Jadwal Turnamen Australia Terbuka 2021 Masih Tanda Tanya
loading...
A
A
A
MELBOURNE - Jadwal turnamen pembuka musim tenis, Australia Terbuka 2021 , masih menjadi tanda tanya. Protokol kesehatan ketat yang diterapkan otoritas setempat menjadi ancaman utama penyelenggaraan ajang grand slam tersebut.
Sampai saat ini pejabat kesehatan Australia mewajibkan semua pengunjung yang masuk ke negaranya melakukan karantina selama 14 hari tanpa terkecuali. Protokol serupa akan diterapkan bagi para petenis jika berpartisipasi di Australia Terbuka. (Baca: Australia Terbuka 2021 Susun Rencana Alternatif)
Masalahnya pemain ingin berlatih saat mereka menjalani karantina dan harus mendapat persetujuan dari pemerintah setempat. Para petenis sadar, khususnya pada sektor putra yang bermain best-of-five dalam cuaca panas, tanpa memukul bola tenis selama dua minggu bisa menjadi masalah.
Protokol kewajiban karantina ini lantas menjadi masalah yang belum membuat para petenis nyaman untuk bermain di Australia Terbuka 2021 . Kabar terbaru, otoritas Australia melunak dan para pemain diizinkan bisa berada di lapangan selama masa karantina seperti dilaporkan The Age di Melbourne.
Namun Tennis Australia (TA) belum mengonfirmasi laporan tersebut. Jika benar, kebijakan itu akan membuka jalan bagi masuknya pemain dan memungkinkan jadwalnya ditetapkan.
Sesuai jadwal, Australia Terbuka akan berlangsung pada 18 Januari mendatang. Namun, kabar terbaru, penyelenggaraanya akan diundur dua atau tiga pekan, pada 25 Januari atau mungkin pada 1 Februari atau setelahnya.
Tidak hanya itu, petenis juga masih perlu memesan tiket, lalu mengizinkan karantina selama 2 minggu. Adapun untuk sesi kualifikasi juga belum ditentukan seperti acara-acara pendahuluan dan turnamen-turnamen berikutnya. Yang pasti, laporannya adalah Piala ATP dan Auckland telah dibatalkan untuk 2021. (Baca juga: Sempurnakan Wudhu Agar Ibadah Diterima Allah Ta'ala)
Di sisi lain, Australia Terbuka akan sangat mempengaruhi turnamen lainnya yang jadwalnya belum dirilis baik oleh ATP maupun WTA. Acara di Adelaide, Hobart, dan Sydney serta di Doha dan Pune tetap tidak pasti. Dan jika Australia Terbuka benar-benar dimulai pada Februari, turnamen di Rotterdam dan Rio dalam ketidakpastian.
Sementara itu pembicaraan masih terjadi antara TA, ATP, dan WTA dengan harapan pihak pemerintah setempat mengizinkan para petenis agar berlatih sambil menjalani karantina. Para petenis yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi di grand slam pertama musim depan tampaknya akan tiba pada pekan pertama Januari.
Bahkan petenis asal Rusia Andrey Rublev mengatakan untuk melakukan karantina selama dua pekan bukan menjadi masalah untuknya. Yang terpenting dirinya tetap bisa menjalani latihan seperti biasa. Menurutnya, tekanan justru berada di pihak penyelenggara dan pemerintah Australia apakah bisa menggelar grand slam tersebut dengan aman dan nyaman. (Baca juga: Manfaat Kesehatan dan Nutrisi Susu Kambing)
“Tidak, kendala terbesar adalah pihak pemerintah sendiri. Pertama-tama, mereka ingin memastikan bahwa para petenis tiba di waktu yang telah ditentukan, melakukan karantina, lalu menjalani kehidupan normal. Hanya itu, tidak ada situasi yang benar-benar seperti situasi gelembung. Akan ada kehidupan yang normal dan kompetisi dengan kehadiran para penonton,” ujarnya.
