Kemenpora Janji Ringankan Beban Mantan Atlet Dayung Leni Haini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan tanggapan mengenai kabar eks atlet dayung nasional asal Jambi, Leni Haini, yang harus menjual sejumlah medali demi menyambung hidup.
Niat menjual medali emas itu muncul karena Leni tengah dihadapkan dengan masalah ekonomi saat ini. Ditambah lagi, putri bungsu Leni dari pernikahannya dengan Ikhsan, yakni Habibatul, kini diketahui mengidap penyakit kulit xeroderma.
Baca Juga: Mantan Atlet Dayung Nasional Jual Medali untuk Pengobatan Anak
Sekadar diketahui, penyakit Epidermolysis Bullosa (EB) membuat kulit sang anak rapuh dan mudah terluka. Menanggapi hal itu, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, memastikan Leni Haini tak perlu melakukan hal tersebut.
Gatot mengatakan pemerintah tidak akan lepas tangan dan bakal membantu pengobatan Habibatul atau yang akrab disapa Habibah.
"Soal kesejahteraan atlet memang kami dilematis. Di satu sisi, sejauh ini hanya menggunakan anggaran sesuai rambu aturan yang ada supaya tidak jadi temuan, tapi bukan berarti kami tidak peduli. Ini kan hak mereka karena mereka pernah berkontribusi positif buat Merah Putih," ujar Gatot kepada awak media, Senin(15/2/2021).
"Saya sudah kontak Pak Budiman (Wakil Ketua Umum PODSI) dan kontak Dispora Jambi untuk sementara jadi perwakilan perpanjangan tangan kami. Tapi di sisi lain, beban sakit anak ibu Leni ini panjang. Dulu sudah pernah dibantu,”
"Kami peduli tapi sejauh mana akan kami lihat. Kami tidak menyerah. Kami akan koordinasi dengan pihak tertentu. Meski aturan tidak memungkinkan, masa kami tidak bisa saweran. Kami pernah menangani kasus yang sama saat membantu mantan atlet angkat besi dan voli," jelas Gatot.
Lihat Foto: Persiapan PON XX, Atlet Dayung Banten Berlatih Rutin di Situ Cipondoh
Meski memiliki rencana tersebut (menjual medali), Leni belum melakukannya. Ibu dari tiga orang ini pun lebih memilih bekerja banting tulang guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan biaya berobat Habibah, putri bungsu Leni yang terkena penyakit kulit. Leni kini membuka bank sampah dan membantu suaminya mengumpulkan sampah di area Danau Sipin.
Meski pendapatannya jauh dari kata cukup, Leni terus menekuni profesinya saat ini dan lebih bersyukur. Selain pekerjaan tersebut, Leni juga diketahui membuka tempat mengajar pendidikan sekolah dayung bagi anak-anak kurang mampu di sekitar rumahnya.
Hal ini dilakukan Leni karena ingin membantu anak-anak di kampungnya agar terhindar dari bahaya narkoba. Mengingat, di daerah dia tinggal, yakni Pulau Pandan, Danau Sipin, terkenal sebagai tempat pengguna narkoba di Kota Jambi.
Leni Haini sendiri diketahui merupakan mantan atlet dayung nasional asal Jambi yang memiliki segudang prestasi. Mantan atlet dayung ini berkecimpung di cabang olahraga tersebut saat masih berusia 13 tahun.
Lihat Juga: Deputi Kemenpora Raden Isnanta: Melalui HSP 2024, Sinergi dan Kolaborasi Harus Terwujud untuk Indonesia Raya
Niat menjual medali emas itu muncul karena Leni tengah dihadapkan dengan masalah ekonomi saat ini. Ditambah lagi, putri bungsu Leni dari pernikahannya dengan Ikhsan, yakni Habibatul, kini diketahui mengidap penyakit kulit xeroderma.
Baca Juga: Mantan Atlet Dayung Nasional Jual Medali untuk Pengobatan Anak
Sekadar diketahui, penyakit Epidermolysis Bullosa (EB) membuat kulit sang anak rapuh dan mudah terluka. Menanggapi hal itu, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto, memastikan Leni Haini tak perlu melakukan hal tersebut.
Gatot mengatakan pemerintah tidak akan lepas tangan dan bakal membantu pengobatan Habibatul atau yang akrab disapa Habibah.
"Soal kesejahteraan atlet memang kami dilematis. Di satu sisi, sejauh ini hanya menggunakan anggaran sesuai rambu aturan yang ada supaya tidak jadi temuan, tapi bukan berarti kami tidak peduli. Ini kan hak mereka karena mereka pernah berkontribusi positif buat Merah Putih," ujar Gatot kepada awak media, Senin(15/2/2021).
"Saya sudah kontak Pak Budiman (Wakil Ketua Umum PODSI) dan kontak Dispora Jambi untuk sementara jadi perwakilan perpanjangan tangan kami. Tapi di sisi lain, beban sakit anak ibu Leni ini panjang. Dulu sudah pernah dibantu,”
"Kami peduli tapi sejauh mana akan kami lihat. Kami tidak menyerah. Kami akan koordinasi dengan pihak tertentu. Meski aturan tidak memungkinkan, masa kami tidak bisa saweran. Kami pernah menangani kasus yang sama saat membantu mantan atlet angkat besi dan voli," jelas Gatot.
Lihat Foto: Persiapan PON XX, Atlet Dayung Banten Berlatih Rutin di Situ Cipondoh
Meski memiliki rencana tersebut (menjual medali), Leni belum melakukannya. Ibu dari tiga orang ini pun lebih memilih bekerja banting tulang guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan biaya berobat Habibah, putri bungsu Leni yang terkena penyakit kulit. Leni kini membuka bank sampah dan membantu suaminya mengumpulkan sampah di area Danau Sipin.
Meski pendapatannya jauh dari kata cukup, Leni terus menekuni profesinya saat ini dan lebih bersyukur. Selain pekerjaan tersebut, Leni juga diketahui membuka tempat mengajar pendidikan sekolah dayung bagi anak-anak kurang mampu di sekitar rumahnya.
Hal ini dilakukan Leni karena ingin membantu anak-anak di kampungnya agar terhindar dari bahaya narkoba. Mengingat, di daerah dia tinggal, yakni Pulau Pandan, Danau Sipin, terkenal sebagai tempat pengguna narkoba di Kota Jambi.
Leni Haini sendiri diketahui merupakan mantan atlet dayung nasional asal Jambi yang memiliki segudang prestasi. Mantan atlet dayung ini berkecimpung di cabang olahraga tersebut saat masih berusia 13 tahun.
Lihat Juga: Deputi Kemenpora Raden Isnanta: Melalui HSP 2024, Sinergi dan Kolaborasi Harus Terwujud untuk Indonesia Raya
(mirz)