PSG Dipermalukan Leipzig, Tuchel Tak Merasa dalam Bahaya
loading...
A
A
A
LEIPZIG - Paris Saint-Germain (PSG) menelan kekalahan kedua di penyisihan Gup H Liga Champions 2020/2021. Bertandang ke markas RasenBallsport Leipzig , PSG keok 1-2, Rabu (4/11/2020) malam waktu lokal atau Kamis (5/11/2020) dini hari WIB.
Leipzig menuntaskan dendam atas kekalahan semifinal Liga Champions 2019/2020. Pasukan Julian Nagelsmann bangkit dari ketertinggalan untuk mengklaim kemenangan 2-1 yang berpotensi penting di Grup H. ( ).
PSG, meski tanpa Kylian Mbappe dan Neymar karena cedera, memulai dengan gemilang di Red Bull Arena dan memimpin lebih dulu melalui Angel Di Maria menit keenam.
Namun, Di Maria gagal membuat kedudukan menjadi 2-0 setelah PSG mendapat peluang penalti menit ke-16setelah Dayot Upamecano handball di kotak terlarang. Namun, sepakan gelandang asal Argentina itu digagalkan kiper Peter Gulacsi. ( ! ).
Leipzig kembali menekan, puncaknya Christopher Nkunku menyamakan kedudukan pada menit ke-41. Leipzig kemudian diberi kesempatan membalikkan keadaan dari titik penalti dan tidak disia-siakan Emil Forsberg menit ke-57.
Derita PSG tak sampai di situ. Mereka menakhiri laga dengan sembilan pemain setelah Idrissa Gueye dan Presnel Kimpembe, diusir wasit. Gueye diusir menit ke-69, dan menjadi pemain PSG pertama sejak Marco Verratti pada Maret 2018 melawan Real Madrid yang menerima kartu merah di Liga Champions. Kimpembe mengikutinya di masa injury time. (Baca Juga: Pelatih PSG Thomas Tuchel
"Tidak, saya tidak merasa dalam bahaya. Situasi antara Leo dan saya? Ini tidak berdampak sama sekali di lapangan," kata Tuchel kepada RMC.
"Kami melawan tim yang memimpin Bundesliga sepekan lalu, yang sangat kuat, yang memainkan permainan yang bagus, dan kami sejatinya bisa memimpin 2-0."
"Itu sulit, mungkin itu kesalahan kami karena kami tidak mencetak gol kedua dan kami membuat kesalahan di titik penalti."
"Kemudian bertambah sulit saat diperkuat 10 pemain, ada terlalu banyak situasi menentukan menkan kami, itu terlalu banyak karena lawan yang kuat. Lebih sulit di babak kedua; kami kekurangan pemain, kualitas, kecepatan."
Soal peluang lolos grup, Tuchel optimistis. "Persiangan ketat, tapi jangan lupa bahwa selisih gol itu penting, jadi jika Anda menang (pada laga kandang) 2-1 atau 2-0 di Parc des Princes, Anda bisa terus maju. Pelaung itu masih di tangan kami."
"Saya mendapat kesan bahwa pers, lingkungan sangat kritis, tetapi itu tidak mengubah pekerjaan saya dengan tim, maupun dengan staf saya."
"Dan itu tidak akan mengubah apa pun, ini adalah kehidupan seorang pelatih di Paris, saya tidak punya masalah. Ini grup yang sama yang pertama di Ligue 1, kami bersama, ada fase yang sulit."
"Kami akan mencoba lagi dan jika kami menang di Parc situasinya akan terbalik total."
Leipzig menuntaskan dendam atas kekalahan semifinal Liga Champions 2019/2020. Pasukan Julian Nagelsmann bangkit dari ketertinggalan untuk mengklaim kemenangan 2-1 yang berpotensi penting di Grup H. ( ).
PSG, meski tanpa Kylian Mbappe dan Neymar karena cedera, memulai dengan gemilang di Red Bull Arena dan memimpin lebih dulu melalui Angel Di Maria menit keenam.
Namun, Di Maria gagal membuat kedudukan menjadi 2-0 setelah PSG mendapat peluang penalti menit ke-16setelah Dayot Upamecano handball di kotak terlarang. Namun, sepakan gelandang asal Argentina itu digagalkan kiper Peter Gulacsi. ( ! ).
Leipzig kembali menekan, puncaknya Christopher Nkunku menyamakan kedudukan pada menit ke-41. Leipzig kemudian diberi kesempatan membalikkan keadaan dari titik penalti dan tidak disia-siakan Emil Forsberg menit ke-57.
Derita PSG tak sampai di situ. Mereka menakhiri laga dengan sembilan pemain setelah Idrissa Gueye dan Presnel Kimpembe, diusir wasit. Gueye diusir menit ke-69, dan menjadi pemain PSG pertama sejak Marco Verratti pada Maret 2018 melawan Real Madrid yang menerima kartu merah di Liga Champions. Kimpembe mengikutinya di masa injury time. (Baca Juga: Pelatih PSG Thomas Tuchel
"Tidak, saya tidak merasa dalam bahaya. Situasi antara Leo dan saya? Ini tidak berdampak sama sekali di lapangan," kata Tuchel kepada RMC.
"Kami melawan tim yang memimpin Bundesliga sepekan lalu, yang sangat kuat, yang memainkan permainan yang bagus, dan kami sejatinya bisa memimpin 2-0."
"Itu sulit, mungkin itu kesalahan kami karena kami tidak mencetak gol kedua dan kami membuat kesalahan di titik penalti."
"Kemudian bertambah sulit saat diperkuat 10 pemain, ada terlalu banyak situasi menentukan menkan kami, itu terlalu banyak karena lawan yang kuat. Lebih sulit di babak kedua; kami kekurangan pemain, kualitas, kecepatan."
Soal peluang lolos grup, Tuchel optimistis. "Persiangan ketat, tapi jangan lupa bahwa selisih gol itu penting, jadi jika Anda menang (pada laga kandang) 2-1 atau 2-0 di Parc des Princes, Anda bisa terus maju. Pelaung itu masih di tangan kami."
"Saya mendapat kesan bahwa pers, lingkungan sangat kritis, tetapi itu tidak mengubah pekerjaan saya dengan tim, maupun dengan staf saya."
"Dan itu tidak akan mengubah apa pun, ini adalah kehidupan seorang pelatih di Paris, saya tidak punya masalah. Ini grup yang sama yang pertama di Ligue 1, kami bersama, ada fase yang sulit."
"Kami akan mencoba lagi dan jika kami menang di Parc situasinya akan terbalik total."
(sha)