Tekuk Thiem, Medvedev Rebut Gelar ATP Finals
loading...
A
A
A
LONDON - Daniil Medvedev menutup tahun ini dengan sempurna setelah mengklaim gelar terbesar dalam kariernya. Petenis Rusia itu mengangkat trofi ATP Finals 2020 usai menundukkan Dominic Thiem 4-6, 7-6 (2), 6-4 pada final di The O2 Arena, London, Minggu (22/11/2020) malam waktu lokal atau Senin (23/11/2020) dini hari WIB.
Ini kemenangan heroik bagi Medvedev. Awalnya, Thiem berada di jalur untuk menjadi orang Austria pertama yang memenangkan gelar tersebut setelah mengamankan US Open 2020 baru-baru ini. Tapi, Medvedev yang tak kenal lelah mengubah alur permainan dengan cara yang luar biasa untuk menutup pekan yang menakjubkan Thiem. ( ).
Tidak ada selebrasi besar saat Medvedev melepaskan servis pertama yang tidak dapat dikembalikan Thiem pada match point untuk mengakhiri pertarungan dua jam dan 42 menit. Kemenangan ini menjadi spesial bagi Medvedev karena event ini terakhir digelar di O2 Arena, London, setelah 12 tahun, dan akan digelar di Turin, Italia, tahun depan .
Medvedev menjadi orang Rusia pertama yang memenangkan gelar sejak Nikolay Davydenko, yang memenangkan edisi pertama London pada tahun 2009. ( ).
Tahun ini, turnamen edisi vintage digelar di arena sunyi tanpa penonton karena pandemi Covid-19. Padahal, dalam 11 edisi pertamanya, menyedot 2,8 juta penggemar ke arena sisi Thames.
Ini mungkin menjelaskan reaksi diam Medvedev yang mengklaim gelar dan menjadi pemain keempat dalam sejarah ATP yang mengalahkan tiga besar dunia pada turnamen yang sama, bergabung dengan David Nalbandian (Madrid 2007), Novak Djokovic (Montreal 2007) dan Boris Becker (Stockholm 1994 ). ( ).
“Pertama-tama, ini pertandingan yang luar biasa. Maksud saya, salah satu kemenangan terbaik saya, tiga set melawan pemain yang luar biasa,” ujar Medvedev, yang membalas kekalahan semifinal US Open 2020 atas Thiem, seperti dilansir Reuters.
Permainan imajinatif Medvedev, perpaduan kekuatan pukulan, penempatan bola sudut yang sulit dan servis yang sulit terbaca, telah terbukti melampaui Djokovic pada fase grup di mana dia melampaui 100%. Kemudian dia menyingkirkan peringkat kedua Rafael Nadal di semifinal pada Sabtu (21/11/2020).
Kemenangan Medvedev datang setahun setelah debut yang gagal di event tersebut ketika kalah di ketiga pertandingan grup. Satu-satunya pemain lain yang mencapai perubahan drastis seperti itu adalah Djokovic pada 2008.
Jalannya pertandingan, Medevedev yang merebut gelar Paris Masters bulan ini, membuang keunggulan 40-0 saat melakukan servis pada 2-2, memberi Thiem kemenangan di set pertama.
Di set kedua, Thiem sempat mematahkan servis Medevedv, namun petenis Rusia berusia 24 tahun itu bangkit, menyelamatkan break point pada kedudukan 2-2 dan 3-3, dan mulai terlihat mengancam saat tiebreak tiba. Thiem memimpin 2-0 tetapi Medvedev mengumpulkan tujuh poin berturut-turut untuk memenangi set kedua.
Thiem, yang juga mengalahkan Nadal dan Djokovic pekan ini, menghabiskan dua jam lebih banyak di lapangan daripada Medvedev untuk mencapai final dan permainannya yang halus mulai berubah pada set ketiga.
Medvedev menekannya dengan kekuatan dan keakuratannya yang tiada henti dan petenis Rusia itu mengamankan break dari servis yang dia ancam pada kedudukan 2-2 dengan pukulan terarah.
Thiem berusaha keras, tetapi petenis peringkat empat dunia Medvedev tidak pernah terlihat kehilangan keunggulannya.
Alexander Zverev menjadi juara pada 2018 dan Stefanos Tsitsipas tahun lalu. Belum ada yang mengklaim gelar Grand Slam, tetapi Medvedev akan memasuki 2021 sebagai orang yang paling mungkin membuat terobosan untuk generasi berikutnya yang sangat bersemangat.
