Diego Maradona: Penyerang Kiri dalam Politik, Pembela Rakyat Palestina
loading...
A
A
A
BUENOS AIRES - Diego Maradona merupakan penyerang kiri dalam sepak bola dan politik. Persahabatannya dengan pemimpin sosialis Amerika Latin membuat Maradona punya sikap dalam politik dan urusan-urusan kemanusiaan, salah satunya mendukung kebebasan rakyat Palestina .
Semasa hidupnya, Maradona tak cuma berurusan dengan sepak bola. Legenda Timnas Argentina itu juga dekat dengan pemimpin partai sosialis Amerika Latin seperti Hugo Chavez di Venezuela, Evo Morales di Bolivia, dan Fidel Castro. Maradona bahkan merajah (tato) tubuhnya dengan wajah Che Guevara- tokoh revolusi Kuba yang lahir di Argentina pada tahun 1928.
(Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024 )
Dunia sepak bola hari ini kehilangan Maradona sebagai penyerang kidal Timnas Argentina yang mencetak gol legendaris “Tangan Tuhan” ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986. Namun, dunia yang lebih luas mengenangnya sebagai simbol perlawanan terhadap imperialisme.
Sebagai seorang sosialis dan anti-imperialis, Maradona menjadi pendukung setia Revolusi Bolivarian dan gerakan sosial progresif di seluruh Amerika Latin. El Diego, begitu Maradona disapa, juga secara terbuka mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Dalam hati saya, saya adalah orang Palestina. Saya pembela rakyat Palestina, saya menghormati mereka, bersimpati pada mereka, dan saya mendukung Palestina tanpa rasa takut,” demikian pernyataan Maradona yang terkenal dan banyak dikutip orang.
Pengetahuan terhadap politik anti-penindasan juga membawa Maradona aktif memperjuangkan hak-hak pemain di dunia sepak bola. Pada akhir 1990-an, bersama sejumlah pemain bintang lain, Maradona membentuk Asosiasi Internasional Pemain Sepak Bola Profesional yang melindungi hak-hak para pemain.
El Diego juga selama hidupnya tidak pernah lelah berjuang melawan korupsi di tubuh Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) yang selalu ia bandingkan dengan mafia. Selamat jalan Maradona, perjuanganmu adalah pedoman. (Lihat Grafis: Kabar Duka, Legenda Sepakbola Argentina Maradona Meninggal Dunia )
Maradona meninggal akibat masalah jantung pada usia 60 tahun di rumahnya di Tigre, Buenos Aires, Rabu (25/11/2020). Sebagai penghormatan, pemerintah Argentina mengumumkan libur nasional selama tiga hari untuk berkabung.
Semasa hidupnya, Maradona tak cuma berurusan dengan sepak bola. Legenda Timnas Argentina itu juga dekat dengan pemimpin partai sosialis Amerika Latin seperti Hugo Chavez di Venezuela, Evo Morales di Bolivia, dan Fidel Castro. Maradona bahkan merajah (tato) tubuhnya dengan wajah Che Guevara- tokoh revolusi Kuba yang lahir di Argentina pada tahun 1928.
(Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024 )
Dunia sepak bola hari ini kehilangan Maradona sebagai penyerang kidal Timnas Argentina yang mencetak gol legendaris “Tangan Tuhan” ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986. Namun, dunia yang lebih luas mengenangnya sebagai simbol perlawanan terhadap imperialisme.
Sebagai seorang sosialis dan anti-imperialis, Maradona menjadi pendukung setia Revolusi Bolivarian dan gerakan sosial progresif di seluruh Amerika Latin. El Diego, begitu Maradona disapa, juga secara terbuka mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Dalam hati saya, saya adalah orang Palestina. Saya pembela rakyat Palestina, saya menghormati mereka, bersimpati pada mereka, dan saya mendukung Palestina tanpa rasa takut,” demikian pernyataan Maradona yang terkenal dan banyak dikutip orang.
Pengetahuan terhadap politik anti-penindasan juga membawa Maradona aktif memperjuangkan hak-hak pemain di dunia sepak bola. Pada akhir 1990-an, bersama sejumlah pemain bintang lain, Maradona membentuk Asosiasi Internasional Pemain Sepak Bola Profesional yang melindungi hak-hak para pemain.
El Diego juga selama hidupnya tidak pernah lelah berjuang melawan korupsi di tubuh Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) yang selalu ia bandingkan dengan mafia. Selamat jalan Maradona, perjuanganmu adalah pedoman. (Lihat Grafis: Kabar Duka, Legenda Sepakbola Argentina Maradona Meninggal Dunia )
Maradona meninggal akibat masalah jantung pada usia 60 tahun di rumahnya di Tigre, Buenos Aires, Rabu (25/11/2020). Sebagai penghormatan, pemerintah Argentina mengumumkan libur nasional selama tiga hari untuk berkabung.
(sha)