccer Makassar.



“Saya memiliki usaha percetakan ini sejak 2016 dengan produksi kaos, merchandise, mug, id card, hingga plakat. Saat ini saya telah mendapatkan lisensi dari BUMR untuk mengerjakan project-project Red Gank dengan tetap memberikan royalty sesuai kesepakatan,” imbuhnya.

Inye menuturkan member Red Gank merupakan konsumen terbesar, terlebih saat Liga bergulir. Tetapi terjadinya pandemi COVID-19 membuat Inye harus berpikir keras. Ia kemudian mengubah pola penjualan dengan sistem preorder dan melakukan pemasaran secara online.

Selain menyasar pangsa pasar Red Gank yang tergabung dalam SuperSoccer Makassar, Inye juga melayani orderan dari luar komunitas. Orderan ini biasanya datang dari sejumlah perusahaan seperti travel, properti, dan lain sebagainya.

“Prinsip saya adalah selalu jujur dan menjaga kepercayaan dari klien. Selain itu, kita juga harus selalu menjaga silaturahmi dan networking,” tandasnya.



Sementara itu Rizal Kasim, founder Ceraproduction, menyebut bisnis bisa dibangun dari komunitas. Menurutnya, komunitas bisa melakukan apa pun, baik untuk belajar maupun komersialisasi.

“Yang penting clear, harus dipisahkan antara aktivitas komunitas dan bisnis. Jadi aktivitas komunitas tetap berjalan, sementara harus ada orang-orang yang kompeten dari aspek usaha sehingga keduanya juga tetap bisa berjalan dan tidak tumpeng tindih,” ujar Peraih The Marketeers Youth Starup Icon Indonesia dari Marketeers Indonesia tahun 2013 dan Creative Entreprenur dari Bank Mandiri tahun 2016 itu.

Rizal menambahkan komunitas harus diajak melayani pasar yang lebih besar. Dengan demikian, pangsa pasar usaha tersebut tidak berhenti di komunitas saja.

“Bisnis itu harus bisa membantu menyelesaikan masalah orang. Kalau tidak, maka bisnis tidak akan bertahan lama. Komunitas memiliki banyak potensi untuk membantu penyelesaian masalah orang lain, dan itu adalah modal untuk membangun bisnis,” tutup Rizal.
(tri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1410 seconds (0.1#10.140)