“Untuk tenis ada saat-saat menarik yang akan datang,” kata Thiem tentang pelopor baru. “Sangat penting untuk olahraga secara umum.”
Ini kemenangan heroik bagi Medvedev. Awalnya, Thiem berada di jalur untuk menjadi orang Austria pertama yang memenangkan gelar tersebut setelah mengamankan US Open 2020 baru-baru ini. Tapi, Medvedev yang tak kenal lelah mengubah alur permainan dengan cara yang luar biasa untuk menutup pekan yang menakjubkan Thiem. ( ).
Tidak ada selebrasi besar saat Medvedev melepaskan servis pertama yang tidak dapat dikembalikan Thiem pada match point untuk mengakhiri pertarungan dua jam dan 42 menit. Kemenangan ini menjadi spesial bagi Medvedev karena event ini terakhir digelar di O2 Arena, London, setelah 12 tahun, dan akan digelar di Turin, Italia, tahun depan .
Medvedev menjadi orang Rusia pertama yang memenangkan gelar sejak Nikolay Davydenko, yang memenangkan edisi pertama London pada tahun 2009. ( ).
Tahun ini, turnamen edisi vintage digelar di arena sunyi tanpa penonton karena pandemi Covid-19. Padahal, dalam 11 edisi pertamanya, menyedot 2,8 juta penggemar ke arena sisi Thames.
Ini mungkin menjelaskan reaksi diam Medvedev yang mengklaim gelar dan menjadi pemain keempat dalam sejarah ATP yang mengalahkan tiga besar dunia pada turnamen yang sama, bergabung dengan David Nalbandian (Madrid 2007), Novak Djokovic (Montreal 2007) dan Boris Becker (Stockholm 1994 ). ( ).
“Pertama-tama, ini pertandingan yang luar biasa. Maksud saya, salah satu kemenangan terbaik saya, tiga set melawan pemain yang luar biasa,” ujar Medvedev, yang membalas kekalahan semifinal US Open 2020 atas Thiem, seperti dilansir Reuters.
Permainan imajinatif Medvedev, perpaduan kekuatan pukulan, penempatan bola sudut yang sulit dan servis yang sulit terbaca, telah terbukti melampaui Djokovic pada fase grup di mana dia melampaui 100%. Kemudian dia menyingkirkan peringkat kedua Rafael Nadal di semifinal pada Sabtu (21/11/2020).
Kemenangan Medvedev datang setahun setelah debut yang gagal di event tersebut ketika kalah di ketiga pertandingan grup. Satu-satunya pemain lain yang mencapai perubahan drastis seperti itu adalah Djokovic pada 2008.
Jalannya pertandingan, Medevedev yang merebut gelar Paris Masters bulan ini, membuang keunggulan 40-0 saat melakukan servis pada 2-2, memberi Thiem kemenangan di set pertama.
Di set kedua, Thiem sempat mematahkan servis Medevedv, namun petenis Rusia berusia 24 tahun itu bangkit, menyelamatkan break point pada kedudukan 2-2 dan 3-3, dan mulai terlihat mengancam saat tiebreak tiba. Thiem memimpin 2-0 tetapi Medvedev mengumpulkan tujuh poin berturut-turut untuk memenangi set kedua.
Thiem, yang juga mengalahkan Nadal dan Djokovic pekan ini, menghabiskan dua jam lebih banyak di lapangan daripada Medvedev untuk mencapai final dan permainannya yang halus mulai berubah pada set ketiga.
Medvedev menekannya dengan kekuatan dan keakuratannya yang tiada henti dan petenis Rusia itu mengamankan break dari servis yang dia ancam pada kedudukan 2-2 dengan pukulan terarah.
Thiem berusaha keras, tetapi petenis peringkat empat dunia Medvedev tidak pernah terlihat kehilangan keunggulannya.
Alexander Zverev menjadi juara pada 2018 dan Stefanos Tsitsipas tahun lalu. Belum ada yang mengklaim gelar Grand Slam, tetapi Medvedev akan memasuki 2021 sebagai orang yang paling mungkin membuat terobosan untuk generasi berikutnya yang sangat bersemangat.
“Untuk tenis ada saat-saat menarik yang akan datang,” kata Thiem tentang pelopor baru. “Sangat penting untuk olahraga secara umum.”
(sha)