Sebelum Gulirkan Kompetisi, Serie A Perlu Adopsi Pedoman Kesehatan Bundesliga

Rabu, 13 Mei 2020 - 15:04 WIB
loading...
Sebelum Gulirkan Kompetisi, Serie A Perlu Adopsi Pedoman Kesehatan Bundesliga
Presiden Asosiasi Medis Sepak Bola Italia, Enrico Castellacci mempertanyakan apakah semua pihak benar-benar menginginkan sisa pertandingan Serie A musim ini kembali bergulir? / Foto: Istimewa
A A A
MILAN - Presiden Asosiasi Medis Sepak Bola Italia, Enrico Castellacci mempertanyakan apakah semua pihak benar-benar menginginkan sisa pertandingan Serie A musim ini kembali bergulir? Pertanyaan itu disinggungnya saat diwawancarai TMW Radio.

Pemerintah Italia dan komite saintifik (CTS) mengembalikan pedoman keselamatan yang sempat diajukan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dan operator liga sebagai panduan jelang dimulainya kembali latihan kontak fisik pada 18 Mei mendatang. Dalam proposal itu menyebut apabila pemain atau staf sebuah klub dinyatakan terinfeksi virus corona, maka seluruh anggota klub tersebut harus menjalani karantina selama 15 hari. (Baca juga: Balapan Virtual MotoGP Seri 4 Digelar Akhir Pekan, Rossi Hibur Penggemar )

Artinya, ini akan merusak Project Restart Serie A. Karena tuntutan Pemerintah dan CTS (komite ilmiah) terbukti terlalu banyak untuk ditangani oleh klub-klub Serie A, dan sangat mustahil bagi pihak-pihak Serie B. (Baca juga: Neville Sebut Guardiola Lebih Mungkin ke Italia Ketimbang Spanyol )

Ini berbeda dengan rancangan yang diberlakukan Bundesliga. Ya, mereka akan menerapkan langkah karantina terhadap pemain yang dinyatakan positif Covid-19 daripada mengarantina seluruh skuat tim.

Castellacci mengatakan jika pemerintah Italia dan FIGC benar-benar ingin Serie A kembali bergulir, maka mereka setidaknya harus mengadopsi aturan yang diberlakukan Bundesliga. "Sejauh ini yang paling dapat diterima," tutur Castellacci dikutip dsri Football Italia, Rabu (13/5/2020).

"Tidak apa-apa untuk mengunci semua pemain dan staf selama 15 hari, tetapi saya tidak berpikir mereka bisa menjauh dari keluarga selama dua setengah bulan. Belum lagi, saat mereka melakukan perjalanan untuk pertandingan tandang, kemungkinan bertemu seseorang yang menderita COVID-19 dan tidak ada gejala yang meningkat secara eksponensial. Jika itu terjadi, semuanya terhenti," sambungnya.

"Jadi saya harus bertanya pada diri sendiri, apakah mereka benar-benar ingin membiarkan sepak bola dilanjutkan atau mereka hanya ingin berhenti tanpa politisi langsung memesannya? ”
(sha)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1215 seconds (0.1#10.140)