Kisah Arief Ramadhani Jadi Pelatih di Yao Ming Foundation
loading...
A
A
A
JAKARTA - Arief Ramadhani sangat antusias ketika menceritakan pengalamannya saat bertemu langsung dengan bintang basket NBA asal China, Yao Ming. Pertemuan itu bermula ketika dia bekerja sebagai konsultan Business Management Boeing di Kota Shanghai pada 2011.
Dari situlah Danny Duck panggilan akrab Arief bertemu pebasket idolanya yang pernah membela Houston Rockets pada 2002-2010. Yang paling istimewa adalah saat dia melamar menjadi volunteer pelatih basket di Yao Ming Foundation.
"Saat saya di Shanghai, salah satu rekan kerja lokal yang juga suka bermain basket bersama saya, memberikan info kepada saya untuk menjadi volunteer pelatih basket di Yao Ming Foundation. Lewat bantuannya saya melamar menjadi salah satu volunteer pelatih Yao Ming Foundation di district Shanghai dan berhasil lulus tes menjadi staf pelatih di sana," kenang Danny Duck dalam keterangan persnya, Senin (26/4/2021).
BACA JUGA: Insiden Berkerumun Usai Persija Juara Piala Menpora, The Jakmania Sampaikan Permintaan Maaf
"Mungkin yang membuat saya senang dan berkesan, saya adalah orang Indonesia pertama yang dipercaya dan ditunjuk langsung oleh Yao Ming Saya sebagai "Youth Development Program Manager" selama hampir 3 tahun lamanya (2013-2016), sebelum akhirnya saya kembali lagi ke Indonesia di tahun 2016," tambah Danny Duck yang juga aktif sebagai Sekjen di Komunitas Manusia Basket Indonesia (MBI).
Lebih lanjut, Danny Duck menjelaskan program Yao Ming Foundation ini merupakan gagasan Yao Ming langsung untuk mengenalkan olahraga basket di China, khususnya pada usia dini mulai dari usia 8-16 tahun. Pria berusia 52 tahun itu mengatakan, selama bekerja sebagai pelatih, tidak ada latihan game. Yang ada, tambah Danny Duck, hanyalah latihan dasar.
BACA JUGA: Oknum Fans Persija dan Persib Bikin Ulah, PSSI Minta Maaf
"Di negeri asalnya Yao Ming sangat dihormati dan menjadi salah satu pahlawan olahraga China yang sangat dikagumi mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. Yao Ming Foundation ada diseluruh provinsi China, saya melatih di district Shanghai setiap Sabtu Minggu (2 kali selama 1 bulan) dengan modul kepelatihan yang telah disusun oleh tim kepelatihan Yao Ming. Tidak ada latihan game, yang ada hanya latihan dasar, mulai dari passing, dribling, shooting dan fisik. Saya ditunjuk untuk melatih kelompok umur 12-16 putra putri, walau sesekali juga bersama staf pelatih lainnya melatih anak-anak usia dibawah 10 tahun."
Kenangan menjadi pelatih di Yao Ming Foundation sangat membekas dalam dirinya. Mulai dari persoalan bahasa, jarak tempat latihan yang lumayan jauh di mana Danny Duck harus menempuh, (4 kali transit Subway), termasuk juga harus berkorban membagi waktu luang dengan keluarganya. Meski begitu, dia menjalaninya dengan senang.
Dari situlah Danny Duck panggilan akrab Arief bertemu pebasket idolanya yang pernah membela Houston Rockets pada 2002-2010. Yang paling istimewa adalah saat dia melamar menjadi volunteer pelatih basket di Yao Ming Foundation.
"Saat saya di Shanghai, salah satu rekan kerja lokal yang juga suka bermain basket bersama saya, memberikan info kepada saya untuk menjadi volunteer pelatih basket di Yao Ming Foundation. Lewat bantuannya saya melamar menjadi salah satu volunteer pelatih Yao Ming Foundation di district Shanghai dan berhasil lulus tes menjadi staf pelatih di sana," kenang Danny Duck dalam keterangan persnya, Senin (26/4/2021).
BACA JUGA: Insiden Berkerumun Usai Persija Juara Piala Menpora, The Jakmania Sampaikan Permintaan Maaf
"Mungkin yang membuat saya senang dan berkesan, saya adalah orang Indonesia pertama yang dipercaya dan ditunjuk langsung oleh Yao Ming Saya sebagai "Youth Development Program Manager" selama hampir 3 tahun lamanya (2013-2016), sebelum akhirnya saya kembali lagi ke Indonesia di tahun 2016," tambah Danny Duck yang juga aktif sebagai Sekjen di Komunitas Manusia Basket Indonesia (MBI).
Lebih lanjut, Danny Duck menjelaskan program Yao Ming Foundation ini merupakan gagasan Yao Ming langsung untuk mengenalkan olahraga basket di China, khususnya pada usia dini mulai dari usia 8-16 tahun. Pria berusia 52 tahun itu mengatakan, selama bekerja sebagai pelatih, tidak ada latihan game. Yang ada, tambah Danny Duck, hanyalah latihan dasar.
BACA JUGA: Oknum Fans Persija dan Persib Bikin Ulah, PSSI Minta Maaf
"Di negeri asalnya Yao Ming sangat dihormati dan menjadi salah satu pahlawan olahraga China yang sangat dikagumi mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. Yao Ming Foundation ada diseluruh provinsi China, saya melatih di district Shanghai setiap Sabtu Minggu (2 kali selama 1 bulan) dengan modul kepelatihan yang telah disusun oleh tim kepelatihan Yao Ming. Tidak ada latihan game, yang ada hanya latihan dasar, mulai dari passing, dribling, shooting dan fisik. Saya ditunjuk untuk melatih kelompok umur 12-16 putra putri, walau sesekali juga bersama staf pelatih lainnya melatih anak-anak usia dibawah 10 tahun."
Kenangan menjadi pelatih di Yao Ming Foundation sangat membekas dalam dirinya. Mulai dari persoalan bahasa, jarak tempat latihan yang lumayan jauh di mana Danny Duck harus menempuh, (4 kali transit Subway), termasuk juga harus berkorban membagi waktu luang dengan keluarganya. Meski begitu, dia menjalaninya dengan senang.