Menunggu Batas Kesabaran Juve

Senin, 30 November 2020 - 11:32 WIB
loading...
Menunggu Batas Kesabaran Juve
Penyerang Juventus Paulo Dybala (kanan) berjabaku dengan pemain Benevento Pasquale Schiattarella diStadio Ciro Vigorito, Benevento,(29/11). Juventus harus puas dengan hasil imbang setelah kebobolan pada masa injurytime. Foto/Reuters
A A A
BENEVENTO - Membaca komentar pendukung Juventus di beberapa situs media Italia, pascahasil imbang melawan Benevento di Stadio Ciro Vigorito, cukup mengkhawatirkan. Di situ akan ditemukan keresahan, keraguan, serta ketidakyakinan akan kemampuan Andrea Pirlo mengelola tim bersaing di level tertinggi.

Sebenarnya tidak bisa juga menjadikan komentar fans sebagai referensi 100% menilai sebuah tim. Tapi, apa yang disampaikan pendukung bisa menjadi acuan seberapa lama kesabaran itu akan diberikan kepada Pirlo berada di kursi pelatih La Vecchia Signora. (Baca: Rivalitas Michel Platini dan Diego Maradona)

Pirlo datang sebagai legendaris dengan kemampuan sebagai gelandang tengah cerdas. Masalahnya, Pirlo tetap dianggap bakal bisa mengelola tim setelah manajemen Juventus mengakhiri kontrak Maurizio Sarri yang hanya bisa memberikan satu gelar pada musim 2019/2020.

Faktornya adalah pengalaman yang minim. Dia baru ditunjuk sebagai pelatih Juve U-23, baru lulus dari kursus kepelatihan tapi mendadak promosi sebagai pelatih utama. Ini yang akan selalu menjadi alasan utama dari keraguan pada kemampuan mantan pemain timnas Italia tersebut.

Imbang melawan Benevento adalah rangkaian tanda bagaimana Pirlo layak mendapat kritik. Apalagi ini bukan pertama kalinya Juve imbang melawan tim biasa. Mereka pernah imbang melawan tim penghuni dasar klasemen sementara Crotone dan Hellas Verona. Imbasnya, Juve kini menempati peringkat lima, berjarak tiga poin dari penghuni puncak klasemen AC Milan.

Jarak itu bisa menjadi enam jika Milan memenangi pertandingan. Padahal, Juve memimpin melalui gol Alvaro Morata pada menit ke-21 sebelum Gaetano Letizia menyelamatkan tuan rumah dari kekalahan di masa injury time. “Ini bukan gol pertama yang kami terima pada akhir pertandingan,” keluh Pirlo, seperti dikutip la gazzetta. (Baca juga: Sempurnakan Wudhu Agar Ibadah Diterima Allah Ta'ala)

Melawan tim asuhan Filippo Izaghi semakin memperlihatkan jika Juve memiliki banyak persoalan di bawah Pirlo. Mulai dari lini belakang sampai ketergantungan pada penyerang Cristiano Ronaldo. Lini belakang misalnya. Sebenarnya Juve menjadi tim dengan pertahanan terbaik bersama Hellas Verona dari jumlah gol karena baru kemasukan tujuh gol.

Masalahnya Juve sering kemasukan gol pada menit terakhir. Mereka pernah kemasukan pada menit ke-90 melawan Lazio sehingga harus puas bermain imbang 1-1, menghadapi Ferencvaros di Liga Champions dalam kemenangan 4-1, dan saat kalah 0-2 dari Barcelona di Allianz Stadium.

Masalah lain, Juve seperti tak berkembang tanpa Ronaldo. Tanpa pemain yang biasa yang dipanggil CR7 tersebut, Juve sulit meraih kemenangan. Seperti saat melawan Crotone dan Verona, Juve gagal mendulang poin penuh saat pemain asal Portugal itu tidak ada di line up. Dua pertandingan tersebut berakhir imbang 1-1.

Wajar, dengan delapan gol yang dimiliki, pemain yang sering dipanggil CR7 itu adalah nyawa sebenarnya dari La Vecchia Signora. Nah, melawan Benevento, penyerang asal Portugal itu tidak diturunkan. Menurut Pirlo, tidak menurunkan CR7 adalah kesepakatan bersama. Menurut dia, mantan pemain Real Madrid dan Manchester United tersebut mengaku sedikit mengalami masalah setelah melawan Ferencvaros sehingga butuh istirahat. (Baca juga: Seleksi Guru PPPK, Guru Wajib Terdata di Dapodik)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1126 seconds (0.1#10.140)