Mantan Atlet Dayung Nasional Jual Medali untuk Pengobatan Anak
loading...
A
A
A
JAMBI - Mantan atlet dayung nasional asal Jambi, Leni Haini, tengah menjadi sorotan. Sebab, Leni sempat berencana menjual medali-medali emasnya yang didapat dari kejuaraan nasional maupun internasional lantaran terhimpit masalah ekonomi.
Setelah lebih dari 10 tahun menghilang, nama Leni kembali muncul. Bukan karena prestasi yang ditoreh kembali, tetapi namanya mencuat lantaran penderitaan yang tengah ia alami.
Niat menjual medali emas itu muncul karena Leni tengah dihadapkan dengan masalah ekonomi. Ditambah lagi, putri bungsu Leni dari pernikahannya dengan Ikhsan, kini mengidap penyakit kulit xeroderma.
Lihat Foto: Persiapan PON XX, Atlet Dayung Banten LatihanRutin di Situ Cipondoh
Meski memiliki rencana tersebut, Leni belum melakukannya. Ibu dari tiga orang ini pun lebih memilih bekerja banting tulang guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan biaya berobat Habibah, putri bungsu Leni yang terkena penyakit kulit.
Leni kini membuka bank sampah dan membantu suaminya mengumpulkan sampah di area Danau Sipin. Sejak pagi hari hingga siang, Leni dan enam rekannya menaiki kapal kecil untuk mengumpulkan sampah di area Danau Sipi.
Meski pendapatannya jauh dari kata cukup, Leni terus menekuni profesinya saat ini dan lebih bersyukur. Selain pekerjaan tersebut, Leni juga diketahui membuka tempat mengajar pendidikan sekolah dayung bagi anak-anak kurang mampu di sekitar rumahnya.
Hal ini dilakukan Leni karena ingin membantu anak-anak di kampungnya agar terhindar dari bahaya narkoba. Mengingat, di daerah dia tinggal, yakni Pulau Pandan, Danau Sipin, terkenal sebagai tempat pengguna narkoba di Kota Jambi.
Leni Haini sendiri diketahui merupakan mantan atlet dayung nasional asal Jambi yang memiliki segudang prestasi. Dia pernah viral karena berencana menjual medali emasnya. Mantan atlet dayung ini berkecimpung di cabang olahraga tersebut saat masih berusia 13 tahun.
Prestasi yang dia torehkan pada 90-an membuat namanya dikenal di dunia olahraga. Tentu saja, pencapaian ini membuat kedua orangtuanya merasa bangga.
“Sejarah saya menjadi atlet, dulu kan orang tua tidak mampu menyekolahlan saya. Saya mencari sekolah. Dulu, ada ajang pencarian bakat untuk atlet dayung, saya ikut dan saya nomor 1,” tutur Leni kepada MNC Media , Senin (15/2/2021).
“Latihan enam bulan, saya unjuk prestasi setelah itu saya ikut Kejurnas Junior, saya dapat mendali perak. Itu mendali pertama saya,” lanjutnya.
Pada 2000, Leni pun memutuskan pulang ke daerah asalnya, tepatnya di Danau Sipin, Kota Jambi. Dia kemudian menikah dengan Ikhsan. Sejak itulah, Leni perlahan mulai melupakan dunia dayung dan vakum dari dunia yang mengharumkan namanya itu.
Kini, Leni membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk mengobati Habibah, anak bungsunya yang berusia 10 tahun. Habibah memerlukan biaya pengobatan. Setiap bulannya, Leni harus mencari dana Rp6 juta hanya untuk biaya berobat sang anak.
Setelah lebih dari 10 tahun menghilang, nama Leni kembali muncul. Bukan karena prestasi yang ditoreh kembali, tetapi namanya mencuat lantaran penderitaan yang tengah ia alami.
Niat menjual medali emas itu muncul karena Leni tengah dihadapkan dengan masalah ekonomi. Ditambah lagi, putri bungsu Leni dari pernikahannya dengan Ikhsan, kini mengidap penyakit kulit xeroderma.
Lihat Foto: Persiapan PON XX, Atlet Dayung Banten LatihanRutin di Situ Cipondoh
Meski memiliki rencana tersebut, Leni belum melakukannya. Ibu dari tiga orang ini pun lebih memilih bekerja banting tulang guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan biaya berobat Habibah, putri bungsu Leni yang terkena penyakit kulit.
Leni kini membuka bank sampah dan membantu suaminya mengumpulkan sampah di area Danau Sipin. Sejak pagi hari hingga siang, Leni dan enam rekannya menaiki kapal kecil untuk mengumpulkan sampah di area Danau Sipi.
Meski pendapatannya jauh dari kata cukup, Leni terus menekuni profesinya saat ini dan lebih bersyukur. Selain pekerjaan tersebut, Leni juga diketahui membuka tempat mengajar pendidikan sekolah dayung bagi anak-anak kurang mampu di sekitar rumahnya.
Hal ini dilakukan Leni karena ingin membantu anak-anak di kampungnya agar terhindar dari bahaya narkoba. Mengingat, di daerah dia tinggal, yakni Pulau Pandan, Danau Sipin, terkenal sebagai tempat pengguna narkoba di Kota Jambi.
Leni Haini sendiri diketahui merupakan mantan atlet dayung nasional asal Jambi yang memiliki segudang prestasi. Dia pernah viral karena berencana menjual medali emasnya. Mantan atlet dayung ini berkecimpung di cabang olahraga tersebut saat masih berusia 13 tahun.
Prestasi yang dia torehkan pada 90-an membuat namanya dikenal di dunia olahraga. Tentu saja, pencapaian ini membuat kedua orangtuanya merasa bangga.
“Sejarah saya menjadi atlet, dulu kan orang tua tidak mampu menyekolahlan saya. Saya mencari sekolah. Dulu, ada ajang pencarian bakat untuk atlet dayung, saya ikut dan saya nomor 1,” tutur Leni kepada MNC Media , Senin (15/2/2021).
“Latihan enam bulan, saya unjuk prestasi setelah itu saya ikut Kejurnas Junior, saya dapat mendali perak. Itu mendali pertama saya,” lanjutnya.
Pada 2000, Leni pun memutuskan pulang ke daerah asalnya, tepatnya di Danau Sipin, Kota Jambi. Dia kemudian menikah dengan Ikhsan. Sejak itulah, Leni perlahan mulai melupakan dunia dayung dan vakum dari dunia yang mengharumkan namanya itu.
Kini, Leni membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk mengobati Habibah, anak bungsunya yang berusia 10 tahun. Habibah memerlukan biaya pengobatan. Setiap bulannya, Leni harus mencari dana Rp6 juta hanya untuk biaya berobat sang anak.
(mirz)