Terkait niatnya untuk turun di Grand Slam tersebut, petenis yang musim 2020 meraih 5 gelar juara atau sebagai petenis yang meraih gelar terbanyak sepanjang tahun ini, menyatakan bahwa hal itu akan banyak tergantung dengan apa yang akhirnya diputuskan pihak penyelenggara. (Lihat videonya: Langgar Prokes, Kafe Ditutup)
“Saya sendiri tidak tahu pilihan apa yang tengah didiskusikan saat ini dan semuanya akan tergantung dengan hal yang mereka putuskan. Mungkin akan ada karantina selama dua pekan atau turnamen tanpa penonton atau menerapkan situasi gelembung,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
Sampai saat ini pejabat kesehatan Australia mewajibkan semua pengunjung yang masuk ke negaranya melakukan karantina selama 14 hari tanpa terkecuali. Protokol serupa akan diterapkan bagi para petenis jika berpartisipasi di Australia Terbuka. (Baca: Australia Terbuka 2021 Susun Rencana Alternatif)
Masalahnya pemain ingin berlatih saat mereka menjalani karantina dan harus mendapat persetujuan dari pemerintah setempat. Para petenis sadar, khususnya pada sektor putra yang bermain best-of-five dalam cuaca panas, tanpa memukul bola tenis selama dua minggu bisa menjadi masalah.
Protokol kewajiban karantina ini lantas menjadi masalah yang belum membuat para petenis nyaman untuk bermain di Australia Terbuka 2021 . Kabar terbaru, otoritas Australia melunak dan para pemain diizinkan bisa berada di lapangan selama masa karantina seperti dilaporkan The Age di Melbourne.
Namun Tennis Australia (TA) belum mengonfirmasi laporan tersebut. Jika benar, kebijakan itu akan membuka jalan bagi masuknya pemain dan memungkinkan jadwalnya ditetapkan.
Sesuai jadwal, Australia Terbuka akan berlangsung pada 18 Januari mendatang. Namun, kabar terbaru, penyelenggaraanya akan diundur dua atau tiga pekan, pada 25 Januari atau mungkin pada 1 Februari atau setelahnya.
Tidak hanya itu, petenis juga masih perlu memesan tiket, lalu mengizinkan karantina selama 2 minggu. Adapun untuk sesi kualifikasi juga belum ditentukan seperti acara-acara pendahuluan dan turnamen-turnamen berikutnya. Yang pasti, laporannya adalah Piala ATP dan Auckland telah dibatalkan untuk 2021. (Baca juga: Sempurnakan Wudhu Agar Ibadah Diterima Allah Ta'ala)
Di sisi lain, Australia Terbuka akan sangat mempengaruhi turnamen lainnya yang jadwalnya belum dirilis baik oleh ATP maupun WTA. Acara di Adelaide, Hobart, dan Sydney serta di Doha dan Pune tetap tidak pasti. Dan jika Australia Terbuka benar-benar dimulai pada Februari, turnamen di Rotterdam dan Rio dalam ketidakpastian.
Sementara itu pembicaraan masih terjadi antara TA, ATP, dan WTA dengan harapan pihak pemerintah setempat mengizinkan para petenis agar berlatih sambil menjalani karantina. Para petenis yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi di grand slam pertama musim depan tampaknya akan tiba pada pekan pertama Januari.
Bahkan petenis asal Rusia Andrey Rublev mengatakan untuk melakukan karantina selama dua pekan bukan menjadi masalah untuknya. Yang terpenting dirinya tetap bisa menjalani latihan seperti biasa. Menurutnya, tekanan justru berada di pihak penyelenggara dan pemerintah Australia apakah bisa menggelar grand slam tersebut dengan aman dan nyaman. (Baca juga: Manfaat Kesehatan dan Nutrisi Susu Kambing)
“Tidak, kendala terbesar adalah pihak pemerintah sendiri. Pertama-tama, mereka ingin memastikan bahwa para petenis tiba di waktu yang telah ditentukan, melakukan karantina, lalu menjalani kehidupan normal. Hanya itu, tidak ada situasi yang benar-benar seperti situasi gelembung. Akan ada kehidupan yang normal dan kompetisi dengan kehadiran para penonton,” ujarnya.
Terkait niatnya untuk turun di Grand Slam tersebut, petenis yang musim 2020 meraih 5 gelar juara atau sebagai petenis yang meraih gelar terbanyak sepanjang tahun ini, menyatakan bahwa hal itu akan banyak tergantung dengan apa yang akhirnya diputuskan pihak penyelenggara. (Lihat videonya: Langgar Prokes, Kafe Ditutup)
“Saya sendiri tidak tahu pilihan apa yang tengah didiskusikan saat ini dan semuanya akan tergantung dengan hal yang mereka putuskan. Mungkin akan ada karantina selama dua pekan atau turnamen tanpa penonton atau menerapkan situasi gelembung,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
(ysw)