Pramac Ducati Yakin Johann Zarco Tak Berani Berulah
loading...
A
A
A
BOLOGNA - Manajer Tim Pramac Ducati, Francesco Guidotti, menilai langkah timnya menggaet Johann Zarco menjadi pembalap mereka di MotoGP musim 2021 memang sangat tepat. Pasalnya, Guidotti percaya Zarco kini lebih dewasa usai sempat menjalani karier kurang mengenakan di MotoGP.
Sebagaimana diketahui, Zarco memang dipastikan bakal membela Tim Pramac Ducati di MotoGP 2021. Ya, manajemen Tim Pramac Ducati merekrutnya guna menggantikan peran Jack Miller yang membela tim pabrikan di musim depan.
Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024
Keputusan Tim Pramac Ducati merekrut Zarco sendiri memang sempat menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, pembalap berkebangsaan Prancis tersebut memang mengalami pasang-surut selama menjalani karier di kelas MotoGP.
Ya, Zarco memang sempat tampil begitu menawan ketika membela Tim Monster Yamaha Tech3 di MotoGP 2017 dan 2018. Akan tetapi Zarco juga pernah melewati masa-masa suram bersama Tim KTM Red Bull di MotoGP 2019, dan memilih memutus kontraknya ketika kejuaraan dunia masih berlangsung.
Sementara pada MotoGP 2020, Zarco pun mendapatkan kesempatan lagi dengan memperkuat Tim Reale Avintia Ducati. Kiprahnya bersama tim yang kini berganti nama menjadi Esponsorama Racing juga tak terlalu mengesankan dengan hanya finis di posisi ke-13 MotoGP 2020.
Meski begitu tidak lantas membuat Guidotti ragu merekrut Zarco ke Tim Pramac Ducati di MotoGP 2021. Bahkan, Guidotti menilai bahwa saat ini memang momen paling tepat bagi Tim Pramac Ducati merekrut Zarco, lantaran dinilai sudah menunjukkan banyak perubahan positif pada dirinya.
“Menurut saya, kami menggaet Johann pada momen ideal. Tadinya, ia pembalap yang tak tahu soal jati dirinya. Saya sempat mengobrol dengannya saat ia masih di Moto2, dan ia terkesan sebagai orang yang tak tahu dirinya yang sebenarnya,” jelas Guidotti, seperti dikutip dari GPOne, Rabu (13/1/2021).
“Belakangan, saya berjumpa lagi dengannya, dan ia lebih sadar soal siapa dirinya. Perpisahan dengan manajernya yang lama membuatnya menjalin hubungan lagi dengan keluarganya dan dunia yang ada di sekitarnya,” sambungnya.
“Johann telah menyadari bahwa dengan menyingkirkan manajernya sangat penting demi menjadi pembalap yang profesional. Selama dua tahun terakhir, ia menemukan solusi dan menyelesaikan semua masalah dengan tangannya sendiri.”
“Dia telah memutuskan pergi dari KTM, lalu menemukan jalan ke Ducati. Ia berjuang masuk tim pabrikan, tapi menerima kekalahan dengan sikap dewasa. Tekanan menjadi motivasi jika Anda punya kedewasaan seperti ini,” tuntas pria berkebangsaan Italia tersebut.
Sebagaimana diketahui, Zarco memang dipastikan bakal membela Tim Pramac Ducati di MotoGP 2021. Ya, manajemen Tim Pramac Ducati merekrutnya guna menggantikan peran Jack Miller yang membela tim pabrikan di musim depan.
Ikuti Survei SINDOnews: Mencari Calon Presiden 2024
Keputusan Tim Pramac Ducati merekrut Zarco sendiri memang sempat menimbulkan pertanyaan. Pasalnya, pembalap berkebangsaan Prancis tersebut memang mengalami pasang-surut selama menjalani karier di kelas MotoGP.
Ya, Zarco memang sempat tampil begitu menawan ketika membela Tim Monster Yamaha Tech3 di MotoGP 2017 dan 2018. Akan tetapi Zarco juga pernah melewati masa-masa suram bersama Tim KTM Red Bull di MotoGP 2019, dan memilih memutus kontraknya ketika kejuaraan dunia masih berlangsung.
Sementara pada MotoGP 2020, Zarco pun mendapatkan kesempatan lagi dengan memperkuat Tim Reale Avintia Ducati. Kiprahnya bersama tim yang kini berganti nama menjadi Esponsorama Racing juga tak terlalu mengesankan dengan hanya finis di posisi ke-13 MotoGP 2020.
Meski begitu tidak lantas membuat Guidotti ragu merekrut Zarco ke Tim Pramac Ducati di MotoGP 2021. Bahkan, Guidotti menilai bahwa saat ini memang momen paling tepat bagi Tim Pramac Ducati merekrut Zarco, lantaran dinilai sudah menunjukkan banyak perubahan positif pada dirinya.
“Menurut saya, kami menggaet Johann pada momen ideal. Tadinya, ia pembalap yang tak tahu soal jati dirinya. Saya sempat mengobrol dengannya saat ia masih di Moto2, dan ia terkesan sebagai orang yang tak tahu dirinya yang sebenarnya,” jelas Guidotti, seperti dikutip dari GPOne, Rabu (13/1/2021).
“Belakangan, saya berjumpa lagi dengannya, dan ia lebih sadar soal siapa dirinya. Perpisahan dengan manajernya yang lama membuatnya menjalin hubungan lagi dengan keluarganya dan dunia yang ada di sekitarnya,” sambungnya.
“Johann telah menyadari bahwa dengan menyingkirkan manajernya sangat penting demi menjadi pembalap yang profesional. Selama dua tahun terakhir, ia menemukan solusi dan menyelesaikan semua masalah dengan tangannya sendiri.”
“Dia telah memutuskan pergi dari KTM, lalu menemukan jalan ke Ducati. Ia berjuang masuk tim pabrikan, tapi menerima kekalahan dengan sikap dewasa. Tekanan menjadi motivasi jika Anda punya kedewasaan seperti ini,” tuntas pria berkebangsaan Italia tersebut.
(sha)