Cedera Paksa Marco Van Basten Harus Merangkak ke Kamar Mandi

Jum'at, 06 November 2020 - 01:05 WIB
loading...
Cedera Paksa Marco Van Basten Harus Merangkak ke Kamar Mandi
Marco van Basten pernah merangkak dari ranjang ke kamar mandi, Itu terjadi setelah ia mengalami cedera panjang. Foto : Euro
A A A
UTRECHT - Cedera yang dialami Marco van Basten jadi kenangan pilu yang tak bisa dilupakan. Kegarangannya di lapangan seolah lenyap lantaran cedera hingga ia harus merangkak ke kamar mandi dari tempat tidur.

Ketika masih jadi pemain, semua pecinta sepak bola dunia pasti mengetahui sosok pria satu ini. Sial tak bisa dielakan ketika cedera panjang membuat van Basten harus pensiun di usia 31 tahun.

Van Basten mengalami masalah di bagian pergelangan kaki. Sepanjang kariernya, dia sudah tiga kali bolak-balik naik meja operasi. Karena tak kunjung pulih, van Basten akhirnya gantung sepatu di akhir musim 1994/1995. (Baca juga : Sang Bintang, Diogo Jota Sukses Gantikan Peran Cristiano Ronaldo )

Dalam bukunya yang berjudul ‘Enough. My life. My truth’, van Basten menceritakan kisah pilunya ketika menderita cedera. Dia mengaku sangat kesakitan sehingga sulit bergerak. (Baca juga : Kisah Abdul Malik, Sang Bintang dari 15 Bersaudara )

“Saat itu tengah malam tahun 1994. Saya ingat harus merangkak dari tempat tidur ke kamar mandi. Saya menghitung detik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses merangkak itu sambil mengalihkan perhatian dari rasa sakit,” ujar van Basten dikutip dari Marca. (Baca juga : Frank de Boer Penerus Ronald Koeman di Timnas Belanda )

“Bagi saya, ambang pintu menjadi area yang paling buruk. Sebab saya harus melewatinya tanpa membuat pergelangan kaki terbentur. Sentuhan sekecil apapun membuat saya menggigit bibir agar tidak berteriak. Saya tidak pernah merangkak lebih cepat dari 120 detik,” tuturnya.

Sepanjang karier, van Basten meraih banyak kesuksesan. Sejarah mencatat, dia membawa Ajax Amsterdam juara Piala Winners 1987. Kemudian ada dua trofi Liga Champions yang dipersembahkannya untuk AC Milan periode 1989 dan 1990.

Kehebatannya juga diperlihatkan di Timnas Belanda . Van Basten turut membawa negaranya menjuarai Euro 1988. Berkat prestasi gemilangnya, dia dianugerahi Ballon d'Or pada 1988, 1989, dan 1992.

Tapi di balik itu, van Basten sering menahan sakit ketika bermain. Hal tersebut mulai dirasakannya pada 1986. (Lihat juga : Seleksi Tim Garuda Select, 39 Pemain Bersaing Tiket ke Inggris )

“Dalam lima tahun di pengujung karier, saya pincang setelah menjalani semua operasi. Saya tidak dapat melakukan apa pun tanpa rasa sakit. Dokter mengatakan mereka tidak bisa membantu. Saya menjadi takut,” ucap Van Basten.

“Cedera pertama saya terjadi pada Desember 1986 dan itu tidak pernah pulih. Saya merasa ada sesuatu yang tidak benar. Namun saya membuat kesepakatan dengan Johan Cruyff (pelatih Ajax). Dia mengatakan saya boleh absen latihan dan tidak bermain di beberapa kompetisi. Tetapi saya harus tersedia untuk kejuaraan Eropa apa pun yang terjadi,” tuturnya.

Berkat kegigihannya, Van Basten akhirnya diakui sebagai salah satu striker terbaik sepanjang massa. Setelah pensiun, dia sempat melatih Timnas Belanda, Ajax, Heerenveen, dan AZ Alkmaar.
(bbk)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2506 seconds (0.1#10.140)